Popularitas Global Aplikasi TikTok Lampaui Facebook
A
A
A
BEIJING - Aplikasi video sosial TikTok mencatat sejarah baru. Aplikasi buatan ByteDance itu berhasil memuncaki rangking unduhan dunia dan menyingkirkan dominasi Facebook, Instagram, YouTube, dan Snapchat. Hingga saat ini, TikTok telah diunduh sebanyak satu miliar kali, baik di App Store maupun Google Play.
Sensor Tower Store Intelligence menyatakan, unduhan tersebut meliputi TikTok versi Lite dan variasi lainnya. Namun, data ini tidak termasuk angka unduhan di China. TikTok telah mengalami perkembangan positif tahun lalu. Faktanya, 663 juta dari satu miliar unduhan dilakukan pada 2018.
Sebagai perbandingan, Facebook diunduh 711 juta dan Instagram 444 juta tahun lalu. TikTok kini menjadi aplikasi non-game keempat paling banyak diunduh pada 2018, aplikasi ketiga paling banyak diunduh pada Januari silam, dan aplikasi non-game paling banyak diunduh di Amerika Serikat (AS) awal 2019.
Sekitar 20% dari unduhan TikTok atau 250 juta berasal dari India. Di negara itu, jumlah pengguna TikTok terus mengalami pertumbuhan. Pada Januari, jumlah pengguna baru TikTok di India mencapai sekitar 43% atau bertambah 71,3 juta, naik 33,5% dibanding Januari 2018. Meski tidak sepopuler di India, TikTok juga mengalami peningkatan yang memuaskan di AS.
“Kami mengestimasikan sebesar 9% dari unduhan TikTok pada Januari berasal dari AS. Sejauh ini, jumlah unduhan TikTok di AS mencapai lebih dari 96 juta,” ujar pendiri Sensor Tower Oliver Yeh di blog sensortower.com. Kinerja TikTok secara keseluruhan kuartal I juga cukup baik. Jumlah unduhan TikTok antara 1 Januari–31 Maret mencapai 188 juta atau naik 70% dibanding setahun sebelumnya pada periode yang sama.
Sebanyak 47% atau 88,6 juta pengguna baru itu berasal dari India. Adapun dari AS 13,2 juta pengguna baru. “Dengan potensi pasar yang besar, kami dapat melihat ratusan juta orang India bergabung di TikTok untuk berbagi momen istimewa,” ungkap TikTok, dilansir Business Today. Sementara itu, Facebook yang dapat dipasang di komputer diunduh 176 juta pada kuartal I/2019, pengguna terbesarnya juga berasal dari India (21%).
TikTok menyadari India merupakan kunci kompetisi bisnis di antara perusahaan media sosial dan menanamkan investasi senilai USD1 miliar tahun ini. Mereka juga berencana menambah karyawan menjadi 1.000 orang dan mulai memonetisasi operasinya hingga disasar Pepsi, Snapdeal, Myntra, dan Shaadi.com.
Data Statista menunjukkan, TikTok memiliki 200 juta pengguna di India, sedangkan Facebook 300 juta, 60% di antaranya pengguna aktif. Meski TikTok unggul dalam unduhan global, pangsa pasarnya masih lebih kecil dibanding Facebook. Para ahli menilai Facebook tidak terancam karena TikTok hanya platform video pendek.
“Namun, Facebook tetap perlu mempertahankan dominasinya di India,” ujar analis data Sensor Tower Sanders Tran. “India memegang prospek cerah karena PDB (produk domestik bruto) India kuat dan menjadi negara dengan populasi kedua terbesar dunia. Facebook juga diblok di China sehingga India merupakan peluang terbaik mereka,” katanya.
Pada tahun lalu, Facebook meluncurkan aplikasi baru bernama Lasso untuk menyaingi TikTok dan memecah pasar. Aplikasi itu juga bekerja sama dengan label papan atas India untuk memperoleh izin menggunakan musik mereka dalam video, pesan, stories, dan konten kreatif lainnya di Facebook dan Instagram.
Bagaimanapun, para ahli menilai langkah yang diambil Facebook tidak akan mampu menghambat laju pertumbuhan TikTok di India. Konsultan asal Bangalore, India, Harish Bijoor, mengatakan bahwa TikTok tidak akan terkalahkan. “Jika kalian seorang penjudi, kalian pasti akan menaruhkan uang kalian pada TikTok,” tandasnya.
Senada dengan Bijoor, Wakil Presiden GroupM Shekhar Sharma mengatakan bahwa dengan 50% populasi India berusia di bawah 25 tahun dan platform video pendek menunjukkan kenaikan popularitas, TikTok kemungkinan besar akan mendominasi. Menurutnya, TikTok sedang mengancam keunggulan Facebook di dunia.
Sanksi yang dijatuhkan Pengadilan Tinggi Madras India juga tidak menurunkan popularitas TikTok. Managing Partner GroupM Kieley Taylor menilai TikTok akan mulai mengambil alih dominasi dunia media sosial pada 2020. TikTok mengalami kesuksesan besar tidak hanya di India, tetapi juga di China.
TikTok juga memenangi kompetisi di AS. Seperti dilansir techcrunch.com, akuisisi ByteDance terhadap Musical.ly membantu TikTok menggalang popularitas di AS. Saat ini TikTok menjadi salah satu aplikasi paling banyak diunduh di App Store AS di depan Facebook, Instagram, YouTube, dan Snapchat sejak September.
