FBI: Serangan Cyber China Rugikan Miliaran USD
A
A
A
NEW YORK - China secara agresif melancarkan cyber crime melawan Amerika Serikat (AS), menimbulkan kerugian hingga miliaran dollar AS (USD) setiap tahun.
Dikutip dari Phys, Senin (6/10/2014), hal ini disampaikan Kepala Federal Bureau of Investigation (FBI), James Comey. Dalam acara "60 Minutes" ditayangkan stasiun televisi CBS, Kepala FBI itu menyatakan bahwa China masuki posisi puncak dalam daftar negara-negara yang mencuri rahasia dari berbagai perusahaan di AS.
Bahkan Comey juga mengungkapkan hampir semua perusahaan besar di AS menjadi target dari negara asal Panda tersebut.
Kerugian tahunan dari serangan cyber diluncurkan dari China, "Mustahil untuk menghitung," kata Comey, tetapi diukur dalam "miliaran".
Terkait daftar negara-negara yang menjadikan AS sebagai target untuk di-hack, Comey tidak banyak berkomentar. "Saya tidak ingin memberikan daftar lengkap. Tapi ... Aku bisa memberitahu daftar teratas adalah China," katanya.
Comey mencontohkan, lima anggota Tentara Pembebasan Rakyat China didakwa karena telah meng-hacking rahasia dagang perusahaan AS. Hal ini kemudian membuat pihak China marah. Kasus ini adalah yang pertama kalinya Federal penuntutan pelaku negara atas cyber spionase.
"China sedang berusaha untuk mendapatkan informasi yang berguna untuk mereka, sehingga mereka tidak perlu menciptakan. Mereka dapat menyalin atau mencuri untuk belajar tentang bagaimana sebuah perusahaan bisa mendekati negosiasi dengan sebuah perusahaan China segala macam hal," jelas Comey. Namun menurut Comey, upaya hacking China mudah untuk mendeteksi.
Agustus lalu, FBI mengakui bahwa bersama Agen Rahasia AS sedang menyelidiki lingkup serangan cyber terhadap beberapa lembaga keuangan AS, baru-baru ini.
Dikutip dari Phys, Senin (6/10/2014), hal ini disampaikan Kepala Federal Bureau of Investigation (FBI), James Comey. Dalam acara "60 Minutes" ditayangkan stasiun televisi CBS, Kepala FBI itu menyatakan bahwa China masuki posisi puncak dalam daftar negara-negara yang mencuri rahasia dari berbagai perusahaan di AS.
Bahkan Comey juga mengungkapkan hampir semua perusahaan besar di AS menjadi target dari negara asal Panda tersebut.
Kerugian tahunan dari serangan cyber diluncurkan dari China, "Mustahil untuk menghitung," kata Comey, tetapi diukur dalam "miliaran".
Terkait daftar negara-negara yang menjadikan AS sebagai target untuk di-hack, Comey tidak banyak berkomentar. "Saya tidak ingin memberikan daftar lengkap. Tapi ... Aku bisa memberitahu daftar teratas adalah China," katanya.
Comey mencontohkan, lima anggota Tentara Pembebasan Rakyat China didakwa karena telah meng-hacking rahasia dagang perusahaan AS. Hal ini kemudian membuat pihak China marah. Kasus ini adalah yang pertama kalinya Federal penuntutan pelaku negara atas cyber spionase.
"China sedang berusaha untuk mendapatkan informasi yang berguna untuk mereka, sehingga mereka tidak perlu menciptakan. Mereka dapat menyalin atau mencuri untuk belajar tentang bagaimana sebuah perusahaan bisa mendekati negosiasi dengan sebuah perusahaan China segala macam hal," jelas Comey. Namun menurut Comey, upaya hacking China mudah untuk mendeteksi.
Agustus lalu, FBI mengakui bahwa bersama Agen Rahasia AS sedang menyelidiki lingkup serangan cyber terhadap beberapa lembaga keuangan AS, baru-baru ini.
(dyt)