Penguatan Riset dengan Kecerdasan Artifisial Percepat Pemulihan Ekonomi

Rabu, 19 Agustus 2020 - 22:08 WIB
"Melalui visi tersebut, Presiden Joko Widodo optimistis Indonesia segera keluar dari middle-income trap dengan memprioritaskan Advanced Research & Innovation (R&I) dengan Kecerdasan Artifisial (KA) untuk meningkatkan nilai tambah pada industri dan ekspor guna mendorong pemulihan ekonomi," tutur Bambang.

Dia menambahkan, kolaborasi seperti yang tergambar dalam tukar gagasan pada webinar ini berperan penting dalam sosialisasi kebijakan pemerintah, terkait pengembangan riset dan inovasi yang berbasis iptek. Menurut Menristek, kolaborasi berkelanjutan penting untuk terus dikembangkan antara pemerintah, lembaga iptek, akademisi, peneliti, pelaku usaha, pelaku industri, serta pengembang teknologi seperti Huawei, agar ke depannya mampu dihasilkan solusi-solusi yang cepat dan tepat.

“Huawei Indonesia berkomitmen memberikan dukungan optimal atas keseriusan Pemerintah Indonesia dalam melakukan pengembangan Kecerdasan Artifisial yang selaras dengan arah kebijakan nasional untuk penguatan daya saing dan kompetensinya di kancah global," kata Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia.

Ini merupakan wujud penegasan komitmen jangka panjang perusahaan untuk Indonesia, di mana Huawei akan memberikan dukungan terhadap Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia, bersinergi dengan perguruan tinggi dalam pengembangan SDM di bidang Kecerdasan Artifisial, membangun ekosistem industri Kecerdasan Artifisial bersama perusahaan-perusahaan startup lokal.

"Tentunya dengan dukungan referensi dari keberhasilan penerapan teknologi kami di tingkat global,” imbuh Jacky Chen.



Dia menegaskan, tujuan dari dukungan Huawei yang terus berkelanjutan tersebut adalah guna membantu keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan transformasi digital dan penguatan ekonomi melalui inovasi-inovasi berbasis Cloud, Kecerdasan Artifisial, 5G, dan Huawei Mobile Services (HMS). Huawei meyakini ekosistem industri Kecerdasan Artifisial (KA) yang kuat akan berperan penting dalam mewujudkan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (KA), serta meningkatkan inovasi dan pendayagunaannya yang bermanfaat bagi Indonesia di era serbacerdas.

Terkait komitmen mendukung pengembang riset, Jacky mengatakan, Huawei memiliki semangat serupa yaitu menjadikan riset dan pengembangan sebagai landasan kuat yang paling mendasar dalam menciptakan inovasi-inovasi untuk dunia yang makin cerdas.

Saat ini, Huawei didukung oleh sekira 96.000 karyawan yang fokus di bidang riset dan pengembangan, meliputi lebih dari 700 PhD spesialis matematika, lebih dari 200 PhD di bidang fisika dan kimia, serta lebih dari 5.000 PhD di bidang teknik.

Huawei juga telah membangun kemitraan dalam riset dan inovasi dengan lebih dari 300 universitas. Serta dengan lebih dari 900 lembaga atau institusi riset di dunia.

Selama 20 tahun hadir dan berkiprah di Indonesia, Huawei yakin pembangunan ekosistem infrastruktur TIK Indonesia yang tangguh, seperti 5G, IoT, Fibre Network, Cloud, dan Kecerdasan Artifisial, bakal mampu mendukung percepatan pemulihan ekonomi Indonesia, menuju Indonesia yang cerdas dan semakin terhubung.

Pada kesempatan yang sama, Hammam Riza, mengatakan, Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Republik Indonesia tahun 2020-2045 merupakan arah kebijakan nasional. Fokusnya pada bidang prioritas teknologi kecerdasan artifisial yang sebagai acuan kementerian, lembaga, komunitas, industri dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan kegiatan di bidang teknologi kecerdasan artifisial di Indonesia. (Baca juga: Sebut Ada Ancaman, Sejumlah Purnawirawan TNI Temui Rizal Ramli )
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More