Spesifikasi Standar dan Harga Kamera VAR, Peralatan Penting dalam Pertandingan Sepak Bola

JAKARTA - Peran kamera Video Assistant Referee (VAR) sangat penting dalam pertandingan sepak bola. Perangkat ini dapat membantu wasit dalam mengambil keputusan secara tepat pada saat krusial.

Teknologi VAR ini telah diterapkan dalam beberapa ajang sepak bola internasional, termasuk pentas Piala Dunia. Kamera VAR biasanya berada pada titik-titik tertentu dalam stadion untuk merekam setiap kejadian di lapangan.

Wasit di lapangan akan dibantu oleh satu orang VAR dan tiga asisten VAR di ruangan khusus bernama Video Operation Room. Mereka akan mengawasi 33 kamera yang terpasang dengan 12 di antaranya punya kemampuan super slowmotion dan empat ultra slowmotion.



Dua kamera ultra slow ditempatkan di bagian belakang gawang, sementara dua lainnya mengawasi area offside. Lantas seperti apa spesifikasi kamera VAR ini?

Mengutip dari laman Slomo.tv, Senin (22/5/2023), sebelumnya kamera IP digunakan untuk VAR karena biaya yang rendah dan rangkaian produk yang luas. Kamera ini bisa terhubung dengan kabel twisted-pair standar.

Namun, belakangan kamera ini sudah jarang digunakan dalam video referee. Hal ini dikarenakan kamera IP tidak sinkron. Transmisi video melalui IP membuat tugas sinkronisasi aliran video sulit diterapkan.

Untuk itu, kamera ini kurang cocok untuk menganalisis momen yang berkaitan dengan waktu atau penentuan posisi objek pada titik waktu tertentu. Harganya yang lebih murah menyebabkan kamera mengeluarkan aliran video terkompresi dengan bitrate rendah. Lalu bagaimana syarat standar kamera VAR?



Sampai saat ini yang paling cocok untuk video refereeing adalah kamera yang mengeluarkan sinyal video tidak terkompresi secara real time. Jadi sebagian besar sistem VAR saat ini menggunakan kamera dengan output SDI.

Ada beberapa hal penting dari kamera SDI. Pertama, kamera harus menyediakan soal sudut pandang yang dibutuhkan yang dibekali kontrol zoom dan fokus.

Kamera ini ada yang tersedia dengan harga murah, tapi tanpa lensa bawaan. Kemampuannya jelas lebih sederhana.

Sementara kamera yang dipasang di bawah atap arena untuk tampilan over-the-goal membutuhkan lensa zoom bawaan dengan dukungan kendali jarak jauh. Kamera SDI yang digunakan juga harus mampu beroperasi di stadion yang terkadang minim cahaya.



Tak heran, kebanyakan kamera SDI untuk video refereeing menggunakan shutter speed yang sensitif. Kecepatan rananya 1/100, 1/200, dan 1/500 tanpa algoritme Dynamic Noise Reduction yang dapat menyebabkan kesalahan visual.

Selain SDI, kamera PTZ juga cukup bagus untuk digunakan dalam sistem VAR. Pasalnya kamera PTZ punya lensa yang dapat dikontrol dan seringkali dibuat tahan air. Meski agak mahal, PTZ cocok untuk refereeing.

Hal yang agak sedikit berbeda pada kamera Super Slow Motion (SSM). Kamera ini butuh server yang lebih bertenaga dengan banyak saluran perekaman, prosesor lebih baik, dan kapasitas penyimpanan yang besar.

Untuk soal harga kamera VAR ini tergantung dengan kualitasnya. Diketahui kamera VAR dengan harga murah pernah dipakai dalam Liga 3 tahun 2022. Harga satu set diperkirakan sekitar Rp100 jutaan.

Sementara itu ada juga kamera VAR dengan harga mencapai Rp9,8 miliar. Tentunya biaya yang begitu tinggi menghasilkan kinerja sistem yang lebih baik.