Bahaya Mengklik Link yang Salah

Senin, 23 Juni 2014 - 13:22 WIB
Bahaya Mengklik Link yang Salah
Bahaya Mengklik Link yang Salah
A A A
SAN FRANCISCO - Internet dipenuhi dengan banyak godaan tetapi sebuah link yang dikirim ke Anda oleh pihak yang tidak diketahui, dapat membawa risiko potensial untuk keseimbangan keuangan Anda, berujung pada sisi cybercriminal.

Dilansir dari Softpedia, Senin (23/6/2014), link berbahaya ini dikemas menjadi menarik untuk dilihat atau menyajikan suatu hal yang mendesak.

Dalam kasus tersebut, komponen rekayasa sosial merupakan hal penting untuk meyakinkan pengguna agar mengklik link dan membuat para pelaku cyber crime semakin dekat dengan target. Meskipun bagi banyak pengguna hal tersebut merupakan trik yang sudah ketinggalan jaman.

Komponen spam semakin berkembang menjadi lebih rumit seiring seringnya pengiriman link-link berbahaya tersebut. Filter dan mesin telah meningkatkan akurasi mereka dalam menentukan pesan spam, scammer profesional telah menggenjot permainan dan pindah ke cara pengiriman yang lebih agresif.

Jaringan sosial kini menjadi target bagi para spammer karena mereka dibangun untuk menyebarkan berita secepat mungkin. Pesan akan terlihat palsu, tetapi ada banyak naives yang dapat dimanfaatkan, terutama ketika mereka melihat bahwa pesan berasal dari salah satu teman mereka.

Sebuah akun jejaring sosial dikompromikan memungkinkan spammer untuk posting atas nama pengguna dan hal ini menekan jumlah calon korban lebih besar.

Spam umumnya terkait dengan iklan yang tidak diminta sehingga kasus penipuan tumbuh semakin sering.

Sebuah kelompok tertentu mencoba menggunakan setiap saluran yang mereka bisa untuk mendistribusikan iklan palsu, menggunakan gambar selebriti dan bahkan menciptakan klon dari situs populer dengan berita palsu yang mengklaim dukungan dari produk yang mereka jual, agar kebohongan terlihat nyata. Mereka menargetkan layanan dengan pilihan berbagi pesan.

Phishing adalah bentuk serangan berbahaya yang mengandalkan rekayasa sosial untuk membuat pengguna mengklik link tertentu. Tujuannya untuk membuat korban rela mengeluarkan uangnya, dan mencuri ke rekening mereka.

Modus operandi mirip dengan spamming tetapi pesan yang dibuat lebih hati-hati. Sebagian besar menghadirkan payload sebagai lampiran. Begitu Anda membukanya, akan terbuka pintu untuk kriminal dunia maya.

Memancing korban dengan link yang mengarah ke situs web berbahaya juga kerap digunakan phishing. Semuanya tergantung tingkat kewaspadaan pengguna dan kualitas pesan yang digunakan sebagai daya tarik.

Penjahat cyber memiliki banyak cara untuk mengosongkan rekening bank, seperti naskag iklan yang menampilkan permintaan update palsu muncul secara pop-up.

Sebuah link yang menjanjikan membawa Anda ke pengalaman luar biasa dan menjanjikan suatu hal, harus selalu dipandang dengan skeptis. Terutama jika berasal dari sebuah entitas yang tidak diketahui.
(dyt)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9628 seconds (0.1#10.140)