Serang Balik AS, China Beberkan Bukti CIA sebagai Otak Pencurian Data
Sabtu, 12 Agustus 2023 - 09:14 WIB
BEIJING - Usai Amerika Serikat menyatakan perang terhadap teknologi Tiongkok. China mengungkapkan 'kasus spionase' yang melibatkan Badan Intelijen Pusat AS (CIA) setelah AS berulang kali menuduh Beijing memata-matai negara tersebut.
Kementerian Keamanan Nasional menginformasikan bahwa kegiatan tersebut melibatkan seorang warga lokal yang dikenal sebagai Zeng yang memberikan informasi rahasia untuk mendapatkan uang.
"Setelah penyelidikan menyeluruh diluncurkan, pihak berwenang memperoleh bukti kuat keterlibatan Zeng. Kami akan mengambil tindakan tegas sesuai hukum untuk menghilangkan ancaman pada waktunya," jelasnya kepada AFP tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang 'hukuman' yang akan dijatuhkan.
Menurutnya, Zeng, 52, dikirim ke Italia untuk melanjutkan studinya di mana ia berteman dengan seorang agen CIA yang ditempatkan di Kedutaan Besar AS di Roma.
Agen tersebut berhasil meyakinkan Zeng untuk mendapatkan informasi sensitif militer China dengan imbalan sejumlah besar uang dan jaminan untuk memindahkan pria tersebut dan keluarganya ke AS.
Laporan Beijing juga menemukan bahwa Zeng menandatangani kontrak dengan Washington dan diberi pelatihan sebelum pulang untuk melakukan kegiatan spionase.
Dapat dipahami bahwa kasus tersebut kini mendapat perhatian di China dan telah menjadi topik paling trending di Weibo.
Pengungkapan itu dilakukan setelah Beijing merevisi undang-undang anti spionase yang menindak tegas pihak manapun yang terlibat dalam kegiatan spionase termasuk memperoleh dokumen terkait keamanan dan kepentingan nasional tanpa izin.
Kementerian Keamanan Nasional menginformasikan bahwa kegiatan tersebut melibatkan seorang warga lokal yang dikenal sebagai Zeng yang memberikan informasi rahasia untuk mendapatkan uang.
"Setelah penyelidikan menyeluruh diluncurkan, pihak berwenang memperoleh bukti kuat keterlibatan Zeng. Kami akan mengambil tindakan tegas sesuai hukum untuk menghilangkan ancaman pada waktunya," jelasnya kepada AFP tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang 'hukuman' yang akan dijatuhkan.
Menurutnya, Zeng, 52, dikirim ke Italia untuk melanjutkan studinya di mana ia berteman dengan seorang agen CIA yang ditempatkan di Kedutaan Besar AS di Roma.
Agen tersebut berhasil meyakinkan Zeng untuk mendapatkan informasi sensitif militer China dengan imbalan sejumlah besar uang dan jaminan untuk memindahkan pria tersebut dan keluarganya ke AS.
Laporan Beijing juga menemukan bahwa Zeng menandatangani kontrak dengan Washington dan diberi pelatihan sebelum pulang untuk melakukan kegiatan spionase.
Dapat dipahami bahwa kasus tersebut kini mendapat perhatian di China dan telah menjadi topik paling trending di Weibo.
Pengungkapan itu dilakukan setelah Beijing merevisi undang-undang anti spionase yang menindak tegas pihak manapun yang terlibat dalam kegiatan spionase termasuk memperoleh dokumen terkait keamanan dan kepentingan nasional tanpa izin.
(wbs)
tulis komentar anda