7 Super Komputer Paling Canggih di Dunia, Frontier Jawaranya

Sabtu, 30 Maret 2024 - 10:25 WIB
Super komputer sesuai namanya merupakan komputer tercepat di dunia. (Foto: Live Science)
JAKARTA - Perlombaan teknologi terus menghiasai dunia saat ini. Salah satunya adalah kompetisi membangun super komputer untuk berbagai kepentingan seperti penelitian ilmiah hingga militer.

Super komputer sesuai namanya merupakan komputer tercepat di dunia. Ia memproses kumpulan data besar dan melakukan kalkulasi dengan kecepatan luar biasa. Perangkat ini tentunya membutuhkan infrastruktur yang sangat besar untuk beroperasi, termasuk sistem pendingin canggih.

Secara arsitektur, super komputer juga dilengkapi lebih banyak komponen dibandingkan PC normal. Satu super komputer memiliki ribuan CPU dan GPU. Kinerjanya juga diukur menggunakan operasi floating-point per detik (FLOPS) - di mana satu operasi floating-point adalah perhitungan matematika. Super komputer paling kuat di dunia saat ini melebihi 1 exaFLOP - 1 kuintilion (10^18) FLOPS. Sedangkan PC dan laptop normal biasanya memiliki daya beberapa ratus gigaFLOPS - 1 triliun (10^9) FLOPS.

Karena dapat bekerja dengan data dalam jumlah besar dan memproses kalkulasi dengan sangat cepat, para ilmuwan sering menggunakan super komputer untuk memecahkan masalah dalam penemuan obat dan bahan. Perangkat ini juga dapat membuat prediksi, seperti meramalkan cuaca.





Berikut tujuh super komputer paling kuat di dunia berdasarkan peringkat TOP500 terbaru dilansir dari Live Science, Sabtu (30/3/2024) :

1. Frontier



Super komputer ini bertempat di Oak Ridge National Laboratory, Tennessee, AS dengan performa 1.194 petaFLOPS (1.2 exaFLOPS). Frontier dibangun oleh raksasa super komputer HPE Cray - menjadi komputer exascale pertama di dunia saat online pada tahun 2022. Para ilmuwan awalnya menggunakan Frontier untuk penelitian kanker, penemuan obat, fusi nuklir, bahan eksotis, merancang mesin super efisien, dan memodelkan ledakan bintang.

Dalam beberapa tahun mendatang, para ilmuwan akan menggunakan Frontier untuk merancang teknologi transportasi dan pengobatan baru. Evan Schneider, asisten profesor astrofisika komputasional di University of Pittsburgh, mengatakan kepada MIT Tech Review bahwa ia ingin menjalankan simulasi tentang bagaimana Bima Sakti berevolusi dari waktu ke waktu.

2. Aurora

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More