Modus Kejahatan dengan Gambar AI Teror Singapura

Jum'at, 06 Desember 2024 - 21:21 WIB
Peneliti S Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Muhammad Faizal Abdul Rahman mengatakan, pelaku mungkin mencoba memanfaatkan pemilu mendatang yang diperkirakan akan berlangsung pada November tahun depan.

Katanya, para pelaku bisa saja berasumsi bahwa dengan semakin dekatnya pemilu, maka akan membuat para menteri dan pejabat publik lebih cenderung membayar uang pungutan liar, sekaligus menyelamatkan diri dan lembaganya dari rusaknya nama baik dan rasa malu,” ujarnya.

Menurut Faizal, kampanye pemerasan melalui email yang menggunakan gambar tersebut dapat diamati dalam kasus kejahatan lintas batas.

Namun cara yang sama juga dapat digunakan oleh aktor-aktor yang memiliki niat baik dan memiliki motivasi geopolitik atau pelaku kejahatan siber yang menyebarkan informasi politik yang salah.

Benjamin Ang, kepala Pusat Keunggulan Keamanan Nasional di RSIS, mengatakan pemerasan adalah jenis kejahatan yang 'sangat pribadi'.

“Tidak ada yang ingin citranya ada, meski palsu,” ujarnya.

Namun, kasus-kasus tersebut juga menunjukkan bagaimana stabilitas masyarakat di Singapura dapat dirusak oleh aliansi skala besar yang didorong oleh teknologi AI.

Faizal menilai kompolotan tersebut adalah bukti lain yang menunjukkan bagaimana operasi informasi jahat memanipulasi gambar menggunakan alat AI.
(wbs)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More