AI Berhasil Hidupkan Musisi yang Telah Lama Meninggal
Selasa, 20 Juni 2023 - 07:52 WIB
JAKARTA - Teknologi Artificial Intelligence (AI) berhasil menghidupkan kembali musisi yang telah meninggal. Namun, dampak buruknya, teknologi ini memanipulasi karya dan suara seniman.
Dilansir dari The Street, model AI menyediakan jalur untuk menghidupkan musisi yang sudah lama hilang.
"Teknologi dapat membantu menciptakan momen yang sangat indah. The Beatles bahkan bekerja dengan AI untuk membawa John Lennon kembali untuk satu lagu terakhir," katanya, dikutip Selasa (20/6/2023).
Tidak hanya itu, The Beatles juga menggunakan teknologi serupa untuk film dokumenter "Get Back" Peter Jackson.
"Jackson mampu melepaskan suara John dari sedikit kaset. Dia bisa memisahkannya dengan AI," sambungnya.
Ini bukan pertama kalinya sebuah kelompok musik menggunakan AI untuk menghidupkan kembali musisi.
Pada tahun 2021, sebuah organisasi kesehatan mental nirlaba yang disebut Over the Bridge menggunakan AI untuk membuat album yang hilang, karena krisis kesehatan mental musik. Hasilnya adalah kaset yang hilang dari 27 Club.
"Organisasi ini menggunakan kombinasi dua sistem AI, yakni AI musik dan lirik AI, untuk menghasilkan lagu-lagu baru oleh Jimi Hendrix, Nirvana, Amy Winehouse, dan The Doors," ungkapnya.
Dalam konteks yang tepat, dengan niat yang tepat, teknologi ini bisa sangat emosional. Tetapi karena semakin banyak AIS generasi musik keluar, tren mencuri dan memanipulasi karya dan suara seniman menjadi lebih populer.
"Itu adalah pelanggaran seni," pungkasnya.
Dilansir dari The Street, model AI menyediakan jalur untuk menghidupkan musisi yang sudah lama hilang.
"Teknologi dapat membantu menciptakan momen yang sangat indah. The Beatles bahkan bekerja dengan AI untuk membawa John Lennon kembali untuk satu lagu terakhir," katanya, dikutip Selasa (20/6/2023).
Tidak hanya itu, The Beatles juga menggunakan teknologi serupa untuk film dokumenter "Get Back" Peter Jackson.
"Jackson mampu melepaskan suara John dari sedikit kaset. Dia bisa memisahkannya dengan AI," sambungnya.
Ini bukan pertama kalinya sebuah kelompok musik menggunakan AI untuk menghidupkan kembali musisi.
Pada tahun 2021, sebuah organisasi kesehatan mental nirlaba yang disebut Over the Bridge menggunakan AI untuk membuat album yang hilang, karena krisis kesehatan mental musik. Hasilnya adalah kaset yang hilang dari 27 Club.
"Organisasi ini menggunakan kombinasi dua sistem AI, yakni AI musik dan lirik AI, untuk menghasilkan lagu-lagu baru oleh Jimi Hendrix, Nirvana, Amy Winehouse, dan The Doors," ungkapnya.
Dalam konteks yang tepat, dengan niat yang tepat, teknologi ini bisa sangat emosional. Tetapi karena semakin banyak AIS generasi musik keluar, tren mencuri dan memanipulasi karya dan suara seniman menjadi lebih populer.
"Itu adalah pelanggaran seni," pungkasnya.
(san)
tulis komentar anda