Miris, Ini Alasan Mengapa UMKM Lebih Suka Gunakan Software Bajakan
Jum'at, 04 November 2022 - 10:51 WIB
JAKARTA - Banyak warganet yang menghindari memakai software/perangkat lunak bajakan. Sebab, risikonya besar. Ada kemungkinan data dicuri, tidak mendapatkan fitur-fitur tertentu, atau justru terkena virus.
Laporan Kaspersky terbaru mengungkap bahwa kesadaran UMKM di Indonesia terhadap penggunaan software asli sudah sangat tinggi. Terbukti, hanya 17 persen dari UMKM (dengan 50-999 karyawan) yang memilih memakai software bajakan. Bahkan, lebih rendah daripada global yang mencapi 24 persen.
Sementara hanya 4 persen dari UMKM dengan karyawan dibawah 50 yang merasa harus memakai software bajakan.
Apa alasan utama mereka yang masih ingin memakai software bajakan? Ternyata soal biaya. Banyak UMKM yang merasa belum perlu berinvestasi di sektor IT.
Menurut Kaspersky Security Network (KSN) , risiko terhadap penggunaan software bajakan terus meningkat. Riset mereka menyebut ada 9.685 UMKM terpapar malware dan perangkat lunak berbahaya yang menyamar sebagai produk software yang biasa digunakan untuk UMKM.
Nah, untuk menghindari memakai software bajakan dan tetap mengeluarkan biaya minim, UMKM biasanya memiliki beberapa sousi. Misalnya, memakai sofware gratis atau pengembang yang menawarkan biaya paling kecil.
Mirisnya, responden menyebut software seperti manajemen proyek, pemasaran, dan penjualan paling mahal harganya sehingga banyak yang memilih memakai bajakan.
“Kurangnya sumber daya adalah situasi umum yang kerap dihadapi sektor UMKM. Tetapi penggunaan perangkat lunak bajakan atau yang diretas harus sepenuhnya dikecualikan jika organisasi menghargai keamanan, reputasi, dan pendapatannya,” ujar Alexander Shlychkov, Product Marketing Lead di Kaspersky.
Selain software bajakan bisa disusupi software, risiko terpapar virus lebih besar karena tidak adaupdateterbaru.
Lihat Juga: Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku Antar Petani Ini Sukses Kembangkan Budidaya Alpukat
Laporan Kaspersky terbaru mengungkap bahwa kesadaran UMKM di Indonesia terhadap penggunaan software asli sudah sangat tinggi. Terbukti, hanya 17 persen dari UMKM (dengan 50-999 karyawan) yang memilih memakai software bajakan. Bahkan, lebih rendah daripada global yang mencapi 24 persen.
Sementara hanya 4 persen dari UMKM dengan karyawan dibawah 50 yang merasa harus memakai software bajakan.
Apa alasan utama mereka yang masih ingin memakai software bajakan? Ternyata soal biaya. Banyak UMKM yang merasa belum perlu berinvestasi di sektor IT.
Menurut Kaspersky Security Network (KSN) , risiko terhadap penggunaan software bajakan terus meningkat. Riset mereka menyebut ada 9.685 UMKM terpapar malware dan perangkat lunak berbahaya yang menyamar sebagai produk software yang biasa digunakan untuk UMKM.
Nah, untuk menghindari memakai software bajakan dan tetap mengeluarkan biaya minim, UMKM biasanya memiliki beberapa sousi. Misalnya, memakai sofware gratis atau pengembang yang menawarkan biaya paling kecil.
Mirisnya, responden menyebut software seperti manajemen proyek, pemasaran, dan penjualan paling mahal harganya sehingga banyak yang memilih memakai bajakan.
“Kurangnya sumber daya adalah situasi umum yang kerap dihadapi sektor UMKM. Tetapi penggunaan perangkat lunak bajakan atau yang diretas harus sepenuhnya dikecualikan jika organisasi menghargai keamanan, reputasi, dan pendapatannya,” ujar Alexander Shlychkov, Product Marketing Lead di Kaspersky.
Selain software bajakan bisa disusupi software, risiko terpapar virus lebih besar karena tidak adaupdateterbaru.
Lihat Juga: Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku Antar Petani Ini Sukses Kembangkan Budidaya Alpukat
(dan)
tulis komentar anda