Profil Kelompok Hacker Anonymous Sudan yang Melakukan Serangan DDoS ke Microsoft

Rabu, 21 Juni 2023 - 11:55 WIB
loading...
Profil Kelompok Hacker Anonymous Sudan yang Melakukan Serangan DDoS ke Microsoft
Anonymous Sudan disebut-sebut memiliki hubungan dengan hacker Rusia. Foto: Tangkapan Layar
A A A
JAKARTA - Microsoft mengakui bahwa mereka mendapat serangkaian serangan DDoS dari hacker yang mengklaim bernama Storm-1359 atau Anonymous Sudan . Dampak serangan itu terbilang masif. Sebab, situs dan layanan Azure, Outlook, dan OneDrive milik Microsoft sempat bermasalah berturut-turut pada 7 Juni hingga 9 Juni 2023.

Grup ini juga bertanggung jawab atas banyak serangan DDoS dan pembocoran data curian dari lembaga pemerintah di seluruh dunia. Siapakah orang-orang ini? Mereka berasal dari mana?

Apa Itu Serangan DDoS?

Serangan DDoS mengacu pada Serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS). Peretas membombardir server dengan lalu lintas “internet sampah” untuk mencegah akses pengguna.

Platform perpesanan Telegram, situs manajemen kode GitHub, dan penyedia jaringan Dyn semuanya menghadapi serangan serupa dalam 10 tahun terakhir.

Dalam kasus Microsoft, Anonymous Sudan menggunakan infrastruktur cloud sewaan dan jaringan pribadi virtual untuk membanjiri server Microsoft dengan apa yang disebut botnet komputer zombie di seluruh dunia.

Siapa Anonymous Sudan?

Group Manager Check Point Research Sergey Shykevich mengatakan, grup hacker Anonymous Sudan muncul awal 2023. Mereka terkenal “caper” dalam melakukan serangan terhadap mereka yang anti-Rusia juga target-target yang dianggap relevan dengan agenda agama mereka.

“Mereka ini kumpulan hacker dari berasal dari banyak tempat dan beragam idiologi lantas bersatu untuk melumpuhkan website. Serangan mereka terjadi hampir setiap pekan di berbagai negara. Targetnya adalah situs web pemerintah, bank, perusahaan besar, bandara, perusahaan telekomunikasi, dan banyak lagi,” ungkap Sergey.

Dalam beberapa bulan terakhir, grup ini sangat aktif di Telegram uniknya sengaja memberikan peringatan sebelum menyerang. “Termasuk memberikan tanggal tertentu kapan serangan dilakukan,” katanya.

Meski demikian, Sergey menyebut bahwa serangan DDoS bukan peretasan. “Artinya tidak ada pelanggaran (pencurian data). Dampaknya, situs atau platform yang diserang tidak dapat dijangkau untuk jangka waktu tertentu,” ungkap Sergey.

Namun, ia menyebut bahwa DDoS bukan serangan canggih. “Karena dapat dilakukan oleh siapa saja yang dapat memperoleh akses ke alat yang memungkinkan banyak permintaan ke satu situs web (seperti peternakan bot),” bebernya.



Sergey mengakui bahwa Anonymous Sudan menjadi terkenal karena bisa menggunakan alat DDOS yang sangat kuat. ”Mereka terhubung dengan grup hacker Rusia yang saat ini memanfaatkan alat tersebut. Para peretas ini menganalisis lebar pita, kapasitas, dari situs web yang mereka targetkan dengan mengirimkan sejumlah permintaan pada saat yang sama, dan mereka meningkatkannya ke titik sampai akhirnya web tersebut lumpuh,” ujarSergeylagi.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3761 seconds (0.1#10.140)