Menperin: Komputasi Awan Komponen Utama Revolusi Industri 4.0
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah tengah menggalakkan Revolusi Industri 4.0 guna memacu perekonomian nasional. Revolusi tersebut haruslah didukung oleh kemampuan Artificial Intelligence (AI), Virtual Reality (VR), Internet of Things (IoT) dan disokong jaringan atau broadband mumpuni.
Menjawab tantangan tersebut, PT Lintasarta, menegaskan komitmennya mendukung industri nasional dalam menghadapi tren revolusi industri 4.0. Hal ini disampaikan IT Services Director Lintasarta, Arya N Soemali saat mengikuti acara Making Indonesia 4.0 Conference di Gedung Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta.
“Mengingat peran penting dari layanan cloud computing sebagai underlying foundation untuk menopang implementasi teknologi di industri 4.0 seperti Artificial Intelligence, Virtual Reality, Internet of Things dan sebagainya, serta apa yang telah dimiliki oleh Lintasarta saat ini, kami berkomitmen untuk mendukung implementasi industri 4.0,” papar Arya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/10/2018).
Di perhelatan yang digagas oleh Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) dan Kemenperin tersebut, Menteri Perindustrian atau Menperin Airlangga Hartarto mengatakan, masyarakat tidak menyadari era industri 4.0 sudah mulai memasuki lini kehidupan mereka melalui teknologi-teknologi baru. Misalnya, komputasi awan atau cloud computing yang sehari-hari digunakan.
“Penggunaan cloud computing dalam kehidupan sehari-hari seperti google drive, dropbox, dan office 365 akan perlahan menggantikan teknologi lama yang menyimpan dokumen pada hard drive,” papar Menperin.
Airlangga juga menyebutkan, cloud computing merupakan infrastruktur utama dalam revolusi industri 4.0. “Teknologi cloud computing akan menyokong layanan lain seperti big data analysis, internet of things, artificial intelligence, machine learning, dan blockchain. Oleh karena itu, teknologi komputasi awan merupakan salah satu infrastruktur digital yang penting dalam mendukung implementasi industri 4.0,” katanya lagi.
Lebih lanjut dikatakan, upaya mengadopsi teknologi digital memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur Indonesia. Ini menjadi salah satu cara mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi 10 ekonomi terbesar dunia pada 2030 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
Dengan begitu, sambung dia, perlu bagi industri nasional termasuk IKM dapat mengenal teknologi komputasi awan ini. Lalu mengambil manfaatnya untuk mendorong mereka melakukan transformasi digital.
“Terlebih sejumlah perusahaan rintisan (startup) di dalam negeri, yang menawarkan produk Internet as a Services (IaaS) seperti Go-Jek, Traveloka, dan Tokopedia telah menggunakan cloud computing guna meningkatkan efisiensi di bidang informasi teknologi,” pungkasnya.
Hadir sebagai pembicara, Arya N Soemali menegaskan, selama ini Lintasarta telah secara aktif berperan dan terus melakukan perbaikan dalam mengimplementasi industri 4.0. Khususnya dalam pembangunan infrastruktur digital dan membentuk inovasi ekosistem yang masuk ke dalam list prioritas Indonesia.
“Kesiapan Lintasarta cloud infrastructure (infrastruktur awan Lintasarta) ditunjukkan dengan layanan tersertifikasi dan mengadopsi teknologi ICT mutakhir untuk mendukung percepatan kesiapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Hal itu diyakini dapat mendorong innovation agility yang merata di seluruh pelosok Indonesia,” kata Arya.
Terkait IKM, Lintasarta melalui program Appcelerate yang telah berlangsung sejak 2016, telah memberikan akses terhadap layanan cloud computing bagi para startup yang menjadi binaan. Pada tahun ini Appcelerate mengajak industri finance, suppy chain, dan smart city untuk terlibat langsung, yakni dengan menyampaikan poin-poin pentingg hingga menjadi mentor pada masa inkubasi dan akselerasi.Lintasarta Appcelerate adalah ajang pembuatan rencana bisnis dalam bentuk inovasi produk atau aplikasi digital, seperti mobile application, yang memiliki nilai bisnis. Dan tindakan ini dapat diterapkan untuk mendukung berbagai sektor industri seperti banking, financial, oil & gas, plantation, manufacture, e-health, logistic, transportation, dan smart city. Nantinya produk-produk dari Appcelerate akan dipasarkan ke lebih dari 2.400 pelanggan Lintasarta.Data center Lintasarta berlokasi di wilayah Indonesia dan dioperasikan oleh tim sendiri. Lintasarta cloud infrastruktur memliliki teknologi yang mutakhir, andal, dan terpercaya.
im Layanan Paripurna, Lintasarta Dukung Revolusi Industri 4.0
JAKARTA – Pemerintah tengah menggalakkan Revolusi Industri 4.0 guna memacu perekonomian nasional. Revolusi tersebut haruslah didukung oleh kemampuan Artificial Intelligence (AI), Virtual Reality (VR), Internet of Things (IoT) dan disokong jaringan atau broadband mumpuni.
