5 Tren Digitalisasi HR yang Diprediksi Akan Populer di 2023
loading...
A
A
A
Contohnya, data analitik bisa mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan turnover tinggi di sebuah departemen, sehingga HR bisa merancang solusi spesifik untuk mengusahakan kepuasan karyawan di departemen tersebut.
Terkait data, teknologi juga memudahkan HR untuk mengecek situasi kepegawaian terkini dengan merangkum data di dashboard sehingga mudah dibaca.
Selain itu, teknologi mengamankan penyimpanan data, dan hal tersebut sangat penting mengingat bahwa HR berkutat dengan informasi sensitif.
2. Manpower planning untuk mendukung rekrutmen
Akurasi perencanaan SDM semakin krusial di tengah inflasi karena perusahaan harus hati-hati menyeimbangkan antara kebutuhan akan SDM dengan anggaran yang tersedia.
Teknologi membantu manpower planning dengan memfasilitasi HR merekrut kandidat-kandidat paling tepat untuk sebuah posisi. Misalnya, dengan teknologi, HR bisa menganalisa ratusan CV untuk menemukan kandidat yang paling cocok.
Teknologi juga dapat digunakan untuk succession planning, atau perencanaan perputaran karyawan, dimana HR bisa membangun database berisi talenta-talenta berpotensi yang bisa dipersiapkan sebagai kandidat untuk mengambil alih posisi karyawan yang pindah departemen atau mengundurkan diri.
3. Pemberian benefit bagi karyawan untuk memupuk budaya kerja yang positif
Fenomena quiet quitting mengingatkan perusahaan bahwa budaya kerja berdampak besar pada loyalitas dan produktivitas karyawan. Kini, HR bisa menciptakan budaya kerja yang positif dengan menggunakan teknologi untuk memperdalam apresiasi dan hubungan perusahaan dengan karyawan.
Teknologi bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan benefit, seperti asuransi kesehatan dan akses ke gaji lebih awal, atau earned wage access (EWA), yang akan meningkatkan kesejahteraan hidup karyawan.
Terkait data, teknologi juga memudahkan HR untuk mengecek situasi kepegawaian terkini dengan merangkum data di dashboard sehingga mudah dibaca.
Selain itu, teknologi mengamankan penyimpanan data, dan hal tersebut sangat penting mengingat bahwa HR berkutat dengan informasi sensitif.
2. Manpower planning untuk mendukung rekrutmen
Akurasi perencanaan SDM semakin krusial di tengah inflasi karena perusahaan harus hati-hati menyeimbangkan antara kebutuhan akan SDM dengan anggaran yang tersedia.
Teknologi membantu manpower planning dengan memfasilitasi HR merekrut kandidat-kandidat paling tepat untuk sebuah posisi. Misalnya, dengan teknologi, HR bisa menganalisa ratusan CV untuk menemukan kandidat yang paling cocok.
Teknologi juga dapat digunakan untuk succession planning, atau perencanaan perputaran karyawan, dimana HR bisa membangun database berisi talenta-talenta berpotensi yang bisa dipersiapkan sebagai kandidat untuk mengambil alih posisi karyawan yang pindah departemen atau mengundurkan diri.
3. Pemberian benefit bagi karyawan untuk memupuk budaya kerja yang positif
Fenomena quiet quitting mengingatkan perusahaan bahwa budaya kerja berdampak besar pada loyalitas dan produktivitas karyawan. Kini, HR bisa menciptakan budaya kerja yang positif dengan menggunakan teknologi untuk memperdalam apresiasi dan hubungan perusahaan dengan karyawan.
Teknologi bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan benefit, seperti asuransi kesehatan dan akses ke gaji lebih awal, atau earned wage access (EWA), yang akan meningkatkan kesejahteraan hidup karyawan.