Ganti frekuensi Smartfren harus evaluasi business plan

Jum'at, 11 April 2014 - 20:49 WIB
Ganti frekuensi Smartfren...
Ganti frekuensi Smartfren harus evaluasi business plan
A A A
Sindonews.com - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) harus merubah rencana bisnis (business plan) untuk meraih target laba bersih yang positif pada tahun ini.

Hal tersebut terkait wacana Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkomifo) untuk pemindahan frekuensi FREN dari 1900 Mhz ke 2,3 GHz.

Direktur Jaringan FREN, Merza Fachys mengatakan migrasi frekuensi adalah hak pemerintah, sedangkan operator berkewajiban untuk memberlakukannya. Namun, investasi yang dikeluarkan perseroan untuk pemindahan frekuensi tersebut dinilai tidak sedikit.

Meskipun enggan menyebutkan nilai kebutuhan investasinya, tetapi setidaknya dibutuhkan waktu dua tahun untuk pemindahan frekuensi secara keseluruhan.

"Kita harus siap karena frekuensi adalah milik negara, namun kami harus merubah business plan. Investasi yang dikeluarkan Smartfren hingga saat ini saja belum kembali, tahun lalu kami juga masih mengalami rugi," kata Merza dalam jumpa persnya di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (11/4/2014).

Untuk diketahui, emiten operator telekomunikasi tersebut mencatat pendapatan usaha sebesar Rp2,43 triliun selama 2013 atau tumbuh 47 persen dibandingkan 2012 sebesar Rp1,65 triliun.

Pemasok pendapatan bagi Smartfren sepanjang 2013 adalah layanan data sebesar Rp1,818 triliun atau naik 47 persen dibandingkan 2012 sebesar Rp1,229 triliun.

Walau pendapatan tumbuh dobel digit, namun perseroan masih mengalami rugi usaha sepanjang 2013 yakni sebesar Rp1,611 triliun atau nyaris sama dengan 2012 sebesar Rp1,602 triliun.

Penyebab masih dideritanya rugi usaha karena sepanjang 2013 beban usaha mencapai Rp4,039 triliun naik dibandingkan 2013 sebesar Rp1,602 triliun. Total rugi bersih yang diderita perseroan sepanjang 2013 sebesar Rp2,53 triliun naik 61 persen dibandingkan 2012 sebesar Rp1,563 triliun.

Sedangkan pemicu naiknya kerugian karena faktor depresiasi rupiah sepanjang 2013 dimana mengalami rugi kurs sebesar Rp730,168 miliar. Diprediksi rugi kurs dari FREN karena tingginya impor perangkat baik handset atau jaringan dan membayar utang jatuh tempo dalam dolar AS.

Di sisi handset saja sepanjang 2013 perseroan diperkirakan mengimpor Smartphone senilai Rp334,49 miliar, sementara utang tidak dilakukan lindung nilai.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5794 seconds (0.1#10.140)