Eropa Desak Apple Tidak Membatasi Kecepatan Pengisian Daya
loading...
A
A
A
BERLIN - Uni Eropa keberatan jika Apple tidak membatasi kecepatan pengisian daya kabel USB Type-C yang tidak bersertifikat.
Langkah ini dilakukan Uni Eropa lantaran adanya rumor yang beredar bahwa perusahaan yang berbasis di Cupertino tersebut bakal membatasi kecepatan pengisian daya dan transfer data USB-C non-MFi.
Sertifikasi MFi (Made For iPhone) ini merupakan standar dari Apple agar suatu produk dapat bekerja maksimal pada perangkat buatan mereka.
Seorang leaker kenamaan, ShrimpApplePro pada Februari lalu mengatakan bahwa perusahaan Apple berencana untuk menurunkan kemampuan charge ponsel dengan kabel USB-C tanpa sertifikasi.
Hal itu disampaikannya melalui cuitan di akun Twitter miliknya.
Kabar itu cukup masuk akal karena Apple telah lama memiliki chip iPhone yang mampu mendeteksi suatu aksesori bersertifikasi MFi atau tidak.
Kemudian sebulan setelahnya, seorang analis Apple, Ming-Chi Kuo juga sempat menyebutkan bahwa Apple sedang mengoptimalkan kinerja pengisian cepat pengisi daya MFi untuk iPhone 15.
Sebenarnya tidak ada pernyataan dari Apple bahwa mereka akan menurunkan atau membatasi kecepatan pengisian daya non-MFi.
Namun asumsi yang beredar di publik membuat sejumlah pengguna khawatir pembatasan tersebut akan menjadi kenyataan.
Sadar akan rumor dan spekulasi yang beredar, Uni Eropa melalui Komisaris Thierry Breton dilaporkan telah melayangkan surat kepada Apple.
Isi surat itu memperingatkan perusahaan bahwa mereka tidak diizinkan membatasi fungsi kabel USB Type-C.
Apabila Apple tidak memenuhi syarat tersebut, maka dengan sangat terpaksa produk iPhone perusahaan tidak dapat lagi dijual di Uni Eropa saat undang-undang terbaru berlaku mulai 2024.
Namun berdasarkan klaim dari ShrimpApplePro, Apple telah memproduksi secara massal kabel USB Type-C bersertifikat MFi berkat kerja sama dengan Foxconn.
Mereka pun masih memiliki waktu hingga akhir 2024 untuk memperbanyak kabel MFi demi mengurangi produk non-sertifikasi.
Langkah ini dilakukan Uni Eropa lantaran adanya rumor yang beredar bahwa perusahaan yang berbasis di Cupertino tersebut bakal membatasi kecepatan pengisian daya dan transfer data USB-C non-MFi.
Sertifikasi MFi (Made For iPhone) ini merupakan standar dari Apple agar suatu produk dapat bekerja maksimal pada perangkat buatan mereka.
Seorang leaker kenamaan, ShrimpApplePro pada Februari lalu mengatakan bahwa perusahaan Apple berencana untuk menurunkan kemampuan charge ponsel dengan kabel USB-C tanpa sertifikasi.
Hal itu disampaikannya melalui cuitan di akun Twitter miliknya.
Kabar itu cukup masuk akal karena Apple telah lama memiliki chip iPhone yang mampu mendeteksi suatu aksesori bersertifikasi MFi atau tidak.
Kemudian sebulan setelahnya, seorang analis Apple, Ming-Chi Kuo juga sempat menyebutkan bahwa Apple sedang mengoptimalkan kinerja pengisian cepat pengisi daya MFi untuk iPhone 15.
Sebenarnya tidak ada pernyataan dari Apple bahwa mereka akan menurunkan atau membatasi kecepatan pengisian daya non-MFi.
Namun asumsi yang beredar di publik membuat sejumlah pengguna khawatir pembatasan tersebut akan menjadi kenyataan.
Sadar akan rumor dan spekulasi yang beredar, Uni Eropa melalui Komisaris Thierry Breton dilaporkan telah melayangkan surat kepada Apple.
Isi surat itu memperingatkan perusahaan bahwa mereka tidak diizinkan membatasi fungsi kabel USB Type-C.
Apabila Apple tidak memenuhi syarat tersebut, maka dengan sangat terpaksa produk iPhone perusahaan tidak dapat lagi dijual di Uni Eropa saat undang-undang terbaru berlaku mulai 2024.
Namun berdasarkan klaim dari ShrimpApplePro, Apple telah memproduksi secara massal kabel USB Type-C bersertifikat MFi berkat kerja sama dengan Foxconn.
Mereka pun masih memiliki waktu hingga akhir 2024 untuk memperbanyak kabel MFi demi mengurangi produk non-sertifikasi.
(wbs)