Menjawab tantangan tersebut, Lintasarta, anak usaha PT Indosat Ooredoo Tbk ini menegaskan komitmennya mendukung industri nasional dalam menghadapi tren revolusi industri 4.0. Hal ini disammpaikan IT Services Director Lintasarta, Arya N Soemali saat mengikuti acara Making Indonesia 4.0 Conference di Gedung Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta.
“Mengingat peran penting dari layanan cloud computing sebagai underlying foundation untuk menopang implementasi teknologi di industri 4.0 seperti Artificial Intelligence, Virtual Reality, Internet of Things dan sebagainya, serta apa yang telah dimiliki oleh Lintasarta saat ini, kami berkomitmen untuk mendukung implementasi industri 4.0,” papar Arya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/10/2018).
Di perhelatan yang digagas oleh Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) dan Kemenperin tersebut, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, masyarakat tidak menyadari era industri 4.0 sudah mulai memasuki lini kehidupan mereka melalui teknologi-teknologi baru. Misalnya,i komputasi awan atau cloud computing yang sehari-hari digunakan.
“Penggunaancloudcomputing dalam kehidupan sehari-hari seperti google drive, dropbox, dan office 365 akan perlahan menggantikan teknologi lama yang menyimpan dokumen pada hard drive,” papar Menperin.
Airlangga juga menyebutkan, cloud computing merupakan infrastruktur utama dalam revolusi industri 4.0. “Teknologicloudcomputing akan menyokong layanan lain seperti big data analysis, internet of things, artificial intelligence, machine learning, dan blockchain. Oleh karena itu, teknologi komputasi awan merupakan salah satu infrastruktur digital yang penting dalam mendukung implementasi industri 4.0,” katanya lagi.
Lebih lanjut dikatakan, upaya mengadopsi teknologi digital memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur Indonesia. Ini menjadi salah satu cara mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi 10 ekonomi terbesar dunia pada 2030 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
Dengan begitu, sambung dia, perlu bagi industri nasional termasuk IKM dapat mengenal teknologi komputasi awan ini. Lalu mengambil manfaatnya untuk mendorong mereka melakukan transformasi digital.
“Terlebih sejumlah perusahaan rintisan (startup) di dalam negeri, yang menawarkan produk Internet as a Services (IaaS) seperti Go-Jek, Traveloka, dan Tokopedia telah menggunakancloudcomputing guna meningkatkan efisiensi di bidang informasi teknologi,” pungkasnya.
Hadir sebagai pembicara, Arya N Soemali menegaskan, selama ini Lintasarta telah secara aktif berperan dan terus melakukan perbaikan dalam mengimplementasi industri 4.0. Khususnya dalam pembangunan infrastruktur digital dan membentuk inovasi ekosistem yang masuk ke dalam list prioritas Indonesia.
“Kesiapan Lintasarta cloud infrastructure (infrastruktur awan Lintasarta) ditunjukkan dengan layanan tersertifikasi dan mengadopsi teknologi ICT mutakhir, untuk mendukung percepatan kesiapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Hal itu diyakini dapat mendorong innovation agility yang merata di seluruh pelosok Indonesia,” kata Arya.
Terkait IKM, Lintasarta melalui program Appcelerate yang telah berlangsung sejak 2016, telah memberikan akses terhadap layanan cloud computing bagi para startup yang menjadi binaan. Pada tahun ini Appcelerate mengajak industri finance, suppy chain, dan smart city untuk terlibat langsung, yakni dengan menyampaikan pain point hingga menjadi mentor pada masa inkubasi dan akselerasi.
Lintasarta Appcelerate adalah ajang pembuatan rencana bisnis dalam bentuk inovasi produk atau aplikasi digital, seperti mobile application, yang memiliki nilai bisnis. Dan tindakan ini dapat diterapkan untuk mendukung berbagai sektor industri seperti banking, financial, oil & gas, plantation, manufacture, e-health, logistic, transportation, dan smart city. Nantinya produk-produk dari Appcelerate akan dipasarkan ke lebih dari 2.400 pelanggan Lintasarta.
