Diduga Kumpulkan Data Anak, Politisi AS Desak FTC Investigasi TikTok
Selasa, 02 Juni 2020 - 01:32 WIB
WASHINGTON - TikTok sudah menjadi salah satu aplikasi berbagi video paling populer di AS , baik pengguna iOS maupun Android .
Di masa pandemik virus Corona, TikTok menjadi sangat populer bagi anak-anak yang terjebak di rumah. Mereka banyak yang beralih ke aplikasi video pendek.
Laman Phone Arena melaporkan, dengan aplikasi TikTok, anak-anak bisa membuat video komedi, musik, dan video yang berorientasi pada tarian. Namun, sejak aplikasi sangat populer, ada kekhawatiran dari politisi di AS yang khawatir tentang sepak terjang dari induk aplikasi, ByteDance.
Ya ByteDance merupakan perusahaan yang berbasis di China dan seperti halnya Huawei, ada kekhawatiran di Washington DC bahwa TikTok digunakan secara diam-diam untuk mengumpulkan data dari konsumen dan perusahaan AS. Lalu data-data tersebut dikirimkan ke Beijing.
Aplikasi ini awalnya dibuat di China pada 2016 di mana awalnya dikenal sebagai Douyin. TikTok dibuat untuk perangkat iOS dan Android di luar China setahun kemudian dan juga bagi pengguna server yang berbeda.
Aplikasi memasuki pasar AS setelah ByteDance bergabung dengan musical.ly pada 2018. Namun, merger itu tidak pernah diperiksa oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) seperti semua akuisisi perusahaan AS oleh perusahaan asing lainnya.
November lalu, Senator Chuck Schumer (D-NY) dan Tom Cotton (R-AR) mengirim surat kepada direktur intelijen nasional yang meminta TikTok menjadi subjek penyelidikan keamanan nasional.
TikTok diduga melanggar keputusan persetujuan yang ditandatangani oleh perusahaan dan FTC. Anggota parlemen AS pun meminta FTC menggelar penyelidikan terhadap TikTok.
Sekarang, Reuters melaporkan bahwa empat senator AS telah mengirim surat ke FTC dan memaksa badan pengawas tersebut untuk menyelidiki tuduhan, bahwa TikTok melanggar perjanjian persetujuan 2019 yang seharusnya melindungi privasi anak-anak.
Di masa pandemik virus Corona, TikTok menjadi sangat populer bagi anak-anak yang terjebak di rumah. Mereka banyak yang beralih ke aplikasi video pendek.
Laman Phone Arena melaporkan, dengan aplikasi TikTok, anak-anak bisa membuat video komedi, musik, dan video yang berorientasi pada tarian. Namun, sejak aplikasi sangat populer, ada kekhawatiran dari politisi di AS yang khawatir tentang sepak terjang dari induk aplikasi, ByteDance.
Ya ByteDance merupakan perusahaan yang berbasis di China dan seperti halnya Huawei, ada kekhawatiran di Washington DC bahwa TikTok digunakan secara diam-diam untuk mengumpulkan data dari konsumen dan perusahaan AS. Lalu data-data tersebut dikirimkan ke Beijing.
Aplikasi ini awalnya dibuat di China pada 2016 di mana awalnya dikenal sebagai Douyin. TikTok dibuat untuk perangkat iOS dan Android di luar China setahun kemudian dan juga bagi pengguna server yang berbeda.
Aplikasi memasuki pasar AS setelah ByteDance bergabung dengan musical.ly pada 2018. Namun, merger itu tidak pernah diperiksa oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) seperti semua akuisisi perusahaan AS oleh perusahaan asing lainnya.
November lalu, Senator Chuck Schumer (D-NY) dan Tom Cotton (R-AR) mengirim surat kepada direktur intelijen nasional yang meminta TikTok menjadi subjek penyelidikan keamanan nasional.
TikTok diduga melanggar keputusan persetujuan yang ditandatangani oleh perusahaan dan FTC. Anggota parlemen AS pun meminta FTC menggelar penyelidikan terhadap TikTok.
Sekarang, Reuters melaporkan bahwa empat senator AS telah mengirim surat ke FTC dan memaksa badan pengawas tersebut untuk menyelidiki tuduhan, bahwa TikTok melanggar perjanjian persetujuan 2019 yang seharusnya melindungi privasi anak-anak.
tulis komentar anda