Penjualan Meroket Berkat Formula Produksi yang Hemat

Jum'at, 25 Januari 2019 - 11:35 WIB
Penjualan Meroket Berkat...
Penjualan Meroket Berkat Formula Produksi yang Hemat
A A A
Amstrad plc merupakan salah satu perusahaan elektronik paling sukses di Eropa. Melalui inovasi dan teknologi canggih, seperti televisi, perekam kaset video, pengolah kata, komputer camcorder, dan piringan satelit, perusahaan yang kini dimiliki Sky UK itu membantu pekerjaan manusia menjadi lebih praktis.

Di sebagian besar mata warga Eropa, Amstrad sangat identik dengan Alan Sugar, ilmuwan jenius di balik berdirinya Amstrad. Pada 1965, Sugar yang kala itu masih berusia 17 tahun mulai belajar memasarkan dan menjual televisi bekas yang sudah diperbaiki di rumahnya di Hackney, London Utara, Inggris.

Ditopang pengalaman itu, Sugar bekerja di sebuah toko listrik lokal. Putra seorang pembuat garmen di London East End itu baru memulai perusahaannya sendiri pada 1968. AMS Trading Company yang kemudian disingkat Amstrad awalnya hanya menerima jasa pembelian dan penjualan alat listrik.

Barang-barang yang dijual Sugar meliputi pemantik rokok, interkom rumah, amplifier hi-fi , tuner , radio mobil, antena, dan radio transistor. Pada 1979, Sugar membuka perusahaan ritel pertamanya Global Audio.

Memasuki tahun 1970-an, dia merasa bosan dan melakukan diversifikasi produk barang yang dijual. Sugar memiliki formula produksi sangat hemat sehingga volume dan margin penjualannya tinggi. Setahun kemudian, dia memperluas kapasitas produksinya dengan merekrut empat kontraktor Timur Jauh, khusus untuk komponen.

Pada 1974, sebagian besar produk Amstrad akhirnya diproduksi di Timur Jauh. Pada awal pembukaan 1971, penjualan Amstrad mencapai 207.534 poundsterling dengan keuntungan sebesar 24.242 poundsterling. Pada 1972, penjualan dan labanya meningkat tiga kali lipat.

Pada 1973, keuntungan firmanya kembali naik menjadi 194.063 poundsterling dengan penjualan sebesar 1,32 juta poundsterling. Dengan kesuksesan itu, Sugar mendaftarkan perusahaannya di pasar saham.

Namun, dia menolak menjual saham Amstrad yang hendak dibeli Audiotronic Holdings sebesar 78% dengan nilai 2 juta poundsterling. Saat itu bisnis Amstard sedang melonjak. Volume penjualan rata-rata barang naik dua kali lipat.

Radio kaset mobil misalnya. Penjualan produk itu naik dari 276.000 unit pada 1976 menjadi 418.000 unit pada tahun berikutnya dan 588.000 unit pada 1978. Trennya terus naik hingga menembus angka satu juta pada 1979.

Pada 1980, banyak perusahaan elektronik Inggris tumbang, namun Amstrad masih bertahan. Sugar menyadari kompetisi global telah menggerus perusahaan lokal, terutama akibat membanjirnya produk dari Amerika Serikat (AS).

Dia lalu mencoba menyelamatkan Amstrad di Bursa Saham London. Saat itu, omzet perusahaan mencapai 8,8 juta poundsterling dengan keuntungan sekitar 1,4 juta poundsterling. Pundi-pundi kekayaan Amstrad tumbuh dengan baik selama awal 1980-an.

Tiga tahun berikutnya, pertumbuhan laba majemuk perusahaan rata-rata sebesar 56%. Sugar menjadikan Hong Kong sebagai basis manufaktur menyusul didirikannya Amstrad International pada 1982 yang dipimpin Callen So.

So yang kemudian menjadi direktur pemasaran dan penjualan merupakan seorang mantan sekretaris. Penunjukannya membuktikan Sugar tidak memaksakan kualifikasi formal saat memilih manajer senior. Sugar juga dikenal tangkas dan bertanggung jawab, terutama ketika perusahaan goyah di sejumlah sektor.

Semasa puncak resesi pada 1982, Sugar mencabut Amstrad dari pasar pemutar kaset radio mobil. Langkah ini tidak sulit diputuskan karena pembuatan produknya bekerja sama dengan subkontraktor dari Korea Selatan. Kendati demikian, dia tidak pernah memecat para pegawainya saat pindah ke pasar lain.

Selain itu, Sugar tidak emosional, tidak mudah kapok, dan berani mengambil risiko dalam melakukan bisnis, termasuk di pasar yang sedang jatuh. Meski keluar dari pasar perekam kaset video pada 1984 akibat depresi, dia kembali memasuki pasar itu setahun berikutnya setelah beralih ke pemasok dari Jepang.

Amstrad mengalami peningkatan keuntungan dari pasar komputer pribadi (PC) pada 1983. Setahun kemudian, Amstrad meluncurkan komputer baru CPC 464 yang juga dikenal dengan sebutan Arnold.

Komputer yang memiliki memori 64K itu merupakan pesaing utama komputer keluaran Commodore Computers. Amstrad menjual produknya di ritel terkenal, seperti Comet, Dixons, dan Rumbelows.

Amstrad juga memperluas kapasitas produksi di Shoeburyness, AS, dengan membangun pabrik baru di tanah seluas 160.000 kaki persegi. Proyek itu memakan biaya 2,5 juta poundsterling. Mereka juga mengeluarkan produk baru.

“Kami akan memproduksi barang yang diinginkan dan dibutuhkan masyarakat tanpa mengikuti ego,” kata Sugar pada 1985 dikutip referenceforbusiness .com . Pada 1987, Amstrad terdaftar di FTSE-100 London dan masuk indeks 100 perusahaan teratas Inggris setelah tanpa henti mengeluarkan komputer baru.

Amstrad memindahkan produksi perekam kaset video dari Timur Jauh ke Inggris pada 1988. Langkah itu diambil untuk mengantisipasi sanksi dari Komisi Eropa atas barang-barang elektronik yang diproduksi di luar negeri.

Setelah meraup pertumbuhan yang kuat selama 20 tahun, Amstrad akhirnya dilanda bencana. Amstrad mengalami penurunan laba dari 160 juta menjadi 76 juta poundsterling dalam rentang satu tahun pada 1989.

“Tahun 1989 merupakan tahun berbahaya bagi kami,” kata Sugar. Faktor utamanya ialah perluasan yang terlalu jauh dan pertumbuhan terlalu cepat sehingga tidak bisa diawasi dengan baik. Amstrad sebagai perusahaan independen hanya bertahan selama beberapa belas tahun dan akhirnya dijual pada Sky UK tahun 2007.

Pendapatan bersih terakhir Amstrad pada 2006 ialah sebesar 15 juta poundsterling dengan revenue 91,65 juta poundsterling. Jumlah pegawainya sampai 2005 sebanyak 85 orang. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0983 seconds (0.1#10.140)