Zoom Kembali Bermasalah, 500.000 Data Pengguna Dijual Murah di Dark Web
Senin, 04 Mei 2020 - 13:27 WIB
Menurut Sunday Times, Inggris, lebih dari 500.000 login Zoom telah ditawarkan untuk dijual di dark web. Harga untuk setiap login adalah 1,25 sen dolar AS atau Rp95 juta untuk seluruh daftar akun yang dijual. Perusahaan intelijen Cybersecurity Cyble membeli login dari orang yang kemungkinan dari Rusia melalui aplikasi Telegraph.
"Kami terus menyelidiki, mengunci akun yang kami temukan telah dikompromikan, meminta pengguna untuk mengubah kata sandi mereka menjadi sesuatu yang lebih aman, dan sedang mencari penerapan solusi teknologi tambahan untuk meningkatkan upaya kami," kata seorang juru bicara Zoom merespons kebocoran tersebut.
Perusahaan, lanjut dia, juga telah menyewa perusahaan intelijen untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab menjual kata sandi dan alat yang digunakan untuk mengumpulkannya. Mereka juga sedang menyelidiki perusahaan tanpa nama yang telah menipu orang untuk mengunduh malware dan mengungkapkan informasi login mereka di situs-situs tertentu.
Zoom baru-baru ini mengajukan kembali klaim bahwa perusahaan memiliki 300 juta pengguna harian. Perusahaan mengklaim ada "300 juta peserta rapat harian". Ini adalah dua metrik yang berbeda karena seseorang dapat mengambil bagian dalam lebih dari satu pertemuan dalam sehari.
Zoom belum merilis jumlah pengguna harian aktif, meskipun angkanya yang terus berubah karena pandemik. Pertumbuhan Zoom selama wabah COVID-19 dapat dengan mudah terlihat dalam lompatan dari 10 juta peserta setiap hari pada bulan Desember 2019 menjadi 300 juta pada bulan lalu.
Yuan baru-baru ini juga mengatakan, perusahaan sedang bekerja keras untuk mencegah Zoombombing. Yang terakhir terjadi setiap kali orang yang tidak diundang masuk konferensi video Zoom tanpa undangan dan telah menjadi gangguan besar bagi pengguna platform.
"Kami terus menyelidiki, mengunci akun yang kami temukan telah dikompromikan, meminta pengguna untuk mengubah kata sandi mereka menjadi sesuatu yang lebih aman, dan sedang mencari penerapan solusi teknologi tambahan untuk meningkatkan upaya kami," kata seorang juru bicara Zoom merespons kebocoran tersebut.
Perusahaan, lanjut dia, juga telah menyewa perusahaan intelijen untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab menjual kata sandi dan alat yang digunakan untuk mengumpulkannya. Mereka juga sedang menyelidiki perusahaan tanpa nama yang telah menipu orang untuk mengunduh malware dan mengungkapkan informasi login mereka di situs-situs tertentu.
Zoom baru-baru ini mengajukan kembali klaim bahwa perusahaan memiliki 300 juta pengguna harian. Perusahaan mengklaim ada "300 juta peserta rapat harian". Ini adalah dua metrik yang berbeda karena seseorang dapat mengambil bagian dalam lebih dari satu pertemuan dalam sehari.
Zoom belum merilis jumlah pengguna harian aktif, meskipun angkanya yang terus berubah karena pandemik. Pertumbuhan Zoom selama wabah COVID-19 dapat dengan mudah terlihat dalam lompatan dari 10 juta peserta setiap hari pada bulan Desember 2019 menjadi 300 juta pada bulan lalu.
Yuan baru-baru ini juga mengatakan, perusahaan sedang bekerja keras untuk mencegah Zoombombing. Yang terakhir terjadi setiap kali orang yang tidak diundang masuk konferensi video Zoom tanpa undangan dan telah menjadi gangguan besar bagi pengguna platform.
(iqb)
tulis komentar anda