Jokowi Diminta Perangi Hacker
A
A
A
BANDUNG - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan fokus memerangi hacker atau peretas yang saat ini menjamur di Indonesia.
Mereka juga diharapkan bisa mencegah anak-anak dan remaja agar tidak menjadi hacker di kemudian hari.
"Tentunya kita berharap kepada pemerintahan Jokowi agar tetap peduli dengan internet sehat untuk mencegah anak-anak menjadi hacker," ujar Chairman Indonesia Security Incident Respones Team Internet Infrastructure Coordination Center (id-SIRTI/CC), Rudi Lumanto di Hotel Hilton, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (3/11/2014).
Berdasarkan hasil survei Kemenkominfo pada 2013, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 50 juta pengguna. Sebanyak 60% di antaranya berusia antara 14-24 tahun rata-rata berdomisili di Pulau Jawa.
"Hacker di kita itu masih bisa dihitung jari. Namun, tidak menutup kemungkinan usia tersebut di antaranya menjadi hacker," ungkapnya.
Agar mereka tidak menjadi hacker, perlu pemahaman bagi mereka agar mereka tidak terjerat kasus hukum. "Anak-anak perlu memahami UU ITE agar tidak terjerat masalah hukum," tegas Rudi.
Dia membeberkan, sepanjang Januari hingga Oktober 2014 tercatat ada sekitar 38 juta serangan cyber di Indonesia. Itu berdasarkan data yang dikumpulkan Kemenkominfo. "Per hari itu sekitar 120 serangan cyber," ungkapnya.
Situs yang diretas mayoritas adalah milik pemerintah dengan domain go.id dan ac.id yang merupakan domain akademi.
Mereka juga diharapkan bisa mencegah anak-anak dan remaja agar tidak menjadi hacker di kemudian hari.
"Tentunya kita berharap kepada pemerintahan Jokowi agar tetap peduli dengan internet sehat untuk mencegah anak-anak menjadi hacker," ujar Chairman Indonesia Security Incident Respones Team Internet Infrastructure Coordination Center (id-SIRTI/CC), Rudi Lumanto di Hotel Hilton, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (3/11/2014).
Berdasarkan hasil survei Kemenkominfo pada 2013, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 50 juta pengguna. Sebanyak 60% di antaranya berusia antara 14-24 tahun rata-rata berdomisili di Pulau Jawa.
"Hacker di kita itu masih bisa dihitung jari. Namun, tidak menutup kemungkinan usia tersebut di antaranya menjadi hacker," ungkapnya.
Agar mereka tidak menjadi hacker, perlu pemahaman bagi mereka agar mereka tidak terjerat kasus hukum. "Anak-anak perlu memahami UU ITE agar tidak terjerat masalah hukum," tegas Rudi.
Dia membeberkan, sepanjang Januari hingga Oktober 2014 tercatat ada sekitar 38 juta serangan cyber di Indonesia. Itu berdasarkan data yang dikumpulkan Kemenkominfo. "Per hari itu sekitar 120 serangan cyber," ungkapnya.
Situs yang diretas mayoritas adalah milik pemerintah dengan domain go.id dan ac.id yang merupakan domain akademi.
(dmd)