Pedagang Nakal Dinilai Harus Dikeluarkan dari Tokopedia

Rabu, 19 Desember 2018 - 10:02 WIB
Pedagang Nakal Dinilai Harus Dikeluarkan dari Tokopedia
Pedagang Nakal Dinilai Harus Dikeluarkan dari Tokopedia
A A A
JAKARTA - Keberadaan marketplace dengan konsep e-commerce menjadi peluang bagi para pedagang untuk meningkatkan penjualan melalui digital. Namun sayangnya bagi sebagian oknum nakal malah mengambil keuntungan melalui praktik nakal seperti kualitas barang yang tidak sesuai.

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan, seringkali pedagang memberikan informasi barang tidak sesuai dengan kenyataan. Bahkan di marketplace unicorn seperti Tokopedia pun masih ada, sehingga lebih baik dikeluarkan demi kenyamanan konsumen.

"Harus dikeluarkan dan diblacklist (Tokopedia). Beri tahu pengguna lain untuk berhati-hati," ujarnya kepada SINDOnews di Jakarta, Selasa (18/12/2018).

Menurutnya, memang repot kalau menjual barang bekas. Pedagang dinilainya harus jujur terhadap konsumen dengan tidak memalsukan kondisi sebenarnya.

"Dulu saya pengalaman jual barang bekas waktu tinggal di Jerman, kita sebutkan berapa persen kondisinya. Disebutkan misal ada cacat dimana, apa yang tidak lengkap," kata Heru.

Karena itu, Heru berpesan kepada konsumen yang membeli barang di e-commerce untuk lebih teliti sebelum membeli barang. Sehingga, tidak dibohongi oleh penjual tidak bertanggungjawab.

"Terutama adalah keaslian barang. Jangan sampai sudah KW, bekas pula, tapi dijual seolah barang baru," pungkasnya.

Belanja di online shop kini lebih mudah dan praktis dengan segala kelebihan di era digital. Namun tetap saja ada kekurangan yakni dari kualitas barang yang dijual, khususnya secondary atau bekas.

Pengalaman ini dirasakan Yanuar Riezqi Yovanda sebagai salah satu konsumen Tokopedia. Niatnya membeli smartphone bekas, justru berbuah pahit karena ada cacat fisik.

"Layar LCD ada nodanya, penjual yakni SAM Mobile tidak memberikan informasi terkait kondisi itu. Penjual justru menghapus etalase barang tersebut agar tidak terlihat konsumen lain, ini etika buruk," ujar Yanuar.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7709 seconds (0.1#10.140)