Instagram Tandai Foto Editan Sebagai Informasi Palsu
A
A
A
MENLO PARK - Instagram menjadi platform berbagi foto, termasuk bagi para fotografer profesional dan pekerja kreatif lainnya. Mereka menggunakan Instagram sebagai media untuk menampilkan portofolio.
Namun, tampaknya akan jauh lebih sulit bagi sebagian orang untuk menggunakan Instagram dengan tujuan tersebut. Karena Instagram dikabarkan sempat menandai foto hasil editan seorang fotografer sebagai informasi palsu.
Dikutip dari The Next Web, Sabtu (18/1/2020), seorang fotografer bernama Toby Harriman asal Amerika Serikat mendapati salah satu unggahannya ternyata diberi tanda 'False Information'. Setelah ditelusuri, foto itu menampilkan seorang pria berdiri di tengah bukit warna-warni yang telah di edit.
Keterangan yang disertakan menyebut bahwa foto itu tidak memberikan informasi yang akurat, sehingga tim cek fakta independen menyebutnya sebagai informasi palsu. Namun menurut Harriman, foto itu diedit untuk tujuan artistik.
"Menarik melihat hal ini dan penasaran karena sudah terlalu jauh," tulis Harriman pada unggahannya di Facebook.
Juru bicara Instagram mengatakan, perusahaan menggunakan teknologi pencocokan gambar untuk mengurangi penyebaran informasi yang salah. Teknologi itu akan membandingkan unggahan atau foto dengan gambar lain serupa yang dijadikan sebagai acuan.
Jika unggahan itu tidak sesuai dengan acuan, Instagram akan menandainya berpotensi menyebarkan disinformasi dan nantinya dinilai pula oleh tim cek fakta. “Kami menerapkan label ketika pemeriksa fakta memeringkatnya. Setelah ditinjau dari pemeriksa fakta, mereka mengubah peringkat, sehingga tidak lagi dilabeli di Instagram dan Facebook,” kata pihak Instagram.
Namun, tampaknya akan jauh lebih sulit bagi sebagian orang untuk menggunakan Instagram dengan tujuan tersebut. Karena Instagram dikabarkan sempat menandai foto hasil editan seorang fotografer sebagai informasi palsu.
Dikutip dari The Next Web, Sabtu (18/1/2020), seorang fotografer bernama Toby Harriman asal Amerika Serikat mendapati salah satu unggahannya ternyata diberi tanda 'False Information'. Setelah ditelusuri, foto itu menampilkan seorang pria berdiri di tengah bukit warna-warni yang telah di edit.
Keterangan yang disertakan menyebut bahwa foto itu tidak memberikan informasi yang akurat, sehingga tim cek fakta independen menyebutnya sebagai informasi palsu. Namun menurut Harriman, foto itu diedit untuk tujuan artistik.
"Menarik melihat hal ini dan penasaran karena sudah terlalu jauh," tulis Harriman pada unggahannya di Facebook.
Juru bicara Instagram mengatakan, perusahaan menggunakan teknologi pencocokan gambar untuk mengurangi penyebaran informasi yang salah. Teknologi itu akan membandingkan unggahan atau foto dengan gambar lain serupa yang dijadikan sebagai acuan.
Jika unggahan itu tidak sesuai dengan acuan, Instagram akan menandainya berpotensi menyebarkan disinformasi dan nantinya dinilai pula oleh tim cek fakta. “Kami menerapkan label ketika pemeriksa fakta memeringkatnya. Setelah ditinjau dari pemeriksa fakta, mereka mengubah peringkat, sehingga tidak lagi dilabeli di Instagram dan Facebook,” kata pihak Instagram.
(mim)