Samsung Tutup Lagi Pabrik di China, Apple Stop Operasi Gerai di Jepang
A
A
A
TIANJIN - Apple dan Samsung merupakan mereka ternama di industri smartphone. Tapi ketatnya persaingan global membuat keduanya melakukan efisiensi operasional.
Ketatnya persaingan memaksa Samsung kembali menutup pabriknya di China. Kali ini menimpa sebuah pabrik di Tianjin, tepat sebelum awal 2019. Sekadar informasi, sebelumnya raksasa Korea itu menutup pabriknya di Shenzhen pada pertengahan 2018.
Pabrik Tianjin memiliki sekitar 2.600 pekerja dan 90% dari mereka telah menandatangani surat pengunduran diri dan menerima kompensasi dari perusahaan. Beberapa bahkan telah menerima rencana kompensasi "N + 3" di samping tawaran dipindahkan ke pabrik Samsung lainnya.
Laman Giz China menyebutkan, rumornya perusahaan tidak menyebut penutupan ini akibat dari penurunan penjualan. Tapi lebih kepada investasi Samsung untuk baterai listrik di Tianjin dan proyek MLCC automotif akan selesai tahun ini.
Meski demikian, faktor penjualan sepertinya tetap menjadi alasan utama. Seperti diketahui, Samsung belakangan ini tak memiliki porsi pasar yang signifikan di China akibat kalah bersaing dengan pabrikan lokal.
Di pasar global pun perusahaan mendapat serangan dari produsen ponsel pintar asal China. Faktor harga menjadi salah satu yang menghambat mereka berkembang diterima pasar. Dan tahun ini mereka sedang bekerja keras untuk peluncuran smartphone andalannya awal bulan depan, Galaxy S10 dan ponsel dengan layar bisa dilipat.
Setali tiga uang dengan Samsung, Apple juga tengah berjuang mempertahankan bisnisnya setelah disalip Huawei dalam penjualan global. Imbas penurunan penjualan memaksa pabrikan yang berbasis di Cupertino, AS, itu menutup gerainya di Jepang. Padahal gerai mungil itu sudah beroperasi lebih dari 13 tahun.
Terletak di distrik perbelanjaan Ichibancho di Kota Sendai, itu adalah toko terkecil Apple di Jepang dan salah satu yang terkecil di dunia. Gerai bakal ditutup untuk selamanya pada 25 Januari mendatang.
Apple membuka toko di Sendai pada 10 Desember 2005. Pada saat itu, itu adalah lokasi ritel ke-6 perusahaan di Jepang -jumlah yang telah berkembang menjadi sembilan gerai di tahun-tahun berikutnya.
Laman GSM Arena melaporkan, perusahaan berkilah penutupan bukan dikarenakan melorotnya penjualannya. Tapi lebih disebabkan semua toko Apple sekarang ini harus memiliki luas yang mencukupi guna mengakomodasi kebutuhan Apple yang semakin besar di ritel.
Ketatnya persaingan memaksa Samsung kembali menutup pabriknya di China. Kali ini menimpa sebuah pabrik di Tianjin, tepat sebelum awal 2019. Sekadar informasi, sebelumnya raksasa Korea itu menutup pabriknya di Shenzhen pada pertengahan 2018.
Pabrik Tianjin memiliki sekitar 2.600 pekerja dan 90% dari mereka telah menandatangani surat pengunduran diri dan menerima kompensasi dari perusahaan. Beberapa bahkan telah menerima rencana kompensasi "N + 3" di samping tawaran dipindahkan ke pabrik Samsung lainnya.
Laman Giz China menyebutkan, rumornya perusahaan tidak menyebut penutupan ini akibat dari penurunan penjualan. Tapi lebih kepada investasi Samsung untuk baterai listrik di Tianjin dan proyek MLCC automotif akan selesai tahun ini.
Meski demikian, faktor penjualan sepertinya tetap menjadi alasan utama. Seperti diketahui, Samsung belakangan ini tak memiliki porsi pasar yang signifikan di China akibat kalah bersaing dengan pabrikan lokal.
Di pasar global pun perusahaan mendapat serangan dari produsen ponsel pintar asal China. Faktor harga menjadi salah satu yang menghambat mereka berkembang diterima pasar. Dan tahun ini mereka sedang bekerja keras untuk peluncuran smartphone andalannya awal bulan depan, Galaxy S10 dan ponsel dengan layar bisa dilipat.
Setali tiga uang dengan Samsung, Apple juga tengah berjuang mempertahankan bisnisnya setelah disalip Huawei dalam penjualan global. Imbas penurunan penjualan memaksa pabrikan yang berbasis di Cupertino, AS, itu menutup gerainya di Jepang. Padahal gerai mungil itu sudah beroperasi lebih dari 13 tahun.
Terletak di distrik perbelanjaan Ichibancho di Kota Sendai, itu adalah toko terkecil Apple di Jepang dan salah satu yang terkecil di dunia. Gerai bakal ditutup untuk selamanya pada 25 Januari mendatang.
Apple membuka toko di Sendai pada 10 Desember 2005. Pada saat itu, itu adalah lokasi ritel ke-6 perusahaan di Jepang -jumlah yang telah berkembang menjadi sembilan gerai di tahun-tahun berikutnya.
Laman GSM Arena melaporkan, perusahaan berkilah penutupan bukan dikarenakan melorotnya penjualannya. Tapi lebih disebabkan semua toko Apple sekarang ini harus memiliki luas yang mencukupi guna mengakomodasi kebutuhan Apple yang semakin besar di ritel.
(mim)