Pendiri WhatsApp Kembali Rekomendasikan Hapus Facebook
A
A
A
MOUNTAIN VIEW - Co-founder (pendiri) WhatsApp, Brian Acton, kembali menggelar kampanye negatif terhadap Facebook. Brian meminta masyarakat untuk menghapus atau tak lagi menggunakan Facebook.
Brian sendiri menjadi kaya raya karena Facebook. Pada Oktober 2014, Facebook membeli WhatsApp seharga USD21 miliar. Transaksi tersebut menjadikan yang bersangkutan tercatat sebagai orang terkaya di dunia.
Menurut BuzzFeed, Brian berbicara kepada siswa pada Rabu pekan lalu di Universitas Stanford, almamaternya. Dia adalah salah satu pembicara tamu untuk kelas sarjana yang disebut Ilmu Komputer 181. Kelas yang mengajarkan siswa tentang tanggung jawab sosial dan etika yang dimiliki perusahaan teknologi.
Setelah mendiskusikan bagaimana dirinya mendirikan WhatsApp dengan Jan Koum setelah keduanya meninggalkan Yahoo, dia menjelaskan mengapa akhirnya memutuskan menjual WhatsApp ke Facebook.
Dia merasa bertanggung jawab atas 50 karyawan WhatsApp yang akan menjadi kaya dari penjualan itu. Brian juga harus memikirkan para investor dan menyadari bahwa dengan saham minoritasnya di perusahaan, secara pribadi tidak dapat memblokir kesepakatan bahkan jika dia sangat menginginkannya.
Kedua co-founder berharap mereka dapat membebankan biaya kepada pengguna sedikit, seperti dulu, untuk menangkal rencana monetisasi Facebook, yang melibatkan penjualan iklan. Tapi Facebook akhirnya menjual iklan di aplikasi, mempercepat kepergian Brian dan Koum.
Selama kunjungannya ke Stanford, Acton memberikan para siswa rekomendasi. "Hapus Facebook," katanya.
Ini bukan pertama kalinya dia berkomentar. Sekitar setahun yang lalu, setelah berita pertama muncul tentang 87 juta anggota Facebook yang profilnya digunakan oleh Cambridge Analytica tanpa persetujuan mereka, Brian menyebarkan tweet sederhana. "Sudah saatnya," tulisnya, diikuti oleh tagar #deleteFacebook.
Brian sendiri menjadi kaya raya karena Facebook. Pada Oktober 2014, Facebook membeli WhatsApp seharga USD21 miliar. Transaksi tersebut menjadikan yang bersangkutan tercatat sebagai orang terkaya di dunia.
Menurut BuzzFeed, Brian berbicara kepada siswa pada Rabu pekan lalu di Universitas Stanford, almamaternya. Dia adalah salah satu pembicara tamu untuk kelas sarjana yang disebut Ilmu Komputer 181. Kelas yang mengajarkan siswa tentang tanggung jawab sosial dan etika yang dimiliki perusahaan teknologi.
Setelah mendiskusikan bagaimana dirinya mendirikan WhatsApp dengan Jan Koum setelah keduanya meninggalkan Yahoo, dia menjelaskan mengapa akhirnya memutuskan menjual WhatsApp ke Facebook.
Dia merasa bertanggung jawab atas 50 karyawan WhatsApp yang akan menjadi kaya dari penjualan itu. Brian juga harus memikirkan para investor dan menyadari bahwa dengan saham minoritasnya di perusahaan, secara pribadi tidak dapat memblokir kesepakatan bahkan jika dia sangat menginginkannya.
Kedua co-founder berharap mereka dapat membebankan biaya kepada pengguna sedikit, seperti dulu, untuk menangkal rencana monetisasi Facebook, yang melibatkan penjualan iklan. Tapi Facebook akhirnya menjual iklan di aplikasi, mempercepat kepergian Brian dan Koum.
Selama kunjungannya ke Stanford, Acton memberikan para siswa rekomendasi. "Hapus Facebook," katanya.
Ini bukan pertama kalinya dia berkomentar. Sekitar setahun yang lalu, setelah berita pertama muncul tentang 87 juta anggota Facebook yang profilnya digunakan oleh Cambridge Analytica tanpa persetujuan mereka, Brian menyebarkan tweet sederhana. "Sudah saatnya," tulisnya, diikuti oleh tagar #deleteFacebook.
(mim)