Data center Lintasarta berlokasi di wilayah Indonesia dan dioperasikan oleh tim sendiri. Lintasarta cloud infrastruktur memliliki teknologi yang mutakhir, andal, dan terpercaya.
Menjawab tantangan tersebut, PT Lintasarta, menegaskan komitmennya mendukung industri nasional dalam menghadapi tren revolusi industri 4.0. Hal ini disampaikan IT Services Director Lintasarta, Arya N Soemali saat mengikuti acara Making Indonesia 4.0 Conference di Gedung Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta.
“Mengingat peran penting dari layanan cloud computing sebagai underlying foundation untuk menopang implementasi teknologi di industri 4.0 seperti Artificial Intelligence, Virtual Reality, Internet of Things dan sebagainya, serta apa yang telah dimiliki oleh Lintasarta saat ini, kami berkomitmen untuk mendukung implementasi industri 4.0,” papar Arya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/10/2018).
Di perhelatan yang digagas oleh Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) dan Kemenperin tersebut, Menteri Perindustrian atau Menperin Airlangga Hartarto mengatakan, masyarakat tidak menyadari era industri 4.0 sudah mulai memasuki lini kehidupan mereka melalui teknologi-teknologi baru. Misalnya, komputasi awan atau cloud computing yang sehari-hari digunakan.
“Penggunaan cloud computing dalam kehidupan sehari-hari seperti google drive, dropbox, dan office 365 akan perlahan menggantikan teknologi lama yang menyimpan dokumen pada hard drive,” papar Menperin.
Airlangga juga menyebutkan, cloud computing merupakan infrastruktur utama dalam revolusi industri 4.0. “Teknologi cloud computing akan menyokong layanan lain seperti big data analysis, internet of things, artificial intelligence, machine learning, dan blockchain. Oleh karena itu, teknologi komputasi awan merupakan salah satu infrastruktur digital yang penting dalam mendukung implementasi industri 4.0,” katanya lagi.
Lebih lanjut dikatakan, upaya mengadopsi teknologi digital memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur Indonesia. Ini menjadi salah satu cara mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi 10 ekonomi terbesar dunia pada 2030 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
Dengan begitu, sambung dia, perlu bagi industri nasional termasuk IKM dapat mengenal teknologi komputasi awan ini. Lalu mengambil manfaatnya untuk mendorong mereka melakukan transformasi digital.
“Terlebih sejumlah perusahaan rintisan (startup) di dalam negeri, yang menawarkan produk Internet as a Services (IaaS) seperti Go-Jek, Traveloka, dan Tokopedia telah menggunakan cloud computing guna meningkatkan efisiensi di bidang informasi teknologi,” pungkasnya.
Hadir sebagai pembicara, Arya N Soemali menegaskan, selama ini Lintasarta telah secara aktif berperan dan terus melakukan perbaikan dalam mengimplementasi industri 4.0. Khususnya dalam pembangunan infrastruktur digital dan membentuk inovasi ekosistem yang masuk ke dalam list prioritas Indonesia.
“Kesiapan Lintasarta cloud infrastructure (infrastruktur awan Lintasarta) ditunjukkan dengan layanan tersertifikasi dan mengadopsi teknologi ICT mutakhir untuk mendukung percepatan kesiapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Hal itu diyakini dapat mendorong innovation agility yang merata di seluruh pelosok Indonesia,” kata Arya.
Terkait IKM, Lintasarta melalui program Appcelerate yang telah berlangsung sejak 2016, telah memberikan akses terhadap layanan cloud computing bagi para startup yang menjadi binaan. Pada tahun ini Appcelerate mengajak industri finance, suppy chain, dan smart city untuk terlibat langsung, yakni dengan menyampaikan poin-poin pentingg hingga menjadi mentor pada masa inkubasi dan akselerasi.Lintasarta Appcelerate adalah ajang pembuatan rencana bisnis dalam bentuk inovasi produk atau aplikasi digital, seperti mobile application, yang memiliki nilai bisnis. Dan tindakan ini dapat diterapkan untuk mendukung berbagai sektor industri seperti banking, financial, oil & gas, plantation, manufacture, e-health, logistic, transportation, dan smart city. Nantinya produk-produk dari Appcelerate akan dipasarkan ke lebih dari 2.400 pelanggan Lintasarta.Data center Lintasarta berlokasi di wilayah Indonesia dan dioperasikan oleh tim sendiri. Lintasarta cloud infrastruktur memliliki teknologi yang mutakhir, andal, dan terpercaya.
im Layanan Paripurna, Lintasarta Dukung Revolusi Industri 4.0
JAKARTA – Pemerintah tengah menggalakkan Revolusi Industri 4.0 guna memacu perekonomian nasional. Revolusi tersebut haruslah didukung oleh kemampuan Artificial Intelligence (AI), Virtual Reality (VR), Internet of Things (IoT) dan disokong jaringan atau broadband mumpuni.
