Di Balik Kebijakan TV Digital Diduga Ada Motif Ekonomi

Kamis, 07 Mei 2015 - 14:06 WIB
Di Balik Kebijakan TV...
Di Balik Kebijakan TV Digital Diduga Ada Motif Ekonomi
A A A
SURABAYA - Sikap ngotot pemerintah agar stasiun televisi memindahkan frekuensi dari analog ke TV digital diduga karena ada motif ekonomi. Slot tersisa disinyalir akan dijual pemerintah kepada pihak pengelola data internet atau telepon seluler.

“Patut dicurigai kengototan pemerintah untuk segera memakai frekuensi analog ke digital karena pemerintah ingin menjual kelebihan slot kepada pihak pengelola data internet atau GSM," ujar pengamat komunikasi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya, Catur Suratnoadji kepada media, Kamis (7/5/2015)

Menurut Catur, kelebihan slot frekuensi kemungkinan besar akan dijual ke pihak pengelola data internet atau GSM dengan harga mahal. “Satu frekuensi dijual ke pengelola data dengan harga Rp12 triliun. Sedangkan jika dijual ke pengelola broadcasting hanya sekitar Rp1,5 triliun. Pemerintah akan lebih memilih jual ke pengelola GSM atau pengelola data internet dengan dalih keuntungan bagi negara,” bebernya.

Dia mencontohkan, apa yang terjadi di Surabaya yang punya 14 slot frekuensi digital. “Karena sifatnya mampat, TV digital Surabaya hanya akan butuh 7 slot frekuensi, sehingga tersisa 7 slot frekuensi lagi yang bisa dijual ke pengelola data internet,” terang Catur.

Hal senada disampaikan Ketua Bidang Perizinan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur, Muhammad Dawud. Dia mengungkapkan meskipun hanya desas-desus, pengalihan TV analog ke digital tak lepas dari motif ekonomi pemerintah.

“Harga yang ditawarkan oleh pengelola data internet fantastis sekali dibanding jika frekuensi dijual ke pihak broadcaster. Ini dianggap menguntungkan bagi pemerintah,” kata Dawud.

Menurutnya, TV digital cenderung hemat dalam pemakaian frekuensi, sehingga kelebihan frekuensi digital kemungkinan akan terjadi.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7964 seconds (0.1#10.140)