Survei Membuktikan Media Sosial Bikin Remaja Merasa Percaya Diri
A
A
A
JAKARTA - Semua pihak mengetahui sisi gelap dari penggunaan media sosial oleh remaja. Cyber-bullying dan tekanan hanyalah dua masalah yang harus dihadapi remaja pada platform ini.
Namun ternyata sebagian besar remaja melaporkan, nongkrong di media sosial membuat mereka merasa lebih percaya diri. Hal ini dibuktikan dalam hasil survei yang digelar The Pew Research Center.
Laman Phone Arena, Sabtu (1/12/2018), melaporkan, The Pew Research Center telah menyurvei 743 remaja berusia 13-17 tahun dan menemukan 81% dari mereka merasa lebih terhubung dengan teman-temannya berkat media sosial.
Yang lebih penting lagi, sebanyak 68% dari remaja dalam survei itu menyatakan, berkat media sosial, mereka merasa bahwa mereka memiliki orang-orang yang akan mendukungnya ketika waktu sulit.
Lalu sebanyak 69% menyatakan, media sosial membantu mereka berinteraksi dengan kelompok orang yang lebih luas dan lebih beragam. Dan platform ini lebih cenderung membuat remaja merasa "dimasukkan" atau diakui daripada dikecualikan. Perbandingannya masing-masing 71% vs 25%.
Hasul survei juga menyebutkan 69% dari remaja menyatakan menggunakan media sosial membuat mereka merasa lebih percaya diri. Sementara hanya 26% yang merasa lebih tidak aman setelah berinteraksi dengan orang lain di situs media sosial.
Namun 45% dari remaja yang disurvei mengatakan, mereka merasa kewalahan dengan semua drama di platform ini. Sebanyak 44% melaporkan mereka tidak berteman atau berhenti mengikuti orang-orang di aplikasi ini.
Ketika ditanya mengapa, 78% menunjuk pada drama yang dibuat oleh orang-orang ini. Sementara 52% mengatakan mereka yang tidak berteman atau berhenti mengikuti bertanggung jawab untuk bullying.
Dan 43% dari remaja menyatakan, mereka merasakan tekanan untuk mem-posting hal-hal yang membuatnya terlihat bagus di mata anggota lain. Lalu 37% merasa harus mengunggah konten yang menerima banyak "suka" dan komentar.
Lalu topik apa yang remaja posting tentang di media sosial? Sekitar setengah posting tentang hal-hal yang telah mereka lakukan, 44% posting tentang keluarganya, 34% mendiskusikan emosi, dan 22% menulis tentang kehidupan kencannya. Dan hanya 10% posting tentang keyakinan agama atau politiknya.
Namun ternyata sebagian besar remaja melaporkan, nongkrong di media sosial membuat mereka merasa lebih percaya diri. Hal ini dibuktikan dalam hasil survei yang digelar The Pew Research Center.
Laman Phone Arena, Sabtu (1/12/2018), melaporkan, The Pew Research Center telah menyurvei 743 remaja berusia 13-17 tahun dan menemukan 81% dari mereka merasa lebih terhubung dengan teman-temannya berkat media sosial.
Yang lebih penting lagi, sebanyak 68% dari remaja dalam survei itu menyatakan, berkat media sosial, mereka merasa bahwa mereka memiliki orang-orang yang akan mendukungnya ketika waktu sulit.
Lalu sebanyak 69% menyatakan, media sosial membantu mereka berinteraksi dengan kelompok orang yang lebih luas dan lebih beragam. Dan platform ini lebih cenderung membuat remaja merasa "dimasukkan" atau diakui daripada dikecualikan. Perbandingannya masing-masing 71% vs 25%.
Hasul survei juga menyebutkan 69% dari remaja menyatakan menggunakan media sosial membuat mereka merasa lebih percaya diri. Sementara hanya 26% yang merasa lebih tidak aman setelah berinteraksi dengan orang lain di situs media sosial.
Namun 45% dari remaja yang disurvei mengatakan, mereka merasa kewalahan dengan semua drama di platform ini. Sebanyak 44% melaporkan mereka tidak berteman atau berhenti mengikuti orang-orang di aplikasi ini.
Ketika ditanya mengapa, 78% menunjuk pada drama yang dibuat oleh orang-orang ini. Sementara 52% mengatakan mereka yang tidak berteman atau berhenti mengikuti bertanggung jawab untuk bullying.
Dan 43% dari remaja menyatakan, mereka merasakan tekanan untuk mem-posting hal-hal yang membuatnya terlihat bagus di mata anggota lain. Lalu 37% merasa harus mengunggah konten yang menerima banyak "suka" dan komentar.
Lalu topik apa yang remaja posting tentang di media sosial? Sekitar setengah posting tentang hal-hal yang telah mereka lakukan, 44% posting tentang keluarganya, 34% mendiskusikan emosi, dan 22% menulis tentang kehidupan kencannya. Dan hanya 10% posting tentang keyakinan agama atau politiknya.
(mim)