Teknologi Cloud AWS Perkuat Startup Berinovasi
Senin, 26 Oktober 2020 - 03:29 WIB
“Segmen yang kami bidik adalah bisnis skala menengah hingga enterprise,” ucap Indrasto.
Pendayagunaan Cloud
Banyaknya data yang harus diolah dan dianalisis terkait semangat untuk terus melakukan inovasi layanan, menjadikan Adroady maupun Jojonomic membutuhkan infrastruktur yang mampu mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang dinamis, seperti skalabilitas hingga agilitas.
CTO Adroady, Samuel Utomo, mengungkapkan pihaknya saat ini mengandalkan layanan cloud yang dihadirkan AWS. Salah satu layanan AWS yang digunakan adalah Amazon EC2.
Amazon EC2 bermanfaat menjawab isu skalabilitas seperti trafik yang melonjak mendadak, seperti banyaknya volume kendaraan di jalan raya. Adroady tidak perlu menghabiskan anggaran untuk melakukan pemeliharaan server atau peningkatan kapasitas infrastruktur. Layanan AWS lain yang digunakan Adroady adalah Amazon SageMaker, yakni solusi machine learning dari AWS.
Sementara, Jojonomic juga mengandalkan beberapa solusi AWS seperti Amazon EC2, serta Amazon ECS untuk menjawab isu skalabilitas. Untuk layanan Jojotimes, Jojonomic menggunakan Amazon Rekognition untuk mempelajari dan mengenali wajah, sehingga perilaku karyawan yang tidak produktif, seperti membolos kerja, dapat dikontrol.
Jojonomic juga memanfaatkan Amazon SageMaker untuk machine learning, AWS QuickSight untuk analisis data, AWS IoT Core untuk menghubungkan perangkat-perangkat IoT Jojonomic, dan Amazon Chime SDK untuk pengembangan antar muka konferensi video mereka.
Pada kesempatan yang sama, Gunawan Susanto, Country Manager, AWS Indonesia, mengatakan, AWS memiliki komitmen tinggi dalam mendukung kesuksesan startup. “Secara fundamental, perusahaan startup berupaya untuk menghadirkan solusi atas setiap permasalahan baru dan mengurai kesenjangan struktural yang terjadi dalam kehidupan manusia sehari-hari," ujarnya.
Mereka, sambung dia, melakukan penerapan teknologi demi terciptanya akses serta model bisnis baru dan tidak terkungkung oleh cara-cara tradisional. Di Amazon, pihaknya menyebut dengan istilah Day-1 thinking, yakni bagaimana kita bisa melihat beragam peluang baru yang ada di depan, alih-alih fokus pada keterbatasan yang dihadapi.
"Untuk itu, kami berkomitmen untuk terus mendukung startup dalam meraih kesuksesan bisnis,” tandasnya. (Baca juga: Jelang 10 November, Momentum Jadi Pahlawan Lawan Corona )
Pendayagunaan Cloud
Banyaknya data yang harus diolah dan dianalisis terkait semangat untuk terus melakukan inovasi layanan, menjadikan Adroady maupun Jojonomic membutuhkan infrastruktur yang mampu mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang dinamis, seperti skalabilitas hingga agilitas.
CTO Adroady, Samuel Utomo, mengungkapkan pihaknya saat ini mengandalkan layanan cloud yang dihadirkan AWS. Salah satu layanan AWS yang digunakan adalah Amazon EC2.
Amazon EC2 bermanfaat menjawab isu skalabilitas seperti trafik yang melonjak mendadak, seperti banyaknya volume kendaraan di jalan raya. Adroady tidak perlu menghabiskan anggaran untuk melakukan pemeliharaan server atau peningkatan kapasitas infrastruktur. Layanan AWS lain yang digunakan Adroady adalah Amazon SageMaker, yakni solusi machine learning dari AWS.
Sementara, Jojonomic juga mengandalkan beberapa solusi AWS seperti Amazon EC2, serta Amazon ECS untuk menjawab isu skalabilitas. Untuk layanan Jojotimes, Jojonomic menggunakan Amazon Rekognition untuk mempelajari dan mengenali wajah, sehingga perilaku karyawan yang tidak produktif, seperti membolos kerja, dapat dikontrol.
Jojonomic juga memanfaatkan Amazon SageMaker untuk machine learning, AWS QuickSight untuk analisis data, AWS IoT Core untuk menghubungkan perangkat-perangkat IoT Jojonomic, dan Amazon Chime SDK untuk pengembangan antar muka konferensi video mereka.
Pada kesempatan yang sama, Gunawan Susanto, Country Manager, AWS Indonesia, mengatakan, AWS memiliki komitmen tinggi dalam mendukung kesuksesan startup. “Secara fundamental, perusahaan startup berupaya untuk menghadirkan solusi atas setiap permasalahan baru dan mengurai kesenjangan struktural yang terjadi dalam kehidupan manusia sehari-hari," ujarnya.
Mereka, sambung dia, melakukan penerapan teknologi demi terciptanya akses serta model bisnis baru dan tidak terkungkung oleh cara-cara tradisional. Di Amazon, pihaknya menyebut dengan istilah Day-1 thinking, yakni bagaimana kita bisa melihat beragam peluang baru yang ada di depan, alih-alih fokus pada keterbatasan yang dihadapi.
"Untuk itu, kami berkomitmen untuk terus mendukung startup dalam meraih kesuksesan bisnis,” tandasnya. (Baca juga: Jelang 10 November, Momentum Jadi Pahlawan Lawan Corona )
tulis komentar anda