TCL Siapkan BlackBerry KEY3, Tapi Penggemar Jangan Berharap Banyak
A
A
A
KARAPORTTI - BlackBerry dan Nokia kembali dari kematian dengan bantuan lisensi merek global eksklusif, masing-masing TCL dan HMD Global? Sayangnya, untuk nostalgia QWERTY, kita belum melihat ponsel bermerek BlackBerry yang sama sekali baru dirilis lebih dari setahun. Kini publik seluler tengah dalam penantian kelahiran KEY2 atau KEY2 LE.
Di tengah padat dan kompetitifnya industri seluler saat ini, sangat sulit bagi merek manapun (walaupun sempat menguasai pasar) untuk menarik pelanggan baru. Atau setidaknya mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada tanpa melakukan inovasi baru.
Laman Phone Arena mengutarakan, untuk kasus BlackBerry, yang menyakitkan untuk didengar adalah, TCL berencana menolak sejumlah tren modern untuk portofolio produk BlackBerry. Pabrikan asal China itu tak berniat bergabung dengan pemain yang melahirkan ponsel layar bisa dilipat atau melengkapi generasi KEY3 dengan konektivitas 5G.
Yang jelas, kecepatan 5G pasti tidak akan menjadi bagian dari paket sekuel KEY2. Sebab apa pun yang TCL sedang disiapkan untuk handphone BlackBerry selanjutnya, General Manager Perusahaan Global Pemasaran China, Stefan Streit menegaskan, ini bukanlah perangkat hiburan dan Anda sudah bisa mendapatkan email dengan cukup cepat.
Itu tampak seperti deskripsi yang sangat reduktif tentang daya tarik smartphone BlackBerry yang ada. Padahal pasar lebih berharap perangkat mendapat dukungan 5G untuk fungsionalitas "hiburan" dari perangkat mobile masa depan.
Cukup aneh. Karena Stefan Streit mengatakan, TCL tertarik untuk bereksperimen mengimplementasikan 5G pada produk-produk seperti TV 8K atau lemari es. Ini berarti seharusnya perusahaan menganggap BlackBerry sebagai "perangkat hiburan".
Pada saat yang sama, handset bermerek TCL dan Alcatel dengan konektivitas 5G sedang dipertimbangkan untuk diluncurkan secara serius. Setidaknya satu handphone akan dirilis pada pertengahan tahun depan dengan harga terjangkau, antara Rp7,1 juta-8,5 juta.
Rencana tersebut bisa menjelaskan mengapa evolusi BlackBerry diletakkan "di belakang" ketimbang TCL. Sebab perusahaan diketahui juga sudah berkomitmen untuk meluncurkan desain layar lipat di bawah merek sendiri sekitar tahun 2020.
Di tengah padat dan kompetitifnya industri seluler saat ini, sangat sulit bagi merek manapun (walaupun sempat menguasai pasar) untuk menarik pelanggan baru. Atau setidaknya mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada tanpa melakukan inovasi baru.
Laman Phone Arena mengutarakan, untuk kasus BlackBerry, yang menyakitkan untuk didengar adalah, TCL berencana menolak sejumlah tren modern untuk portofolio produk BlackBerry. Pabrikan asal China itu tak berniat bergabung dengan pemain yang melahirkan ponsel layar bisa dilipat atau melengkapi generasi KEY3 dengan konektivitas 5G.
Yang jelas, kecepatan 5G pasti tidak akan menjadi bagian dari paket sekuel KEY2. Sebab apa pun yang TCL sedang disiapkan untuk handphone BlackBerry selanjutnya, General Manager Perusahaan Global Pemasaran China, Stefan Streit menegaskan, ini bukanlah perangkat hiburan dan Anda sudah bisa mendapatkan email dengan cukup cepat.
Itu tampak seperti deskripsi yang sangat reduktif tentang daya tarik smartphone BlackBerry yang ada. Padahal pasar lebih berharap perangkat mendapat dukungan 5G untuk fungsionalitas "hiburan" dari perangkat mobile masa depan.
Cukup aneh. Karena Stefan Streit mengatakan, TCL tertarik untuk bereksperimen mengimplementasikan 5G pada produk-produk seperti TV 8K atau lemari es. Ini berarti seharusnya perusahaan menganggap BlackBerry sebagai "perangkat hiburan".
Pada saat yang sama, handset bermerek TCL dan Alcatel dengan konektivitas 5G sedang dipertimbangkan untuk diluncurkan secara serius. Setidaknya satu handphone akan dirilis pada pertengahan tahun depan dengan harga terjangkau, antara Rp7,1 juta-8,5 juta.
Rencana tersebut bisa menjelaskan mengapa evolusi BlackBerry diletakkan "di belakang" ketimbang TCL. Sebab perusahaan diketahui juga sudah berkomitmen untuk meluncurkan desain layar lipat di bawah merek sendiri sekitar tahun 2020.
(mim)