GoPro Rilis Hero 10 Black Bones untuk Drone FPV
Rabu, 13 April 2022 - 07:22 WIB
JAKARTA - Memang sedikit terlambat, tapi GoPro akhirnya merilis kamera untuk drone First Person View (FPV) . Mengapa? Pertama, walaupun cukup niche, pasar drone FPV dan Cinewhoop terus tumbuh. Kedua, bisa jadi karena GoPro mendengar permintaan dari fans mereka.
Drone FPV memang berbeda dengan drone pada umumnya. Umumnya drone FPV dirakit sendiri, memiliki beragam variasi ukuran, dan ditujukan untuk terbang dengan kecepatan tinggi dan manuver dramatis.
Mulanya, drone FPV digunakan untuk balap atau terbang bebas (freestyle). Namun, sekarang mulai melebar ke pembuatan video sinematik.
Disinilah peran kamera action seperti GoPro. Namun, drone FPV butuh kecepatan tinggi dan manuver tajam, pilot butuh kamera yang lebih ringan dan ringkas. GoPro yang ada sekarang, dianggap terlalu berat lantaran setiap gram di drone FPV sangat berpengaruh.
Sadar akan kebutuhan tersebut, GoPro lantas mengenalkan Hero 10 Black Bones. Fiturnya mirip dengan Hero 10 Black. Sudah dibekali fitur video HyperSmooth 4.0 dan 5.3K yang sulit disaingi kompetitornya. Tapi, dengan bodi yang jauh lebih ringkas dan ringan. Cukup ringan untuk dipasang pada drone kelas 3 inci atau lebih besar.
”Bones adalah langkah penting dalam strategi GoPro untuk menghasilkan produk turunan yang menjawab kebutuhan audiens pelanggan secara spesifik,” ujar pendiri dan CEO GoPro, Nicholas Woodman. ”GoPro Bones memberikan kualitas visual dan performa ala Hero 10 Black, tapi dengan bodi sangat ringan, yang ideal untuk sinematografi udara,” katanya.
GoPro Hero 10 Black Bones memiliki berat hanya 54 gram atau lebih ringan 100 gram dibanding Hero 10 Black standar. Ini adalah GoPro paling ringan yang pernah diciptakan.
Salah satu alasan mengapa bisa sangat ringan, karena tidak memiliki baterainya sendiri. Tapi, “numpang” dari baterai yang biasa digunakan drone FPV. Mulai tipe 2S hingga 6S atau 5V-27V.
Drone FPV memang berbeda dengan drone pada umumnya. Umumnya drone FPV dirakit sendiri, memiliki beragam variasi ukuran, dan ditujukan untuk terbang dengan kecepatan tinggi dan manuver dramatis.
Mulanya, drone FPV digunakan untuk balap atau terbang bebas (freestyle). Namun, sekarang mulai melebar ke pembuatan video sinematik.
Disinilah peran kamera action seperti GoPro. Namun, drone FPV butuh kecepatan tinggi dan manuver tajam, pilot butuh kamera yang lebih ringan dan ringkas. GoPro yang ada sekarang, dianggap terlalu berat lantaran setiap gram di drone FPV sangat berpengaruh.
Sadar akan kebutuhan tersebut, GoPro lantas mengenalkan Hero 10 Black Bones. Fiturnya mirip dengan Hero 10 Black. Sudah dibekali fitur video HyperSmooth 4.0 dan 5.3K yang sulit disaingi kompetitornya. Tapi, dengan bodi yang jauh lebih ringkas dan ringan. Cukup ringan untuk dipasang pada drone kelas 3 inci atau lebih besar.
”Bones adalah langkah penting dalam strategi GoPro untuk menghasilkan produk turunan yang menjawab kebutuhan audiens pelanggan secara spesifik,” ujar pendiri dan CEO GoPro, Nicholas Woodman. ”GoPro Bones memberikan kualitas visual dan performa ala Hero 10 Black, tapi dengan bodi sangat ringan, yang ideal untuk sinematografi udara,” katanya.
GoPro Hero 10 Black Bones memiliki berat hanya 54 gram atau lebih ringan 100 gram dibanding Hero 10 Black standar. Ini adalah GoPro paling ringan yang pernah diciptakan.
Salah satu alasan mengapa bisa sangat ringan, karena tidak memiliki baterainya sendiri. Tapi, “numpang” dari baterai yang biasa digunakan drone FPV. Mulai tipe 2S hingga 6S atau 5V-27V.
tulis komentar anda