Otomatisasi Program Bayi Tabung, Ilmuwan Ciptakan Robot Penyuntik Sperma
Rabu, 26 April 2023 - 07:18 WIB
Sebaliknya, dengan teknologi ini sel telur pasien mungkin dimasukkan langsung ke sistem kesuburan otomatis di klinik ginekolog. “Harus lebih murah. Dan jika ada dokter yang bisa melakukannya (mengoperasi robot penyuntik sperma), itu akan terwujud,” kata Munne.
Tujuan utama para ilmuwan mengotomatiskan program bayi tabung untuk menghasilkan lebih banyak bayi. Ditargetkan sekitar 500.000 anak dilahirkan melalui program bayi tabung secara global setiap tahun.
MIT Technology Review mengidentifikasi setengah lusin startup sejenis dengan tujuan serupa, di antaranya AutoIVF, IVF 2.0, Conceivable Life Sciences, dan Fertilis. Beberapa memiliki laboratorium universitas yang berspesialisasi dalam teknologi miniatur lab-on-a-chip.
Namun, pengembangan robot ini juga mendapatkan sikap skeptis beberapa dokter lain skeptis. Apalagi harus menggantikan ahli embriologi dengan robot dalam waktu dekat. “Untuk saat ini, manusia jauh lebih baik daripada mesin. Terutama ketika mengambil sperma, memasukkannya ke dalam sel telur dengan trauma minimal, dan sehalus mungkin,” kata Zev Williams, direktur klinik kesuburan Universitas Columbia.
Tujuan utama para ilmuwan mengotomatiskan program bayi tabung untuk menghasilkan lebih banyak bayi. Ditargetkan sekitar 500.000 anak dilahirkan melalui program bayi tabung secara global setiap tahun.
MIT Technology Review mengidentifikasi setengah lusin startup sejenis dengan tujuan serupa, di antaranya AutoIVF, IVF 2.0, Conceivable Life Sciences, dan Fertilis. Beberapa memiliki laboratorium universitas yang berspesialisasi dalam teknologi miniatur lab-on-a-chip.
Namun, pengembangan robot ini juga mendapatkan sikap skeptis beberapa dokter lain skeptis. Apalagi harus menggantikan ahli embriologi dengan robot dalam waktu dekat. “Untuk saat ini, manusia jauh lebih baik daripada mesin. Terutama ketika mengambil sperma, memasukkannya ke dalam sel telur dengan trauma minimal, dan sehalus mungkin,” kata Zev Williams, direktur klinik kesuburan Universitas Columbia.
(wib)
Lihat Juga :
tulis komentar anda