Ilmuwan Google Klaim Komputer Kuantum Lebih Canggih dari Superkomputer
Minggu, 13 Oktober 2024 - 07:26 WIB
LONDON - Peneliti Google Quantum AI menemukan fase kompleks komputasi stabil yang dapat dicapai oleh unit pemrosesan kuantum (QPU) yang sudah ada. Ini membuka pintu bagi kemampuan komputasi kuantum yang lebih hebat dan lebih cepat.
Saat komputer kuantum memasuki apa yang disebut sebagai fase kebisingan lemah, mereka mampu melakukan perhitungan kompleks yang bahkan superkomputer tercanggih pun tidak dapat mengimbanginya.
Penelitian yang dipimpin oleh Alexis Morvan ini diterbitkan pada 9 Oktober di jurnal Nature, dan menunjukkan langkah signifikan dalam pengembangan aplikasi praktis yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan dengan komputer klasik.
“Kami berfokus pada pengembangan aplikasi nyata untuk komputer kuantum yang tidak dapat dilakukan pada komputer klasik,” jelas perwakilan Google Quantum AI kepada Live Science.
“Penelitian ini adalah langkah penting dalam perjalanan itu. Tantangan kami selanjutnya adalah menunjukkan aplikasi 'melampaui klasik' dengan dampak nyata di dunia nyata.”
Namun, tantangan terbesar dalam komputasi kuantum saat ini adalah kebisingan yang dihasilkan. Data dari komputer kuantum sering kali berisik, sehingga memerlukan koreksi kesalahan yang intensif.
Sebagai contoh, qubit elemen dasar komputer kuantum sangat sensitif terhadap gangguan eksternal seperti perubahan suhu atau radiasi. Dibandingkan dengan bit klasik, di mana hanya 1 dari 1 miliar miliar bit mengalami kegagalan, qubit memiliki tingkat kesalahan yang jauh lebih tinggi, yaitu sekitar 1 dari 100 qubit yang gagal.
Komputasi kuantum sendiri memiliki potensi besar. Sementara bit klasik hanya dapat memproses data secara berurutan, qubit dapat menjalankan perhitungan secara paralel, yang berarti komputer kuantum dapat menyelesaikan perhitungan rumit dalam hitungan detik sesuatu yang mungkin membutuhkan waktu ribuan tahun bagi komputer klasik.
Saat komputer kuantum memasuki apa yang disebut sebagai fase kebisingan lemah, mereka mampu melakukan perhitungan kompleks yang bahkan superkomputer tercanggih pun tidak dapat mengimbanginya.
Penelitian yang dipimpin oleh Alexis Morvan ini diterbitkan pada 9 Oktober di jurnal Nature, dan menunjukkan langkah signifikan dalam pengembangan aplikasi praktis yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan dengan komputer klasik.
“Kami berfokus pada pengembangan aplikasi nyata untuk komputer kuantum yang tidak dapat dilakukan pada komputer klasik,” jelas perwakilan Google Quantum AI kepada Live Science.
“Penelitian ini adalah langkah penting dalam perjalanan itu. Tantangan kami selanjutnya adalah menunjukkan aplikasi 'melampaui klasik' dengan dampak nyata di dunia nyata.”
Namun, tantangan terbesar dalam komputasi kuantum saat ini adalah kebisingan yang dihasilkan. Data dari komputer kuantum sering kali berisik, sehingga memerlukan koreksi kesalahan yang intensif.
Sebagai contoh, qubit elemen dasar komputer kuantum sangat sensitif terhadap gangguan eksternal seperti perubahan suhu atau radiasi. Dibandingkan dengan bit klasik, di mana hanya 1 dari 1 miliar miliar bit mengalami kegagalan, qubit memiliki tingkat kesalahan yang jauh lebih tinggi, yaitu sekitar 1 dari 100 qubit yang gagal.
Komputasi kuantum sendiri memiliki potensi besar. Sementara bit klasik hanya dapat memproses data secara berurutan, qubit dapat menjalankan perhitungan secara paralel, yang berarti komputer kuantum dapat menyelesaikan perhitungan rumit dalam hitungan detik sesuatu yang mungkin membutuhkan waktu ribuan tahun bagi komputer klasik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda