6 Penyebab Nokia Bangkrut, Terlalu Percaya Diri dan Enggan Berinovasi
Rabu, 07 September 2022 - 06:58 WIB
3. Tidak Mau Inovasi
Dengan sukses puluhan tahun, Nokia merasa langkah dan keputusan mereka selalu berhasil. Mereka puas dengan keberhasilan yang sudah dimiliki. Namun, gagal dalam merencanakan perkembangan selanjutnya. Ini karena mereka tidak mau berinovasi dan menyambut platform baru yang memang dibutuhkan konsumen.
4. Tidak Mendengar Masukan
Perusahaan seharusnya terbuka dengan saran dan kritik dengan tujuan untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik lagi. Ada yang menyebutkan C-level Nokia mendapatkan laporan yang baik-baik saja dari bawahannya. Tapi, ada juga yang mengatakan bahwa para direksi Nokia saat itu keras kepala.
5. Terlalu Fokus di Hardware
Nokia terkenal dengan kualitas perangkat kerasnya, tapi tidak terlalu memperhatikan jajaran perangkat lunaknya. Padahal, software sama pentingnya dengan hardware.
6. Melebih-lebihkan Kekuatan Merek
Nokia melebih-lebihkan nilai mereknya. Mereka percaya bahwa orang masih akan berbondong-bondong ke toko dan membeli ponsel buatan Nokia. Sayangnya, mereka terjebak dengan software yang tidak bisa bersaing.
Mereka mencoba bertahan lewat seri Lumia, tapi gagal karena kurangnya inovasi. Fiturnya tidak menarik dan membosankan. Di era 4G, Nokia bahkan belum memiliki ponsel berkemampuan 3G. Nokia juga datang dengan seri Asha untuk entry level, tapi lagi-lagi kurang bisa bersaing.
Dengan sukses puluhan tahun, Nokia merasa langkah dan keputusan mereka selalu berhasil. Mereka puas dengan keberhasilan yang sudah dimiliki. Namun, gagal dalam merencanakan perkembangan selanjutnya. Ini karena mereka tidak mau berinovasi dan menyambut platform baru yang memang dibutuhkan konsumen.
4. Tidak Mendengar Masukan
Perusahaan seharusnya terbuka dengan saran dan kritik dengan tujuan untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik lagi. Ada yang menyebutkan C-level Nokia mendapatkan laporan yang baik-baik saja dari bawahannya. Tapi, ada juga yang mengatakan bahwa para direksi Nokia saat itu keras kepala.
5. Terlalu Fokus di Hardware
Nokia terkenal dengan kualitas perangkat kerasnya, tapi tidak terlalu memperhatikan jajaran perangkat lunaknya. Padahal, software sama pentingnya dengan hardware.
6. Melebih-lebihkan Kekuatan Merek
Nokia melebih-lebihkan nilai mereknya. Mereka percaya bahwa orang masih akan berbondong-bondong ke toko dan membeli ponsel buatan Nokia. Sayangnya, mereka terjebak dengan software yang tidak bisa bersaing.
Mereka mencoba bertahan lewat seri Lumia, tapi gagal karena kurangnya inovasi. Fiturnya tidak menarik dan membosankan. Di era 4G, Nokia bahkan belum memiliki ponsel berkemampuan 3G. Nokia juga datang dengan seri Asha untuk entry level, tapi lagi-lagi kurang bisa bersaing.
Lihat Juga :
tulis komentar anda