Pendiri Perusahaan Akhirnya Bicara Tentang Nasib Huawei
A
A
A
BEIJING - Pendiri Huawei, Ren Zhengfei, akhirnya angkat bicara terkait nasib perusahaan teknologi tersebut pasca di-masuk daftar hitam oleh Pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump.
Unek-unek sang bos disampaikan dalam wawancaranya dengan CCTV. Dalam wawancara itu, pembawa acara, Dong Qian, mengatakan, dunia luar mengkhawatirkan kehidupan Huawei. Namun Ren Zhengfei malah berbicara tentang masalah pendidikan.
"Poin pertama, kami tidak pernah berpikir kami akan mati. Kami telah membuat 20.000 medali emas. Prasasti di atas adalah Huawei tidak mati. Kami tidak berpikir kami akan mati sama sekali, mengapa kami melihat kematian begitu banyak? ... Kami akan menyelesaikan masalah kami... kemenangan akan menjadi milik kami," kata Ren Zhengfei seperti dikutip dari laman Giz China.
"Saya peduli tentang pendidikan karena ini bukan hanya tentang Huawei, tapi tentang kami (sebagai) negara. Jika kita tidak memperhatikan pendidikan, kita akan benar-benar kembali ke kemiskinan. Karena masyarakat ini pada akhirnya akan pergi ke kecerdasan buatan... di masa depan, kami memiliki ratusan ribu jalur produksi yang sepenuhnya otomatis. Karena itu, kualitas budaya masyarakat kita perlu ditingkatkan," katanya lagi.
Sejak Pemerintah Amerika Serikat menambahkan Huawei Technology ke dalam daftar entitasnya, ini merupakan satu kabar buruk bagi Huawei. Beberapa perusahaan dan asosiasi telah menarik diri dari Huawei sebagai akibat dari larangan tersebut.
Perusahaan-perusahaan seperti AMD, ARM, Google, Intel, Qualcomm, dan lain-lain telah menangguhkan kerja sama dengan Huawei. Asosiasi seperti WiFi Alliance, JEDEC (Asosiasi Teknologi Solid State), SDA (Asosiasi SD) dan standar PCIe juga membatalkan keanggotaan Huawei.
Selain itu, Huawei Mate 20 Pro telah dihapus dari program Android Q beta. Ini adalah pukulan telak terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Unek-unek sang bos disampaikan dalam wawancaranya dengan CCTV. Dalam wawancara itu, pembawa acara, Dong Qian, mengatakan, dunia luar mengkhawatirkan kehidupan Huawei. Namun Ren Zhengfei malah berbicara tentang masalah pendidikan.
"Poin pertama, kami tidak pernah berpikir kami akan mati. Kami telah membuat 20.000 medali emas. Prasasti di atas adalah Huawei tidak mati. Kami tidak berpikir kami akan mati sama sekali, mengapa kami melihat kematian begitu banyak? ... Kami akan menyelesaikan masalah kami... kemenangan akan menjadi milik kami," kata Ren Zhengfei seperti dikutip dari laman Giz China.
"Saya peduli tentang pendidikan karena ini bukan hanya tentang Huawei, tapi tentang kami (sebagai) negara. Jika kita tidak memperhatikan pendidikan, kita akan benar-benar kembali ke kemiskinan. Karena masyarakat ini pada akhirnya akan pergi ke kecerdasan buatan... di masa depan, kami memiliki ratusan ribu jalur produksi yang sepenuhnya otomatis. Karena itu, kualitas budaya masyarakat kita perlu ditingkatkan," katanya lagi.
Sejak Pemerintah Amerika Serikat menambahkan Huawei Technology ke dalam daftar entitasnya, ini merupakan satu kabar buruk bagi Huawei. Beberapa perusahaan dan asosiasi telah menarik diri dari Huawei sebagai akibat dari larangan tersebut.
Perusahaan-perusahaan seperti AMD, ARM, Google, Intel, Qualcomm, dan lain-lain telah menangguhkan kerja sama dengan Huawei. Asosiasi seperti WiFi Alliance, JEDEC (Asosiasi Teknologi Solid State), SDA (Asosiasi SD) dan standar PCIe juga membatalkan keanggotaan Huawei.
Selain itu, Huawei Mate 20 Pro telah dihapus dari program Android Q beta. Ini adalah pukulan telak terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
(mim)