Gubernur Jabar Siap Dukung Penuh Digitalisasi Aksara Sunda
Senin, 08 Februari 2021 - 01:01 WIB
“Dari sekitar 11 lomba yang tengah berlangsung, akan ada sekitar 40 juara untuk keseluruhan lomba. Antusias masyarakat terhadap perlombaan berbasis digital memang tinggi. Hingga saat ini sudah ada sekitar 4.000 orang yang mendaftar untuk keseluruhan lomba, dan akan terus bertambah karena pendaftaran masih dibuka,” kata Malik.
Namun, lanjut Malik, masih ada hal lain yang perlu dioptimalkan, yaitu dukungan terhadap kebutuhan setiap lomba. “Pada masing-masing lomba itu ada hadiah untuk pemenang, juri, piala, piagam, dan hal lain sebagaimana yang telah diumumkan kepada publik. Kita fokus dulu untuk membereskan itu, jangan sampai acara meriah dengan dihadiri para pejabat, tapi panitia kesulitan memikirkan hadiah dan membayar para juri. Itu sangat ironis,” ungkapnya.
Di sisi lain pada kesempatan audiensi kali ini, Yudho Giri Sucahyo, Ketua PANDI, memaparkan proses digitalisasi yang tengah diupayakan bersama, ia menyoroti perihal pendaftaran digitalisasi aksara Jawa yang ditolak oleh lembaga internet dunia (ICANN). Salah satu alasan penolakannya adalah karena aksara-aksara tersebut penggunaannya dianggap masih terbatas.
(Baca juga: Gawat, Es di Antartika Mencair dengan Cara Tak Biasa)
“Kita perlu perjuangan untuk menumbuhkan penggunaan dari aksara daerah ini, tidak hanya dalam sebatas simbol-simbol di gedung-gedung atau dalam upacara-upacara tertentu, tetapi juga sudah masuk kedalam komunikasi,” ungkapnya.
Selain itu, dari sisi regulasi, Yudho menganggap perlu ada regulasi yang secara spesifik menyebutkan tentang penggunaan aksara daerah. Hal ini diperlukan untuk memperkuat bukti bahwa memang aksara tersebut diakui dan dipergunakan oleh masyarakat di Indonesia, sehingga dalam pendaftarannya bisa berjalan mulus.
“Kami membutuhkan Peraturan Gubernur (Pergub) yang menyebutkan secara spesifik terkait penggunaan aksara di Jawa Barat, sehingga bisa memperkuat evidence kami dalam rangka pendaftaran digitalisasi aksara Sunda. Dan alhamdulilah Pak Gubernur beserta jajaran Pemprov Jabar sangat terbuka sekali dan siap melakukan konsolidasi untuk mendiskusikan hal ini kedepan," tandasnya.
Namun, lanjut Malik, masih ada hal lain yang perlu dioptimalkan, yaitu dukungan terhadap kebutuhan setiap lomba. “Pada masing-masing lomba itu ada hadiah untuk pemenang, juri, piala, piagam, dan hal lain sebagaimana yang telah diumumkan kepada publik. Kita fokus dulu untuk membereskan itu, jangan sampai acara meriah dengan dihadiri para pejabat, tapi panitia kesulitan memikirkan hadiah dan membayar para juri. Itu sangat ironis,” ungkapnya.
Di sisi lain pada kesempatan audiensi kali ini, Yudho Giri Sucahyo, Ketua PANDI, memaparkan proses digitalisasi yang tengah diupayakan bersama, ia menyoroti perihal pendaftaran digitalisasi aksara Jawa yang ditolak oleh lembaga internet dunia (ICANN). Salah satu alasan penolakannya adalah karena aksara-aksara tersebut penggunaannya dianggap masih terbatas.
(Baca juga: Gawat, Es di Antartika Mencair dengan Cara Tak Biasa)
“Kita perlu perjuangan untuk menumbuhkan penggunaan dari aksara daerah ini, tidak hanya dalam sebatas simbol-simbol di gedung-gedung atau dalam upacara-upacara tertentu, tetapi juga sudah masuk kedalam komunikasi,” ungkapnya.
Selain itu, dari sisi regulasi, Yudho menganggap perlu ada regulasi yang secara spesifik menyebutkan tentang penggunaan aksara daerah. Hal ini diperlukan untuk memperkuat bukti bahwa memang aksara tersebut diakui dan dipergunakan oleh masyarakat di Indonesia, sehingga dalam pendaftarannya bisa berjalan mulus.
“Kami membutuhkan Peraturan Gubernur (Pergub) yang menyebutkan secara spesifik terkait penggunaan aksara di Jawa Barat, sehingga bisa memperkuat evidence kami dalam rangka pendaftaran digitalisasi aksara Sunda. Dan alhamdulilah Pak Gubernur beserta jajaran Pemprov Jabar sangat terbuka sekali dan siap melakukan konsolidasi untuk mendiskusikan hal ini kedepan," tandasnya.
(wbs)
tulis komentar anda