ByteDance Mau Jual Aset TikTok di India
Senin, 15 Februari 2021 - 16:11 WIB
NEW DELHI - ByteDance , induk perusahaan TikTok , dikabarkan sedang menjajaki penjualan operasi TikTok di India untuk menyaingi unicorn Glance, yang juga merupakan aplikasi berbagi video pendek .
Tindakan ini menjadi upaya untuk menghidupkan kembali TikTok yang pernah berkembang pesat sebelum Pemerintah India mengeluarkan larangan. Menurut sumber, diskusi tersebut diprakarsai oleh SoftBank Group Corp. dari Jepang yang juga merupakan pendukung induk Glance, InMobi Pte dan ByteDance.
Kendati demikian, kesepakatan apa pun yang dihasilkan dari pembicaraan antara SoftBank, ByteDance dan Glance akan membutuhkan persetujuan akhir dari otoritas India, demikian dilansir dari Bloomberg, Senin (15/2/2021).
Sebelumnya, India telah melarang ribuan aplikasi China termasuk TikTok tahun lalu. Kebijakan ini menyusul bentrokan tentara dua negara itu di perbatasan Himalaya.
SoftBank telah mencoba untuk menyelamatkan aset TikTok di India dan telah memburu mitra lokal. Bahkan ketika Pemerintah AS yang baru menunda pembatalan operasi Amerika dari platform video pendek populer, dan meminta hakim federal untuk menghentikan gugatan setelah mantan Presiden AS, Donald Trump melarangnya.
Menurut para sumber, jika pembicaraan berlanjut, Pemerintah India akan bersikeras data pengguna dan teknologi TikTok harus tetap berada di dalam perbatasannya.
Hal itu karena hubungan antara New Delhi dan Beijing menegang. Sedangkan India tidak akan memberikan izin kepada perusahaan teknologi yang berbasis di China.
Di sisi lain, aturan baru China seputar ekspor teknologi membuat negosiasi menjadi lebih rumit. Karena setiap penjualan TikTok memerlukan persetujuan dari otoritas China.
Baik SoftBank dan ByteDance menolak mengomentari wacana ini.
Lihat Juga: Kental dengan Logat Medan, Mila Agustina dan Suami Hadirkan Konten Komedi yang Relate Banget!
Baca Juga
Tindakan ini menjadi upaya untuk menghidupkan kembali TikTok yang pernah berkembang pesat sebelum Pemerintah India mengeluarkan larangan. Menurut sumber, diskusi tersebut diprakarsai oleh SoftBank Group Corp. dari Jepang yang juga merupakan pendukung induk Glance, InMobi Pte dan ByteDance.
Kendati demikian, kesepakatan apa pun yang dihasilkan dari pembicaraan antara SoftBank, ByteDance dan Glance akan membutuhkan persetujuan akhir dari otoritas India, demikian dilansir dari Bloomberg, Senin (15/2/2021).
Sebelumnya, India telah melarang ribuan aplikasi China termasuk TikTok tahun lalu. Kebijakan ini menyusul bentrokan tentara dua negara itu di perbatasan Himalaya.
SoftBank telah mencoba untuk menyelamatkan aset TikTok di India dan telah memburu mitra lokal. Bahkan ketika Pemerintah AS yang baru menunda pembatalan operasi Amerika dari platform video pendek populer, dan meminta hakim federal untuk menghentikan gugatan setelah mantan Presiden AS, Donald Trump melarangnya.
Menurut para sumber, jika pembicaraan berlanjut, Pemerintah India akan bersikeras data pengguna dan teknologi TikTok harus tetap berada di dalam perbatasannya.
Hal itu karena hubungan antara New Delhi dan Beijing menegang. Sedangkan India tidak akan memberikan izin kepada perusahaan teknologi yang berbasis di China.
Di sisi lain, aturan baru China seputar ekspor teknologi membuat negosiasi menjadi lebih rumit. Karena setiap penjualan TikTok memerlukan persetujuan dari otoritas China.
Baik SoftBank dan ByteDance menolak mengomentari wacana ini.
Lihat Juga: Kental dengan Logat Medan, Mila Agustina dan Suami Hadirkan Konten Komedi yang Relate Banget!
(iqb)
tulis komentar anda