Gojek Klaim Pakai Kecerdasan Buatan Untuk Deteksi Order Tuyul
A
A
A
JAKARTA - Order fiktif dan penggunaan GPS palsu atau yang sering disebut order tuyul, merupakan masalah yang sering muncul diberbagai layanan ojek online.Salah satu cara menanganinya adalah dengan menerapkan penggunaan kecerdasa buatan (AI).
Hal ini lah yang diterapkan oleh salah satu startup unicorn Indonesia, Gojek, dalam menghadang semakin maraknya modus kecurangan yang terjadi di platformnya.
Penggunaan algoritma berbasis AI berperan sebagai pendeteksi dan pencegahan masalah order fiktif serta GPS palsu diklaim bisa menangkal hal buruk tersebut, bahkan sebelum order masuk ke akun mitra driver.
Disebutkan bahwa itu merupakan bagian dari tindakan preventif Gojek untuk memastikan ekosistemnya bisa aman dari perilaku curang seperti ini.
"Berdasarkan data tim anti-fraud Gojek, algoritma Gojek juga mampu mendeteksi penggunaan aplikasi GPS Palsu dengan ketepatan hingga 98%," ujar Michael Say dalam pesan singkat kepada SINDOnews, Kamis (14/2/2019).
Deteksi tersebut menjadi dasar bagi Gojek untuk mengirimkan pesan pengingat kepada mitra driver agar menjauhi perilaku tersebut sehingga terhindar dari sanksi. Pengguna GPS Palsu diidentifikasi, diedukasi, ditegur hingga diberi sanksi.
Lebih lanjut, kata Michael, jika praktik order fiktif yang dilakukan secara individual, proses penanganannya berlangsung secara otomatis. Akun oknum mitra driver yang terdeteksi punya kaitan dengan akun pelanggan dan membuat order berulang untuk dirinya sendiri akan langsung di suspend bahkan putus mitra.
Melalui identifikasi dini yang dilakukan secara sistem, tim Gojek dapat bekerja dengan cepat untuk mengumpulkan bukti-bukti tambahan yang kemudian menjadi bahan untuk membuat laporan kepada pihak kepolisian.
Hal ini lah yang diterapkan oleh salah satu startup unicorn Indonesia, Gojek, dalam menghadang semakin maraknya modus kecurangan yang terjadi di platformnya.
Penggunaan algoritma berbasis AI berperan sebagai pendeteksi dan pencegahan masalah order fiktif serta GPS palsu diklaim bisa menangkal hal buruk tersebut, bahkan sebelum order masuk ke akun mitra driver.
Disebutkan bahwa itu merupakan bagian dari tindakan preventif Gojek untuk memastikan ekosistemnya bisa aman dari perilaku curang seperti ini.
"Berdasarkan data tim anti-fraud Gojek, algoritma Gojek juga mampu mendeteksi penggunaan aplikasi GPS Palsu dengan ketepatan hingga 98%," ujar Michael Say dalam pesan singkat kepada SINDOnews, Kamis (14/2/2019).
Deteksi tersebut menjadi dasar bagi Gojek untuk mengirimkan pesan pengingat kepada mitra driver agar menjauhi perilaku tersebut sehingga terhindar dari sanksi. Pengguna GPS Palsu diidentifikasi, diedukasi, ditegur hingga diberi sanksi.
Lebih lanjut, kata Michael, jika praktik order fiktif yang dilakukan secara individual, proses penanganannya berlangsung secara otomatis. Akun oknum mitra driver yang terdeteksi punya kaitan dengan akun pelanggan dan membuat order berulang untuk dirinya sendiri akan langsung di suspend bahkan putus mitra.
Melalui identifikasi dini yang dilakukan secara sistem, tim Gojek dapat bekerja dengan cepat untuk mengumpulkan bukti-bukti tambahan yang kemudian menjadi bahan untuk membuat laporan kepada pihak kepolisian.
(wbs)