Facebook Tak Bisa Bedakan PUBG dan Serangan Jamaah Masjid
A
A
A
CHRISTCHURCH - Serangan Jamaah Masjid Christchurch di Selandia Baru yang menewaskan puluhan orang ikut menyeret Facebook dan game-game perang seperti PUBG. Pasalnya pelaku melakukan live streaming di Facebook seperti dalam permaina PUBG.
Seorang eksekutif senior di Facebook , mengatakan teknologi sistem kecerdasan buatan itu menganggap video penembakan seperti ini dengan “konten tidak berbahaya namun sangat mirip dengan video penembakan PUBG” – seperti video games yang disiarkan secara langsung tulis Wakil Presiden Urusan Integritas Facebook, Guy Rosen dalam blog-nya.
Berbicara tentang masalah ini, Ardern mengatakan, Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg telah menghubunginya dan tahu apa yang terjadi di negara itu.
Sebuah rekaman video menunjukkan orang-orang bersenjata yang melakukan pembunuhan brutal di masjid itu disiarkan langsung di Facebook sebelum perusahaan itu dirilis.
Namun, video berdurasi 17 menit yang menampilkan pemandangan mengerikan ini telah berulang kali dibagikan di YouTube dan Twitter serta platform lain di media sosial.
"Kami berusaha untuk menyingkirkannya tetapi rekaman terus didistribusikan. Jadi terserah platform (media sosial) lain untuk menyingkirkan, " tulis Facebook seperti dilansir dari The Sun.
Sementara itu, Facebook Selandia Baru mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka bekerja keras untuk membuat video yang memiliki unsur kekerasan.
"Dalam 24 jam pertama, kami menghapus 1,5 juta video serangan, yang lebih dari 1,2 juta diblokir selama unggahan," katanya
Seorang eksekutif senior di Facebook , mengatakan teknologi sistem kecerdasan buatan itu menganggap video penembakan seperti ini dengan “konten tidak berbahaya namun sangat mirip dengan video penembakan PUBG” – seperti video games yang disiarkan secara langsung tulis Wakil Presiden Urusan Integritas Facebook, Guy Rosen dalam blog-nya.
Berbicara tentang masalah ini, Ardern mengatakan, Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg telah menghubunginya dan tahu apa yang terjadi di negara itu.
Sebuah rekaman video menunjukkan orang-orang bersenjata yang melakukan pembunuhan brutal di masjid itu disiarkan langsung di Facebook sebelum perusahaan itu dirilis.
Namun, video berdurasi 17 menit yang menampilkan pemandangan mengerikan ini telah berulang kali dibagikan di YouTube dan Twitter serta platform lain di media sosial.
"Kami berusaha untuk menyingkirkannya tetapi rekaman terus didistribusikan. Jadi terserah platform (media sosial) lain untuk menyingkirkan, " tulis Facebook seperti dilansir dari The Sun.
Sementara itu, Facebook Selandia Baru mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka bekerja keras untuk membuat video yang memiliki unsur kekerasan.
"Dalam 24 jam pertama, kami menghapus 1,5 juta video serangan, yang lebih dari 1,2 juta diblokir selama unggahan," katanya
(wbs)