34 Juta Data Paspor WNI Dibobol, Ini 4 Risiko Terburuknya!

Rabu, 05 Juli 2023 - 21:58 WIB
loading...
34 Juta Data Paspor WNI Dibobol, Ini 4 Risiko Terburuknya!
35 Juta Data Paspor WNI dibobol. FOTO/ TV
A A A
JAKARTA - Terjadi lagi pembobolan data, kali kasus kebocoran yang melibatkan 34 juta data paspor yang dijual bebas di situs Dark Web.

BACA JUGA - 35 Juta Data Paspor WNI Bocor dan Dijual Rp150 Juta, Warganet: Murah Banget!

Bahkan disebut-sebut dijual senilai Rp150 juta, hal ini pun menghebohkan masyarakat.

Informasi kebocoran tersebut dilaporkan oleh pengamat ruang digital Teguh Aprianto. Ia mengatakan, data yang bocor mencakup nomor paspor, tanggal berlaku, nama lengkap, tanggal lahir, hingga jenis kelamin.

"Buat yang udah pada punya paspor, selamat karena 34 juta data paspor baru aja dibocorkan dan diperjualbelikan. Di portal tersebut pelaku juga memberikan sempel sebanyak 1 juta data," kata Teguh di Twitter dengan akun @secgron.

Lantas apa dampaknya jika terjadi kebocoran pada data khususnya paspor? Dilansir dari laman Money, berikut risikonya:

1. Pencurian Identitas

Setelah data pribadi Anda dilanggar, data tersebut dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Terkadang, penyerang ransomware akan membiarkan data tetap di tempatnya tetapi mengenkripsinya dan meminta uang tebusan untuk memulihkannya.

Informasi dapat dicuri sebagai bagian dari serangan yang ditargetkan untuk digunakan sehubungan dengan penipuan terencana, atau dapat dijual kepada penawar tertinggi di web gelap (dark web).

2. Kerugian finansial

Meskipun pencurian identitas sering dilakukan untuk berbagai jenis penipuan keuangan,, pelanggaran data juga dapat menyebabkan kerugian finansial secara langsung.

Pembobol dengan nomor kartu kredit atau informasi rekening bank curiannya itu, dapat menggunakan data tersebut untuk melakukan pembelian, mentransfer uang, atau menarik uang tunai dari ATM.

3. Konsekuensi hukum

Pembobolan data dapat memiliki konsekuensi hukum secara signifikan bagi organisasi yang gagal mencegahnya. Mengekspos data pelanggan dapat mengakibatkan tuntutan hukum, tetapi tanggung jawab hukum juga dapat mencakup denda dan biaya, beberapa di antaranya bisa sangat mahal.

Misalnya sebagai contoh, setelah Equifax mengungkapkan pelanggaran data pada tahun 2017 yang memengaruhi 147 juta orang, Equifax harus membayar hingga USD700 juta sebagai bagian dari penyelesaian besar-besaran .

4. Risiko keamanan siber

Meskipun pelanggaran data seringkali merupakan akibat dari risiko keamanan dunia maya, penipu bahkan dapat menggunakan data yang relatif tidak berbahaya seperti nama lengkap Anda untuk melakukan kejahatan tambahan. .

Nama, tanggal lahir, peringatan, alamat, dan nomor telepon semuanya dapat disatukan untuk mendapatkan akses tidak sah ke data Anda atau menyamar sebagai Anda.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1553 seconds (0.1#10.140)