LinkedIn Beberkan Tips Sukses Cari Kerja di 2025: Hindari Ghosting, Dapatkan Pekerjaan Impian
Selasa, 21 Januari 2025 - 07:25 WIB
JAKARTA - Tahun 2025 membawa angin segar bagi para profesional di Indonesia yang ingin mencari peluang karir baru. Data LinkedIn menunjukkan bahwa 7 dari 10 profesional di Indonesia (70%) berencana berganti pekerjaan di tahun ini.
Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata global (58%). Namun, menemukan pekerjaan impian di tengah pasar tenaga kerja yang kompetitif bukanlah hal mudah.
- Persaingan Ketat: Lebih dari setengah responden (58%) merasakan bahwa proses mencari kerja semakin sulit dan memakan waktu lebih lama (59%) dibandingkan tahun sebelumnya.
- Lamaran Tidak Relevan: 8 dari 10 perekrut (80%) kewalahan dengan banjirnya lamaran yang tidak relevan. Mereka melaporkan bahwa tidak ada satupun (0%) lamaran yang diterima benar-benar memenuhi kualifikasi.
Serla Rusli, LinkedIn Career Expert, menyoroti pentingnya strategi yang tepat. “Di tengah persaingan job market yang kompetitif, para pencari kerja seringkali ingin melamar sebanyak mungkin. Namun, mengirimkan lamaran terlalu banyak justru tidak akan berhasil. Para profesional di Indonesia harus bisa beradaptasi, mengambil pendekatan baru dan lebih strategis dalam melamar pekerjaan yang sesuai dengan skills,” ungkapnya.
Namun, kenyataannya justru sebaliknya. 43% profesional mengaku telah mengirim lebih banyak lamaran dari biasanya, tetapi tidak mendapatkan balasan.
Hal ini menunjukkan bahwa fokus pada kualitas lamaran jauh lebih penting daripada kuantitas. Alih-alih menyebar lamaran secara acak, profesional perlu mengidentifikasi pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan keahlian dan minat mereka, serta memastikan lamaran mereka menonjol di mata perekrut.
Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata global (58%). Namun, menemukan pekerjaan impian di tengah pasar tenaga kerja yang kompetitif bukanlah hal mudah.
Tantangan dalam Mencari Kerja di Tahun 2025
- Ghosting: Hampir 6 dari 10 pencari kerja (59%) mengaku pernah di-ghosting oleh perekrut, meninggalkan mereka dalam ketidakpastian dan frustrasi.- Persaingan Ketat: Lebih dari setengah responden (58%) merasakan bahwa proses mencari kerja semakin sulit dan memakan waktu lebih lama (59%) dibandingkan tahun sebelumnya.
- Lamaran Tidak Relevan: 8 dari 10 perekrut (80%) kewalahan dengan banjirnya lamaran yang tidak relevan. Mereka melaporkan bahwa tidak ada satupun (0%) lamaran yang diterima benar-benar memenuhi kualifikasi.
Serla Rusli, LinkedIn Career Expert, menyoroti pentingnya strategi yang tepat. “Di tengah persaingan job market yang kompetitif, para pencari kerja seringkali ingin melamar sebanyak mungkin. Namun, mengirimkan lamaran terlalu banyak justru tidak akan berhasil. Para profesional di Indonesia harus bisa beradaptasi, mengambil pendekatan baru dan lebih strategis dalam melamar pekerjaan yang sesuai dengan skills,” ungkapnya.
Kualitas vs Kuantitas
Data menunjukkan bahwa 42% profesional di Indonesia, terutama Gen Z (45%) dan Milenial (43%), percaya bahwa semakin banyak lamaran yang dikirimkan, semakin besar peluang mereka mendapatkan pekerjaan.Namun, kenyataannya justru sebaliknya. 43% profesional mengaku telah mengirim lebih banyak lamaran dari biasanya, tetapi tidak mendapatkan balasan.
Hal ini menunjukkan bahwa fokus pada kualitas lamaran jauh lebih penting daripada kuantitas. Alih-alih menyebar lamaran secara acak, profesional perlu mengidentifikasi pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan keahlian dan minat mereka, serta memastikan lamaran mereka menonjol di mata perekrut.
Strategi Jitu untuk Sukses Mencari Kerja di Tahun 2025:
LinkedIn menyediakan berbagai fitur dan insight untuk membantu para profesional di Indonesia mencari kerja secara efektif:Lihat Juga :
tulis komentar anda