Teknologi Artificial Intelligence Bantu Dokter Diagnosis Serangan Jantung Lebih Cepat dan Akurat
Jum'at, 12 Mei 2023 - 13:46 WIB
JAKARTA - Teknologi Artificial Intelligence (AI) ternyata dapat membantu dokter dalam mendiagnosis serangan jantung lebih cepat, dan akurat. Hal ini mengurangi penerimaan pada unit A&E yang sibuk.
Dilansir dari Sky News, sebuah uji coba pada 10.286 orang dengan nyeri dada menemukan bahwa alat diagnostik, yang disebut kode-ACS, mampu menyingkirkan serangan jantung pada pasien dua kali lebih banyak.
"Uji klinis sekarang sedang berlangsung di Skotlandia, dengan dukungan dari Wellcome Leap, untuk menilai apakah alat tersebut mengurangi tekanan pada departemen darurat yang penuh sesak," tulis laman itu, dikutip Jumat (12/5/2023).
Nicholas Mills, Profesor Kardiologi di Pusat Ilmu Kardiovaskular Universitas Edinburgh mengatakan, untuk pasien dengan nyeri dada akut karena serangan jantung, diagnosis dini dan perawatan dapat menyelamatkan nyawa.
Sayangnya, banyak kondisi yang menyebabkan gejala-gejala umum ini, didiagnosis dengan tidak selalu mudah.
"Memanfaatkan data dan kecerdasan buatan untuk mendukung keputusan klinis, memiliki potensi besar untuk meningkatkan perawatan bagi pasien dan efisiensi di departemen darurat kami yang sibuk," jelasnya.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan, bahwa wanita 50% lebih mungkin didiagnosis secara tidak benar pada awalnya. Dan orang yang awalnya diberi diagnosis yang salah, memiliki risiko kematian 70% lebih tinggi.
Tapi itu bisa dicegah oleh algoritma baru. Kode-ACS bekerja dengan baik, terlepas dari karakteristik pasien. Ini dikembangkan dengan kecerdasan buatan berdasarkan data dari lebih 10.000 pasien di Skotlandia.
"Ini menggunakan informasi termasuk usia, jenis kelamin, hasil tes EKG, riwayat medis dan tingkat troponin untuk memprediksi probabilitas, bahwa seseorang mengalami serangan jantung," paparnya.
Profesor Sir Nilesh Samani, Direktur Medis British Heart Foundation menambahkan, Code-ACS memiliki potensi untuk memerintah atau mengesampingkan serangan jantung lebih akurat daripada pendekatan saat ini.
Dilansir dari Sky News, sebuah uji coba pada 10.286 orang dengan nyeri dada menemukan bahwa alat diagnostik, yang disebut kode-ACS, mampu menyingkirkan serangan jantung pada pasien dua kali lebih banyak.
"Uji klinis sekarang sedang berlangsung di Skotlandia, dengan dukungan dari Wellcome Leap, untuk menilai apakah alat tersebut mengurangi tekanan pada departemen darurat yang penuh sesak," tulis laman itu, dikutip Jumat (12/5/2023).
Nicholas Mills, Profesor Kardiologi di Pusat Ilmu Kardiovaskular Universitas Edinburgh mengatakan, untuk pasien dengan nyeri dada akut karena serangan jantung, diagnosis dini dan perawatan dapat menyelamatkan nyawa.
Sayangnya, banyak kondisi yang menyebabkan gejala-gejala umum ini, didiagnosis dengan tidak selalu mudah.
"Memanfaatkan data dan kecerdasan buatan untuk mendukung keputusan klinis, memiliki potensi besar untuk meningkatkan perawatan bagi pasien dan efisiensi di departemen darurat kami yang sibuk," jelasnya.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan, bahwa wanita 50% lebih mungkin didiagnosis secara tidak benar pada awalnya. Dan orang yang awalnya diberi diagnosis yang salah, memiliki risiko kematian 70% lebih tinggi.
Tapi itu bisa dicegah oleh algoritma baru. Kode-ACS bekerja dengan baik, terlepas dari karakteristik pasien. Ini dikembangkan dengan kecerdasan buatan berdasarkan data dari lebih 10.000 pasien di Skotlandia.
"Ini menggunakan informasi termasuk usia, jenis kelamin, hasil tes EKG, riwayat medis dan tingkat troponin untuk memprediksi probabilitas, bahwa seseorang mengalami serangan jantung," paparnya.
Profesor Sir Nilesh Samani, Direktur Medis British Heart Foundation menambahkan, Code-ACS memiliki potensi untuk memerintah atau mengesampingkan serangan jantung lebih akurat daripada pendekatan saat ini.
(san)
Lihat Juga :
tulis komentar anda