Namun, lembaga riset aplikasi Apptopia menyatakan bahwa pengguna aktif TikTok masih lebih rendah dibanding aplikasi media sosial lainnya. Angka interaksinya sekitar 29%, bandingkan dengan Facebook, Snapchat, dan YouTube yang mencapai 95%. Pada tahun lalu, pengguna aktif TikTok mencapai 500 juta di 150 negara.
Sensor Tower Store Intelligence menyatakan, unduhan tersebut meliputi TikTok versi Lite dan variasi lainnya. Namun, data ini tidak termasuk angka unduhan di China. TikTok telah mengalami perkembangan positif tahun lalu. Faktanya, 663 juta dari satu miliar unduhan dilakukan pada 2018.
Sebagai perbandingan, Facebook diunduh 711 juta dan Instagram 444 juta tahun lalu. TikTok kini menjadi aplikasi non-game keempat paling banyak diunduh pada 2018, aplikasi ketiga paling banyak diunduh pada Januari silam, dan aplikasi non-game paling banyak diunduh di Amerika Serikat (AS) awal 2019.
Sekitar 20% dari unduhan TikTok atau 250 juta berasal dari India. Di negara itu, jumlah pengguna TikTok terus mengalami pertumbuhan. Pada Januari, jumlah pengguna baru TikTok di India mencapai sekitar 43% atau bertambah 71,3 juta, naik 33,5% dibanding Januari 2018. Meski tidak sepopuler di India, TikTok juga mengalami peningkatan yang memuaskan di AS.
“Kami mengestimasikan sebesar 9% dari unduhan TikTok pada Januari berasal dari AS. Sejauh ini, jumlah unduhan TikTok di AS mencapai lebih dari 96 juta,” ujar pendiri Sensor Tower Oliver Yeh di blog sensortower.com. Kinerja TikTok secara keseluruhan kuartal I juga cukup baik. Jumlah unduhan TikTok antara 1 Januari–31 Maret mencapai 188 juta atau naik 70% dibanding setahun sebelumnya pada periode yang sama.
Sebanyak 47% atau 88,6 juta pengguna baru itu berasal dari India. Adapun dari AS 13,2 juta pengguna baru. “Dengan potensi pasar yang besar, kami dapat melihat ratusan juta orang India bergabung di TikTok untuk berbagi momen istimewa,” ungkap TikTok, dilansir Business Today. Sementara itu, Facebook yang dapat dipasang di komputer diunduh 176 juta pada kuartal I/2019, pengguna terbesarnya juga berasal dari India (21%).
TikTok menyadari India merupakan kunci kompetisi bisnis di antara perusahaan media sosial dan menanamkan investasi senilai USD1 miliar tahun ini. Mereka juga berencana menambah karyawan menjadi 1.000 orang dan mulai memonetisasi operasinya hingga disasar Pepsi, Snapdeal, Myntra, dan Shaadi.com.
Data Statista menunjukkan, TikTok memiliki 200 juta pengguna di India, sedangkan Facebook 300 juta, 60% di antaranya pengguna aktif. Meski TikTok unggul dalam unduhan global, pangsa pasarnya masih lebih kecil dibanding Facebook. Para ahli menilai Facebook tidak terancam karena TikTok hanya platform video pendek.
“Namun, Facebook tetap perlu mempertahankan dominasinya di India,” ujar analis data Sensor Tower Sanders Tran. “India memegang prospek cerah karena PDB (produk domestik bruto) India kuat dan menjadi negara dengan populasi kedua terbesar dunia. Facebook juga diblok di China sehingga India merupakan peluang terbaik mereka,” katanya.
Pada tahun lalu, Facebook meluncurkan aplikasi baru bernama Lasso untuk menyaingi TikTok dan memecah pasar. Aplikasi itu juga bekerja sama dengan label papan atas India untuk memperoleh izin menggunakan musik mereka dalam video, pesan, stories, dan konten kreatif lainnya di Facebook dan Instagram.
Bagaimanapun, para ahli menilai langkah yang diambil Facebook tidak akan mampu menghambat laju pertumbuhan TikTok di India. Konsultan asal Bangalore, India, Harish Bijoor, mengatakan bahwa TikTok tidak akan terkalahkan. “Jika kalian seorang penjudi, kalian pasti akan menaruhkan uang kalian pada TikTok,” tandasnya.
Senada dengan Bijoor, Wakil Presiden GroupM Shekhar Sharma mengatakan bahwa dengan 50% populasi India berusia di bawah 25 tahun dan platform video pendek menunjukkan kenaikan popularitas, TikTok kemungkinan besar akan mendominasi. Menurutnya, TikTok sedang mengancam keunggulan Facebook di dunia.
Sanksi yang dijatuhkan Pengadilan Tinggi Madras India juga tidak menurunkan popularitas TikTok. Managing Partner GroupM Kieley Taylor menilai TikTok akan mulai mengambil alih dominasi dunia media sosial pada 2020. TikTok mengalami kesuksesan besar tidak hanya di India, tetapi juga di China.
TikTok juga memenangi kompetisi di AS. Seperti dilansir techcrunch.com, akuisisi ByteDance terhadap Musical.ly membantu TikTok menggalang popularitas di AS. Saat ini TikTok menjadi salah satu aplikasi paling banyak diunduh di App Store AS di depan Facebook, Instagram, YouTube, dan Snapchat sejak September.
Namun, lembaga riset aplikasi Apptopia menyatakan bahwa pengguna aktif TikTok masih lebih rendah dibanding aplikasi media sosial lainnya. Angka interaksinya sekitar 29%, bandingkan dengan Facebook, Snapchat, dan YouTube yang mencapai 95%. Pada tahun lalu, pengguna aktif TikTok mencapai 500 juta di 150 negara.
(don)