Penipuan Online di Singapura via Telegram Meningkat, Pemerintah Keluarkan Peringatan!
Senin, 30 September 2024 - 18:52 WIB
JAKARTA - Penjahat siber semakin lihai dalam melancarkan aksinya di Singapura. Modus terbaru, menyamar sebagai lembaga pemerintah dan menyebarkan tautan palsu melalui Telegram.
Warga Singapura diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap modus penipuan online yang semakin marak terjadi. Pemerintah Singapura, melalui kanal Telegram resmi gov.sg, mengeluarkan peringatan tentang tautan voucher CDC palsu yang beredar di platform tersebut.
“Tetap waspada, lindungi diri Anda dari penipuan, dan cari informasi dari saluran resmi yang terverifikasi,” demikian bunyi peringatan tersebut.
Penipuan ini terjadi setelah kasus phishing yang meniru situs OneMotoring milik Otoritas Transportasi Darat. Para korban tertipu untuk membayar biaya pajak jalan palsu, mengakibatkan total kerugian mencapai USD28.000 (sekitar Rp411 juta).
Kedua kasus ini menunjukkan tren meresahkan, di mana penjahat siber semakin sering menyalahgunakan kredibilitas lembaga resmi untuk menargetkan masyarakat.
Patrick Tiquet, VP Keamanan dan Kepatuhan, Keeper Security, menjelaskan bahwa penipuan semacam ini tidak hanya menimbulkan risiko keuangan, tetapi juga membahayakan data pribadi.
“Seiring dengan berkembangnya penipuan ini, para penyerang menggunakan taktik yang semakin canggih, seperti menyematkan tautan berbahaya dalam pesan yang tampak asli," ujarnya.
Ia juga merekomendasikan penggunaan pengelola kata sandi yang andal untuk membantu mengidentifikasi URL mencurigakan dan mencegah phishing.
Warga Singapura diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap modus penipuan online yang semakin marak terjadi. Pemerintah Singapura, melalui kanal Telegram resmi gov.sg, mengeluarkan peringatan tentang tautan voucher CDC palsu yang beredar di platform tersebut.
“Tetap waspada, lindungi diri Anda dari penipuan, dan cari informasi dari saluran resmi yang terverifikasi,” demikian bunyi peringatan tersebut.
Penipuan ini terjadi setelah kasus phishing yang meniru situs OneMotoring milik Otoritas Transportasi Darat. Para korban tertipu untuk membayar biaya pajak jalan palsu, mengakibatkan total kerugian mencapai USD28.000 (sekitar Rp411 juta).
Kedua kasus ini menunjukkan tren meresahkan, di mana penjahat siber semakin sering menyalahgunakan kredibilitas lembaga resmi untuk menargetkan masyarakat.
Patrick Tiquet, VP Keamanan dan Kepatuhan, Keeper Security, menjelaskan bahwa penipuan semacam ini tidak hanya menimbulkan risiko keuangan, tetapi juga membahayakan data pribadi.
“Seiring dengan berkembangnya penipuan ini, para penyerang menggunakan taktik yang semakin canggih, seperti menyematkan tautan berbahaya dalam pesan yang tampak asli," ujarnya.
Bagaimana Cara Melindungi Diri?
Tiquet menekankan pentingnya verifikasi pesan yang mengklaim berasal dari lembaga pemerintah. “Selalu kunjungi situs web resmi mereka secara langsung, hindari mengklik tautan apa pun dalam pesan tersebut," sarannya.Ia juga merekomendasikan penggunaan pengelola kata sandi yang andal untuk membantu mengidentifikasi URL mencurigakan dan mencegah phishing.
tulis komentar anda