Langgar Aturan Pengumpulan Data, Italia Larang Chatbot dan Blokir OpenAI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Italia resmi melarang chatbot kecerdasan buatan ChatGPT. Mereka juga tengah menyelidiki perusahaan di balik chatbot, karena diduga melanggar aturan pengumpulan data.
Dilansir dari Washington Post, Badan Perlindungan Data Italia mengatakan, bahwa pada hari Jumat mereka akan memblokir OpenAI, perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat.
Perusahaan itu diduga telah mengumpulkan data pengguna Italia tanpa mematuhi undang-undang privasi data Uni Eropa. Mereka juga menduga, perusahaan yang didanai Microsoft itu telah gagal memverifikasi usia penggunanya.
Dirilis oleh OpenAI, pada bulan November, ChatGPT menggunakan kecerdasan buatan untuk melakukan percakapan yang sangat mirip manusia pada topik-topik yang kompleks.
Chatbot, yang tersedia secara online gratis, telah meledak popularitasnya di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir. Orang-orang mengajukan pertanyaan kepada AI dalam format pesan dan AI menjawabnya.
Para pengguna chatbot telah menggunakan aplikasi ini untuk menulis lirik lagu, adegan komedi situasi, dan berita utama. Namun, hal ini dinilai menimbulkan sejumlah masalah etika, termasuk seputar plagiarism dan disinformasi.
ChatGPT menggunakan algoritme untuk mengambil volume teks dari internet. OpenAI juga mempekerjakan pelatih AI manusia untuk berbicara dengan model dan memperkuat gaya percakapan seperti manusia.
Yang menyedihkan, chatbot yang harusnya diperuntukkan bagi pengguna berusia di atas 13 tahun tidak melakukan mekanisme verifikasi data dan membuat anak-anak menerima respons yang sama sekali tidak sesuai usia mereka.
Dilansir dari Washington Post, Badan Perlindungan Data Italia mengatakan, bahwa pada hari Jumat mereka akan memblokir OpenAI, perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat.
Perusahaan itu diduga telah mengumpulkan data pengguna Italia tanpa mematuhi undang-undang privasi data Uni Eropa. Mereka juga menduga, perusahaan yang didanai Microsoft itu telah gagal memverifikasi usia penggunanya.
Dirilis oleh OpenAI, pada bulan November, ChatGPT menggunakan kecerdasan buatan untuk melakukan percakapan yang sangat mirip manusia pada topik-topik yang kompleks.
Chatbot, yang tersedia secara online gratis, telah meledak popularitasnya di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir. Orang-orang mengajukan pertanyaan kepada AI dalam format pesan dan AI menjawabnya.
Para pengguna chatbot telah menggunakan aplikasi ini untuk menulis lirik lagu, adegan komedi situasi, dan berita utama. Namun, hal ini dinilai menimbulkan sejumlah masalah etika, termasuk seputar plagiarism dan disinformasi.
ChatGPT menggunakan algoritme untuk mengambil volume teks dari internet. OpenAI juga mempekerjakan pelatih AI manusia untuk berbicara dengan model dan memperkuat gaya percakapan seperti manusia.
Yang menyedihkan, chatbot yang harusnya diperuntukkan bagi pengguna berusia di atas 13 tahun tidak melakukan mekanisme verifikasi data dan membuat anak-anak menerima respons yang sama sekali tidak sesuai usia mereka.
(san)