5 Tren Digitalisasi HR yang Diprediksi Akan Populer di 2023
loading...
A
A
A
Selain itu, teknologi seperti HR Helpdesk menyediakan satu wadah dimana karyawan bisa secara praktis bertanya dan mengecek dengan HR mengenai hal-hal terkait administrasi kepegawaian.
4. Fleksibilitas kerja untuk mempertajam agilitas bisnis
Pandemi menyadarkan perusahaan bahwa fleksibilitas kerja berdampak positif bagi agilitas bisnis, atau kecepatan perusahaan untuk beradaptasi pada perubahan pasar.
Kini, banyak perusahaan menerapkan hybrid work supaya perusahaan dan karyawan tidak lagi terbelenggu oleh kantor fisik untuk mengoperasikan bisnis.
Fleksibilitas kerja menuntut HR untuk memanfaatkan teknologi agar tetap bisa menjalankan proses kepegawaian, seperti absensi, secara remote. Bahkan, perusahaan-perusahaan di industri tradisional seperti manufaktur dan pertambangan turut mengadopsi absensi virtual agar karyawan mereka bisa clock in dan clock out langsung dari lapangan.
5. Kepatuhan terhadap kewajiban kerja
Teknologi menghadirkan sistem yang memudahkan HR dan karyawan untuk saling menjalankan kewajiban, termasuk yang bersifat administratif seperti absensi dan timesheet.
Kedepannya, teknologi mutakhir seperti AI akan memudahkan karyawan untuk memenuhi berbagai kewajiban kantor. Contohnya, sistem absensi virtual yaitu liveness validation menggunakan teknologi facial recognition untuk mencocokan foto selfie wajah yang diambil karyawan saat clock in dengan foto yang tersimpan di database HR. Dengan demikian, HR dapat memastikan bahwa karyawan yang bersangkutan benar-benar melakukan absensi.
“Dari tren-tren di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi membuat proses HR sehari-hari, bahkan yang sesederhana absensi, menjadi sangat praktis dan effortless. Ragam kemudahan inilah yang meningkatkan produktivitas karyawan dan juga departemen HR karena mereka kini terbebas dari kerumitan proses administrasi sehingga bisa fokus pada tugas sesungguhnya,” kata Aviandri.
Ia menambahkan bahwa perusahaan dapat dengan mudah mengakses teknologi HR terkini, seperti data analitik dan AI, dengan menggunakan solusi digital yang menawarkan model berlangganan.
“Perusahaan tidak perlu lagi membeli solusi HR yang akan memakan biaya tinggi. Cukup dengan berlangganan solusi berbasis awan, mereka sudah bisa mengakses teknologi data analitik dan AI dengan biaya yang dapat disesuaikan dengan anggaran,” tutup Aviandri.
4. Fleksibilitas kerja untuk mempertajam agilitas bisnis
Pandemi menyadarkan perusahaan bahwa fleksibilitas kerja berdampak positif bagi agilitas bisnis, atau kecepatan perusahaan untuk beradaptasi pada perubahan pasar.
Kini, banyak perusahaan menerapkan hybrid work supaya perusahaan dan karyawan tidak lagi terbelenggu oleh kantor fisik untuk mengoperasikan bisnis.
Fleksibilitas kerja menuntut HR untuk memanfaatkan teknologi agar tetap bisa menjalankan proses kepegawaian, seperti absensi, secara remote. Bahkan, perusahaan-perusahaan di industri tradisional seperti manufaktur dan pertambangan turut mengadopsi absensi virtual agar karyawan mereka bisa clock in dan clock out langsung dari lapangan.
5. Kepatuhan terhadap kewajiban kerja
Teknologi menghadirkan sistem yang memudahkan HR dan karyawan untuk saling menjalankan kewajiban, termasuk yang bersifat administratif seperti absensi dan timesheet.
Kedepannya, teknologi mutakhir seperti AI akan memudahkan karyawan untuk memenuhi berbagai kewajiban kantor. Contohnya, sistem absensi virtual yaitu liveness validation menggunakan teknologi facial recognition untuk mencocokan foto selfie wajah yang diambil karyawan saat clock in dengan foto yang tersimpan di database HR. Dengan demikian, HR dapat memastikan bahwa karyawan yang bersangkutan benar-benar melakukan absensi.
“Dari tren-tren di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi membuat proses HR sehari-hari, bahkan yang sesederhana absensi, menjadi sangat praktis dan effortless. Ragam kemudahan inilah yang meningkatkan produktivitas karyawan dan juga departemen HR karena mereka kini terbebas dari kerumitan proses administrasi sehingga bisa fokus pada tugas sesungguhnya,” kata Aviandri.
Ia menambahkan bahwa perusahaan dapat dengan mudah mengakses teknologi HR terkini, seperti data analitik dan AI, dengan menggunakan solusi digital yang menawarkan model berlangganan.
“Perusahaan tidak perlu lagi membeli solusi HR yang akan memakan biaya tinggi. Cukup dengan berlangganan solusi berbasis awan, mereka sudah bisa mengakses teknologi data analitik dan AI dengan biaya yang dapat disesuaikan dengan anggaran,” tutup Aviandri.