Investasi Bitcoin Belum Tentu Cocok untuk Investor Pemula
![Investasi Bitcoin Belum...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2019/05/28/207/1407961/investasi-bitcoin-belum-tentu-cocok-untuk-investor-pemula-YHJ-thumb.jpg)
Investasi Bitcoin Belum Tentu Cocok untuk Investor Pemula
A
A
A
JAKARTA - Revolusi Industri 4.0 berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Salah satunya industri keuangan yang kini mengalami banyak perubahan, karena setiap orang dapat melakukan berbagai transaksi hanya dengan smartphone.
"Teknologi terkini juga menyasar industri keuangan, termasuk di sektor investasi," kata Deputi komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sarjito dalam acara Safari Ramadhan 2019, Literasi & Edukasi Perbankan Syariah di Auditorium Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Jakarta.
Mesti memberikan dampak positif, dia mengajak, masyarakat, khususnya mahasiswa sebagai investor pemula untuk berhati-hati dalam berinvestasi. Jika salah, maka investor bisa merugi.
"Kami mengajak mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia, mengenal berbagai instrumen keuangan terutama fintech perbankan syariah, jangan sampai terjebak atau tertipu dalam transaksi keuangan," imbaunya.
Bagi mahasiswa, lanjut dia, perlu mengenal instrumen investasi secara bertahap. Jangan hanya karena tren dan terkesan canggih secara teknologi, maka memercayakan investasi ke sektor tersebut.
"Sekarang lagi tren bitcoin, lalu banyak mahasiswa yang berinvestasi di sana. Sebaiknya mahasiswa berinvestasi secara bertahap, untuk mengetahui risiko suatu investasi seperti apa. Salah berinvestasi kita akan merugi," sarannya.
Dia pun mengingatkan kepada investor sejumlah penipuan investasi yang melibatkan banyak korban dan jumlah uang yang tak sedikit. Misalnya kasus investasi Melinda Dee dan PT Wahana Bersama Globalindo (WBG).
Sementara itu, Ketua Senat UAI, Suparji, mengatakan, kegiatan literasi dan edukasi tentang perbankan syariah bagi mahasiswa dan generasi milineal merupakan bagian dari upaya untuk mengembangkan perbankan syariah agar lebih maju dan menjadi pilihan dalam transaksi keuangan.
"Untuk memajukan perbankan syariah dibutuhkan adanya inovasi dan kreatifitas serta keunggulan komparatif terutama bagi mahasiswa UAI," tutur Suparji yang juga Kaprodi Magister Ilmu Hukum UAI.
"Teknologi terkini juga menyasar industri keuangan, termasuk di sektor investasi," kata Deputi komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sarjito dalam acara Safari Ramadhan 2019, Literasi & Edukasi Perbankan Syariah di Auditorium Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Jakarta.
Mesti memberikan dampak positif, dia mengajak, masyarakat, khususnya mahasiswa sebagai investor pemula untuk berhati-hati dalam berinvestasi. Jika salah, maka investor bisa merugi.
"Kami mengajak mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia, mengenal berbagai instrumen keuangan terutama fintech perbankan syariah, jangan sampai terjebak atau tertipu dalam transaksi keuangan," imbaunya.
Bagi mahasiswa, lanjut dia, perlu mengenal instrumen investasi secara bertahap. Jangan hanya karena tren dan terkesan canggih secara teknologi, maka memercayakan investasi ke sektor tersebut.
"Sekarang lagi tren bitcoin, lalu banyak mahasiswa yang berinvestasi di sana. Sebaiknya mahasiswa berinvestasi secara bertahap, untuk mengetahui risiko suatu investasi seperti apa. Salah berinvestasi kita akan merugi," sarannya.
Dia pun mengingatkan kepada investor sejumlah penipuan investasi yang melibatkan banyak korban dan jumlah uang yang tak sedikit. Misalnya kasus investasi Melinda Dee dan PT Wahana Bersama Globalindo (WBG).
Sementara itu, Ketua Senat UAI, Suparji, mengatakan, kegiatan literasi dan edukasi tentang perbankan syariah bagi mahasiswa dan generasi milineal merupakan bagian dari upaya untuk mengembangkan perbankan syariah agar lebih maju dan menjadi pilihan dalam transaksi keuangan.
"Untuk memajukan perbankan syariah dibutuhkan adanya inovasi dan kreatifitas serta keunggulan komparatif terutama bagi mahasiswa UAI," tutur Suparji yang juga Kaprodi Magister Ilmu Hukum UAI.
(mim)