Demi Menopang Eksistensi, Netflix Cari Bakat Terbaik dari Asia

Selasa, 13 November 2018 - 15:02 WIB
Demi Menopang Eksistensi,...
Demi Menopang Eksistensi, Netflix Cari Bakat Terbaik dari Asia
A A A
KETIKA mulai memproduksi konten orisinal pada 2012, CEO Netflix Reed Hastings sadar bahwa inilah yang akan menjadi salah satu kekuatan utama perusahaan yang dia dirikan.

Tidak tanggung-tanggung, Netflix menghabiskan bujet hingga USD8 miliar selama 2018 untuk memproduksi konten sendiri. Namun, hasilnya pun terlihat. Selain menghasilkan judul-judul serial yang sangat populer, mereka juga menggamit aktor kelas A dan sutradara kelas Oscar untuk terlibat dalam produksi mereka.

Itu semua demi memberikan pengalaman premium dan eksklusif kepada pelanggannya. “Kami bukanlah perusahaan video generik yang melakukan streaming semua jenis video,” ujar Jessica Lee, Vice President Communications di Netflix Asia.

“Netflix adalah jaringan hiburan film dan serial TV yang menawarkan konten orisinal sebagai tambahan dari berbagai film yang kami lisensi,” ungkapnya. Yang dilakukan Reed dan timnya di Asia saat ini adalah memproduksi konten Asia secara besar-esaran.

Mereka meluncurkan 17 produksi orisinal Asia baru dari Jepang, Taiwan, Thailand, India, dan Korea Selatan, termasuk sembilan proyek tambahan dari India. Proyek-proyek ini menggabungkan 100 konten orisinal baru dan lama dari delapan negara di Asia selama 2019.

Proyek tersebut diumumkan bertepatan dengan momentum peluncuran konten Asia pertama Netflix tahun ini. Konten kriminal thriller , seperti Sacred Games (India), serial anime Devilman Crybaby (Jepang), dan acara komedi Busted! (Korea).

“Asia adalah rumah para pekerja kreatif dunia yang luar biasa,” ujar Ted Sarandos, Chief Content Officer Netflix. “Lewat Netflix, kami dapat menyajikan cerita yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya dari Korea Selatan, Thailand, Jepang, India, Taiwan, atau negara lainnya, dan dengan mudah menghubungkan mereka dengan orang-orang di seluruh Asia dan di dunia,” katanya.

Bahkan, Ted melanjutkan, lebih dari separuh konten Asia yang tersaji di Netflix ditonton para pelanggan dari luar Asia. Ini menunjukkan bahwa produksi Asia dinikmati masyarakat global.

Konten Lokal yang Bisa Mengglobal Apa kriteria film atau serial agar bisa dibeli, bahkan diproduksi sebagai Netflix Original? Ternyata masingmasing negara berbeda. Di India, Netflix memproduksi serial Leila yang diadopsi dari sebuah novel.

“Kami memang mencari cerita yang berformat panjang (long form ),” ungkap Content Executive Netflix untuk India Simran Sethi. Di Korea yang industri filmnya sudah matang, Netflix mengadopsi cerita dari komik Web Toon yang sangat populer.

“Lalu, kami mencari sutradara terbaik untuk mewujudkannya menjadi serial,” ungkap Minyoung Kim, Content Executive Netflix Korea. Kingdom arahan Kim Sung Hoon, misalnya, bereksperimen dengan zombi di zaman kerajaan.

“Bukan hanya penggemar drama Korea yang bisa menyaksikannya,” ujar Kim. Di Jepang, Content Executive Netflix di Jepang Taito Okiura menyebut bahwa Netflix tengah membuat terobosan untuk bekerja sama dengan studio anime papan atas untuk memproduksi sejumlah judul tahun depan.

Beberapa yang sudah dipastikan adalah Pasific Rim anime, Altered Carbon Anime, dan Cagaster of an Insect Cage. “Kami mencari intellectual property (IP) yang banyak orang tahu secara global,” kata Taito.

Sementara itu, Content Executive Netflix Asia Tenggara Erika North menyebut bahwa pihaknya mencari kreator yang memiliki visi; menghasilkan cerita emosional dengan karakter kuat, unik, dan berbeda; dan sangat lokal.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1109 seconds (0.1#10.140)