Menjawab tantangan tersebut, Lintasarta, anak usaha PT Indosat Ooredoo Tbk ini menegaskan komitmennya mendukung industri nasional dalam menghadapi tren revolusi industri 4.0. Hal ini disammpaikan IT Services Director Lintasarta, Arya N Soemali saat mengikuti acara Making Indonesia 4.0 Conference di Gedung Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta.
“Mengingat peran penting dari layanan cloud computing sebagai underlying foundation untuk menopang implementasi teknologi di industri 4.0 seperti Artificial Intelligence, Virtual Reality, Internet of Things dan sebagainya, serta apa yang telah dimiliki oleh Lintasarta saat ini, kami berkomitmen untuk mendukung implementasi industri 4.0,” papar Arya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/10/2018).
Di perhelatan yang digagas oleh Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) dan Kemenperin tersebut, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, masyarakat tidak menyadari era industri 4.0 sudah mulai memasuki lini kehidupan mereka melalui teknologi-teknologi baru. Misalnya,i komputasi awan atau cloud computing yang sehari-hari digunakan.
“Penggunaancloudcomputing dalam kehidupan sehari-hari seperti google drive, dropbox, dan office 365 akan perlahan menggantikan teknologi lama yang menyimpan dokumen pada hard drive,” papar Menperin.
Airlangga juga menyebutkan, cloud computing merupakan infrastruktur utama dalam revolusi industri 4.0. “Teknologicloudcomputing akan menyokong layanan lain seperti big data analysis, internet of things, artificial intelligence, machine learning, dan blockchain. Oleh karena itu, teknologi komputasi awan merupakan salah satu infrastruktur digital yang penting dalam mendukung implementasi industri 4.0,” katanya lagi.
Lebih lanjut dikatakan, upaya mengadopsi teknologi digital memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur Indonesia. Ini menjadi salah satu cara mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi 10 ekonomi terbesar dunia pada 2030 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
Dengan begitu, sambung dia, perlu bagi industri nasional termasuk IKM dapat mengenal teknologi komputasi awan ini. Lalu mengambil manfaatnya untuk mendorong mereka melakukan transformasi digital.
“Terlebih sejumlah perusahaan rintisan (startup) di dalam negeri, yang menawarkan produk Internet as a Services (IaaS) seperti Go-Jek, Traveloka, dan Tokopedia telah menggunakancloudcomputing guna meningkatkan efisiensi di bidang informasi teknologi,” pungkasnya.
Hadir sebagai pembicara, Arya N Soemali menegaskan, selama ini Lintasarta telah secara aktif berperan dan terus melakukan perbaikan dalam mengimplementasi industri 4.0. Khususnya dalam pembangunan infrastruktur digital dan membentuk inovasi ekosistem yang masuk ke dalam list prioritas Indonesia.
“Kesiapan Lintasarta cloud infrastructure (infrastruktur awan Lintasarta) ditunjukkan dengan layanan tersertifikasi dan mengadopsi teknologi ICT mutakhir, untuk mendukung percepatan kesiapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Hal itu diyakini dapat mendorong innovation agility yang merata di seluruh pelosok Indonesia,” kata Arya.
Terkait IKM, Lintasarta melalui program Appcelerate yang telah berlangsung sejak 2016, telah memberikan akses terhadap layanan cloud computing bagi para startup yang menjadi binaan. Pada tahun ini Appcelerate mengajak industri finance, suppy chain, dan smart city untuk terlibat langsung, yakni dengan menyampaikan pain point hingga menjadi mentor pada masa inkubasi dan akselerasi.
Lintasarta Appcelerate adalah ajang pembuatan rencana bisnis dalam bentuk inovasi produk atau aplikasi digital, seperti mobile application, yang memiliki nilai bisnis. Dan tindakan ini dapat diterapkan untuk mendukung berbagai sektor industri seperti banking, financial, oil & gas, plantation, manufacture, e-health, logistic, transportation, dan smart city. Nantinya produk-produk dari Appcelerate akan dipasarkan ke lebih dari 2.400 pelanggan Lintasarta.
Data center Lintasarta berlokasi di wilayah Indonesia dan dioperasikan oleh tim sendiri. Lintasarta cloud infrastruktur memliliki teknologi yang mutakhir, andal, dan terpercaya.
(mim)