Advan siap bangun pabrik di Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Advan, produsen smartphone dan tablet ternama, siap membangun pabrik di Indonesia asalkan mendapatkan dukungan dari pemerintah.
Direktur Marketing Advan, Tjandra Lianto berharap pemerintah dengan perusahaan swasta, termasuk Advan bisa bersinergi sehingga produk dalam negeri dapat bersaing di kancah internasional.
"Advan paling siap bangun pabrik. Kita ingin memberikan sesuatu yang value added dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Target kami 3-5 tahun ke depan menjadi industri yang berdiri sendiri," ujarnya, Senin (17/2/2014).
Untuk membangun pabrik, pihaknya perlu dukungan dari pemerintah, seperti masalah pajak, impor, kemudahan perizinan, dan lainnya, termasuk masalah upah buruh. "Kita ini sudah layak bikin pabrik di Indonesia," paparnya.
Tjandra menyadari, saat ini perkembangan teknologi semakin kuat. Apalagi banyaknya produk China yang masuk ke pasar Indonesia. Karena itu, minimal produknya harus menguasai pasar dalam negeri terlebih dahulu.
Menurutnya, pengusaha tidak nyaman jika terlalu banyak isu krusial dan sering terjadi demontrasi yang dilakukan para buruh. "Semuanya kita pertimbangkan. Ke depan membuat industri jadi madiri. Kami optimis bisa meskipun bukan hal yang mudah," pungkasnya.
Direktur Marketing Advan, Tjandra Lianto berharap pemerintah dengan perusahaan swasta, termasuk Advan bisa bersinergi sehingga produk dalam negeri dapat bersaing di kancah internasional.
"Advan paling siap bangun pabrik. Kita ingin memberikan sesuatu yang value added dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Target kami 3-5 tahun ke depan menjadi industri yang berdiri sendiri," ujarnya, Senin (17/2/2014).
Untuk membangun pabrik, pihaknya perlu dukungan dari pemerintah, seperti masalah pajak, impor, kemudahan perizinan, dan lainnya, termasuk masalah upah buruh. "Kita ini sudah layak bikin pabrik di Indonesia," paparnya.
Tjandra menyadari, saat ini perkembangan teknologi semakin kuat. Apalagi banyaknya produk China yang masuk ke pasar Indonesia. Karena itu, minimal produknya harus menguasai pasar dalam negeri terlebih dahulu.
Menurutnya, pengusaha tidak nyaman jika terlalu banyak isu krusial dan sering terjadi demontrasi yang dilakukan para buruh. "Semuanya kita pertimbangkan. Ke depan membuat industri jadi madiri. Kami optimis bisa meskipun bukan hal yang mudah," pungkasnya.
(dmd)