Pornografi Virtual Reality Booming di 2026 dan Punya Fitur Edan
Kamis, 14 Oktober 2021 - 06:00 WIB
JAKARTA - Analis dan penulis Inggris spesialisasi asmara dan seks, Tracey Cox mengatakan pornografi virtual reality (VR) akan jadi hal normal yang sering dilakukan pada 2026 dan punya potensi keuntungan finansial fantastis. Dikutip Dailymail, Tracey Cox menyebutkan keuntungan yang didapat dari pornografi VR diprediksi mencapai USD19 miliar atau setara Rp269,19 triliun.
"Seperti teknologi baru yang diberikan kepada masyarakat. Saat ini pornografi VR terkesan canggih dan high tech. Hanya saja itu akan berubah cepat jadi hal yang sangat biasa dilakukan," ujar Tracey Cox.
Tren kenaikan itu menurutnya sudah terlihat dari tingginya akses pornografi virtual realitas yang ada di Pornhub. Saat ini Pornhub menyediakan 3.000 video yang bisa ditonton melalui VR. Tercatat ada 500.000 penonton per hari yang mengakses layanan VR pornografi. Angka itu melonjak ke 900.000 per hari ketika hari libur berlangsung.
Hal ini cukup fantastis mengingat untuk mengakses pornografi VR butuh perjuangan. Mulai dari akses yang berbayar hingga pengunaan alat khusus yang cukup mahal. Saat ini harga perangkat khusus VR di Inggris dijual di harga 300 Poundsterling atau setara Rp5,7 juta.
Hanya saja menurut Tracey Cox saat ini industri pornografi berani menggelontorkan dana yang cukup besar agar ke depannya penggunaan pornografi VR jadi lebih mudah diakses semua orang tanpa harga yang mahal.
Berbagai inovasi juga dilakukan oleh industri pornografi. Mereka bahkan melengkapi headset VR dengan berbagai fitur yang unik. Misalnya memberikan bau-bauan khusus yang bisa keluar saat adegan erotis berlangsung. Hal itu diyakini akan memberikan sensasi sensual khusus dibanding menonton film porno konvensional.
Pornhub bahkan lebih gila lagi. Mereka justru menyiapkan sex toys yang bisa sinkronisasi dengan headset VR. Jadi pengguna pornografi VR akan benar-benar merasakan sensasi langsung ketika memelototi adegan porno.
Kemudahan dan terobosan baru itulah yang diyakini Tracey Cox membuat pornografi VR meledak di 2026. Pengguna merasakan kenyamanan dan keamanan yang berbeda dibandingkan menonton film porno biasa. Mereka merasa aman karena seolah-olah telah melakukan adegan seks yang sama seperti halnya mereka lakukan langsung.
"Jadi benar-benar sama sekali berbeda dibanding hanya menonton video saja," jelasnya.
"Seperti teknologi baru yang diberikan kepada masyarakat. Saat ini pornografi VR terkesan canggih dan high tech. Hanya saja itu akan berubah cepat jadi hal yang sangat biasa dilakukan," ujar Tracey Cox.
Tren kenaikan itu menurutnya sudah terlihat dari tingginya akses pornografi virtual realitas yang ada di Pornhub. Saat ini Pornhub menyediakan 3.000 video yang bisa ditonton melalui VR. Tercatat ada 500.000 penonton per hari yang mengakses layanan VR pornografi. Angka itu melonjak ke 900.000 per hari ketika hari libur berlangsung.
Hal ini cukup fantastis mengingat untuk mengakses pornografi VR butuh perjuangan. Mulai dari akses yang berbayar hingga pengunaan alat khusus yang cukup mahal. Saat ini harga perangkat khusus VR di Inggris dijual di harga 300 Poundsterling atau setara Rp5,7 juta.
Hanya saja menurut Tracey Cox saat ini industri pornografi berani menggelontorkan dana yang cukup besar agar ke depannya penggunaan pornografi VR jadi lebih mudah diakses semua orang tanpa harga yang mahal.
Berbagai inovasi juga dilakukan oleh industri pornografi. Mereka bahkan melengkapi headset VR dengan berbagai fitur yang unik. Misalnya memberikan bau-bauan khusus yang bisa keluar saat adegan erotis berlangsung. Hal itu diyakini akan memberikan sensasi sensual khusus dibanding menonton film porno konvensional.
Pornhub bahkan lebih gila lagi. Mereka justru menyiapkan sex toys yang bisa sinkronisasi dengan headset VR. Jadi pengguna pornografi VR akan benar-benar merasakan sensasi langsung ketika memelototi adegan porno.
Kemudahan dan terobosan baru itulah yang diyakini Tracey Cox membuat pornografi VR meledak di 2026. Pengguna merasakan kenyamanan dan keamanan yang berbeda dibandingkan menonton film porno biasa. Mereka merasa aman karena seolah-olah telah melakukan adegan seks yang sama seperti halnya mereka lakukan langsung.
"Jadi benar-benar sama sekali berbeda dibanding hanya menonton video saja," jelasnya.
(wsb)
tulis komentar anda