Hacker Sukses Curi Data 1,5 Juta Nama yang Dilarang Terbang Terkait Terorisme
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang hacker dari Siwss dengan nama "maia arson crimew" mengaku telah berhasil memdapatkan data yang bisa bikin geger semua orang. Pasalnya data tersebut berisi lebih 1,5 juta nama yang dilarang terbang atau menggunakan transportasi udara.
Jutaan nama tersebut dilarang naik pesawat karena diduga terlibat aksi terorisme. Hacker itu mengaku berhasil mendapatkan data tersebut setelah berhasil membobol data yang dimiliki maskapai penerbangan di Michigan, Commute Air.
Hacker tersebut diketahui berhasil masuk ke pusat data Commute Air. Sayangnya Commute Air memiliki sebuah file khusus yang dinamai No Fly atau tidak bisa terbang.
Dari situlah data tersebut berhasil diambil. Tidak hanya nama-nama orang yang tidak bisa terbang, hacker tersebut juga mengambil seluruh data pribadi dari karyawan Commute Air.
Hacker itu juga mengatakan jutaan nama yang dilarang terbang datang dari latar belakang yang beda. Mulai dari nama-nama yang khas Arab atau Timur Tengah, orang-orang Irlandia yang diduga terlibat dalam organisasi Irish Republican Army (IRA), hingga tokoh-tokoh kontroversial Rusia.
Commute Air mengonfirmasi keabsahan database yang direstas itu. Mereka mengatakan kondisi tersebut sebagai kesalahan konfigurasi serves.
Maskapai tersebut mengatakan telah mengambil server offline dan melaporkan paparan data ke Badan Keamanan Cybersecurity dan Infrastruktur.
“Pereatas mengakses file termasuk daftar larangan terbang federal versi 2019 yang kedaluwarsa yang menyertakan nama depan dan belakang serta tanggal lahir,” kata Commute Air dikutip. “Selain itu, melalui informasi yang ditemukan di server, dia menemukan akses ke database yang berisi informasi identitas pribadi karyawan Commute Air,” tambah perwakilan Commute Air.
Jutaan nama tersebut dilarang naik pesawat karena diduga terlibat aksi terorisme. Hacker itu mengaku berhasil mendapatkan data tersebut setelah berhasil membobol data yang dimiliki maskapai penerbangan di Michigan, Commute Air.
Hacker tersebut diketahui berhasil masuk ke pusat data Commute Air. Sayangnya Commute Air memiliki sebuah file khusus yang dinamai No Fly atau tidak bisa terbang.
Dari situlah data tersebut berhasil diambil. Tidak hanya nama-nama orang yang tidak bisa terbang, hacker tersebut juga mengambil seluruh data pribadi dari karyawan Commute Air.
Hacker itu juga mengatakan jutaan nama yang dilarang terbang datang dari latar belakang yang beda. Mulai dari nama-nama yang khas Arab atau Timur Tengah, orang-orang Irlandia yang diduga terlibat dalam organisasi Irish Republican Army (IRA), hingga tokoh-tokoh kontroversial Rusia.
Commute Air mengonfirmasi keabsahan database yang direstas itu. Mereka mengatakan kondisi tersebut sebagai kesalahan konfigurasi serves.
Maskapai tersebut mengatakan telah mengambil server offline dan melaporkan paparan data ke Badan Keamanan Cybersecurity dan Infrastruktur.
“Pereatas mengakses file termasuk daftar larangan terbang federal versi 2019 yang kedaluwarsa yang menyertakan nama depan dan belakang serta tanggal lahir,” kata Commute Air dikutip. “Selain itu, melalui informasi yang ditemukan di server, dia menemukan akses ke database yang berisi informasi identitas pribadi karyawan Commute Air,” tambah perwakilan Commute Air.
(wsb)