Bermuatan Kampanye Pro China, Ribuan Akun Facebook Diblokir Meta
loading...
A
A
A
BEIJING - Raksasa teknologi Meta mengumumkan bahwa mereka telah memblokir sekitar 7.700 akun, 954 halaman, dan 15 grup Facebook yang pro terhadap China.
Ini dilakukan setelah serangan terhadap sebuah organisasi non-pemerintah akhir tahun lalu.
Seperti dilansir dari Mint, Kamis (31/8/2023), Meta menyebut jaringan ini menargetkan banyak wilayah di seluruh dunia termasuk Taiwan, Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan Jepang untuk menggemakan kampanye pro China dan memprotes kebijakan Barat.
Investigasi yang dilakukan Meta kemudian menemukan adanya hubungan antara jaringan pro tersebut dengan kampanye pengaruh sebelumnya yang disebut ‘spamouflage’. Yang mana diungkap, kampanye telah meniru operasi yang dilakukan Rusia.
"Ini adalah penghapusan jaringan terbesar yang pernah kami lakukan. Ketika Anda menggabungkannya dengan semua aktivitas yang kami lakukan di internet, kami menyimpulkan bahwa ini adalah kampanye rahasia terbesar yang kami ketahui saat ini," kata perwakilan Meta, Ben Nimmo.
Laporan New York Times mencatat, pesan-pesan kebencian terhadap Barat ditujukan kepada khalayak luas dan menggunakan berbagai bahasa termasuk Rusia, Prancis, Jerman, Korea, Thailand, dan Welsh. Meta juga mengatakan selain akun Facebook, sebanyak 15 akun Instagram juga diblokir.
Pejabat Meta percaya jaringan Spamouglage telah menjadi operasi pengaruh lintas platform terbesar hingga saat ini, hadir di lebih dari 50 platform dan forum seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan X yang sebelumnya bernama Twitter.
Meta mengatakan jaringan 'Spamouflage' pertama kali mulai memposting di platform besar, tetapi aktivitas baru-baru ini menunjukkan bahwa jaringan tersebut telah memperluas jejaknya hingga mencakup platform yang lebih kecil seperti Medium, Reddit, Quora, dan Vimeo.
Pejabat Meta juga menetapkan bahwa sejumlah besar akun dijalankan dari lokasi dengan infrastruktur digital bersama seperti kantor dan dioperasikan dengan pola shift yang jelas dengan istirahat makan siang dan makan malam, yang artinya semua terstruktur dan telah direncanakan.
Ini dilakukan setelah serangan terhadap sebuah organisasi non-pemerintah akhir tahun lalu.
Seperti dilansir dari Mint, Kamis (31/8/2023), Meta menyebut jaringan ini menargetkan banyak wilayah di seluruh dunia termasuk Taiwan, Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan Jepang untuk menggemakan kampanye pro China dan memprotes kebijakan Barat.
Investigasi yang dilakukan Meta kemudian menemukan adanya hubungan antara jaringan pro tersebut dengan kampanye pengaruh sebelumnya yang disebut ‘spamouflage’. Yang mana diungkap, kampanye telah meniru operasi yang dilakukan Rusia.
"Ini adalah penghapusan jaringan terbesar yang pernah kami lakukan. Ketika Anda menggabungkannya dengan semua aktivitas yang kami lakukan di internet, kami menyimpulkan bahwa ini adalah kampanye rahasia terbesar yang kami ketahui saat ini," kata perwakilan Meta, Ben Nimmo.
Laporan New York Times mencatat, pesan-pesan kebencian terhadap Barat ditujukan kepada khalayak luas dan menggunakan berbagai bahasa termasuk Rusia, Prancis, Jerman, Korea, Thailand, dan Welsh. Meta juga mengatakan selain akun Facebook, sebanyak 15 akun Instagram juga diblokir.
Pejabat Meta percaya jaringan Spamouglage telah menjadi operasi pengaruh lintas platform terbesar hingga saat ini, hadir di lebih dari 50 platform dan forum seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan X yang sebelumnya bernama Twitter.
Meta mengatakan jaringan 'Spamouflage' pertama kali mulai memposting di platform besar, tetapi aktivitas baru-baru ini menunjukkan bahwa jaringan tersebut telah memperluas jejaknya hingga mencakup platform yang lebih kecil seperti Medium, Reddit, Quora, dan Vimeo.
Pejabat Meta juga menetapkan bahwa sejumlah besar akun dijalankan dari lokasi dengan infrastruktur digital bersama seperti kantor dan dioperasikan dengan pola shift yang jelas dengan istirahat makan siang dan makan malam, yang artinya semua terstruktur dan telah direncanakan.
(wbs)