Belgia Peringatkan Teknologi Google Ancam Rahasia Vital Negara
A
A
A
BRUSSEL - Belgia akan menuntut Google karena dianggap memata-matai rahasia militer negaranya. Pasalnya teknologi yang ada di Google Maps bisa menampilkan detail semua markas mileter tanpa diburamkan ditampilkan di Google Maps, Earth, dan Street View tanpa dikaburkan gambarnya.
Pemerintah Belgia mengambil tindakan hukum terhadap raksasa teknologi Google karena pada informasi sensitif yang ditampilkan di platform situs tersebut. Ini termasuk pandangan udara pangkalan militer dan fasilitas tenaga nuklir tersebar di seluruh negeri.
Para pejabat militer mengkonfirmasi kemarin bahwa mereka memiliki niat untuk mengejar Google melalui pengadilan di tengah kekhawatiran akan risiko keamanan yang diakibatkan citra satelit tanpa sensor.
Tanpa memberikan rincian lebih lanjut, juru bicara Departemen Pertahanan mengatakan itu "akan menuntut Google". tulis Dailystar dalam beritanya Minggu (30/9/2018).
Google Belgia pu telah mengecam keputusan tersebut, menyebutnya sebagai "rasa malu". Michiel Sallaets, juru bicara Google, mengatakan: “Sangat memalukan Departemen Pertahanan Belgia telah memutuskan untuk mengambil keputusan ini. Kami telah bekerja sama dengan mereka selama lebih dari dua tahun, dan diizinkan membuat perubahan pada peta legal di bawah hukum Belgia, Kami berencana untuk terus bekerja dengan mereka dalam semangat kerja sama."
Google sebelumnya memiliki masalah dengan pemerintah di seluruh dunia yang mengeluhkan teknologi pemetaannya dapat mengekspos informasi militer yang sensitif.
Sebelumnya, itu seperti diminta untuk mengaburkan gambar markas dan situs militer di Perancis, Jerman dan Belanda. Google Street View juga tidak disetujui di India karena khawatir informasi sensitif akan ditampilkan untuk semua orang di seluruh dunia untuk melihatnya.
Sebelumnya 2016 lalu, Pemerintah India dilaporkan menolak rencana Google untuk merekam jalan-jalan di negara itu lewat layanan Street View. Alasannya disebut berkaitan dengan kekhawatiran soal keamanan.
Streetview adalah layanan virtual mapping dari Google yang merekam pemandangan di jalanan dengan mobil yang dilengkapi kamera khusus. Foto-foto hasil hasilnya lantas bisa dilihat oleh pengguna internet dalam bentuk panorama 360 derajat.
Mobil Street View sudah merekam jalanan sepanjang 14,4 juta kilometer di lebih dari 65 kota di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di India, Street View sejauh ini baru merekam obyek-obyek wisata dan landmark saja, seperti Taj Mahal di Agra dan Gerbang India di Mumbai. Mobil-mobil Google belum menjelajah jalanan di negara tersebut.
Penolakan terhadap Street View mengemuka setelah adanya serangan teroris di Mumbai dan bandara militer Pathankot, Januari lalu. Penyelidik meyakini para pelaku mempelajari tata letak bandara dari Google Maps.
Belum bisa dipastikan apakah penolakan atas Street View hanya bersifat sementara atau permanen. Google menyatakan belum mendapat informasi resmi mengenai penolakan tersebut dari pemerintah India.
Pemerintah Belgia mengambil tindakan hukum terhadap raksasa teknologi Google karena pada informasi sensitif yang ditampilkan di platform situs tersebut. Ini termasuk pandangan udara pangkalan militer dan fasilitas tenaga nuklir tersebar di seluruh negeri.
Para pejabat militer mengkonfirmasi kemarin bahwa mereka memiliki niat untuk mengejar Google melalui pengadilan di tengah kekhawatiran akan risiko keamanan yang diakibatkan citra satelit tanpa sensor.
Tanpa memberikan rincian lebih lanjut, juru bicara Departemen Pertahanan mengatakan itu "akan menuntut Google". tulis Dailystar dalam beritanya Minggu (30/9/2018).
Google Belgia pu telah mengecam keputusan tersebut, menyebutnya sebagai "rasa malu". Michiel Sallaets, juru bicara Google, mengatakan: “Sangat memalukan Departemen Pertahanan Belgia telah memutuskan untuk mengambil keputusan ini. Kami telah bekerja sama dengan mereka selama lebih dari dua tahun, dan diizinkan membuat perubahan pada peta legal di bawah hukum Belgia, Kami berencana untuk terus bekerja dengan mereka dalam semangat kerja sama."
Google sebelumnya memiliki masalah dengan pemerintah di seluruh dunia yang mengeluhkan teknologi pemetaannya dapat mengekspos informasi militer yang sensitif.
Sebelumnya, itu seperti diminta untuk mengaburkan gambar markas dan situs militer di Perancis, Jerman dan Belanda. Google Street View juga tidak disetujui di India karena khawatir informasi sensitif akan ditampilkan untuk semua orang di seluruh dunia untuk melihatnya.
Sebelumnya 2016 lalu, Pemerintah India dilaporkan menolak rencana Google untuk merekam jalan-jalan di negara itu lewat layanan Street View. Alasannya disebut berkaitan dengan kekhawatiran soal keamanan.
Streetview adalah layanan virtual mapping dari Google yang merekam pemandangan di jalanan dengan mobil yang dilengkapi kamera khusus. Foto-foto hasil hasilnya lantas bisa dilihat oleh pengguna internet dalam bentuk panorama 360 derajat.
Mobil Street View sudah merekam jalanan sepanjang 14,4 juta kilometer di lebih dari 65 kota di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di India, Street View sejauh ini baru merekam obyek-obyek wisata dan landmark saja, seperti Taj Mahal di Agra dan Gerbang India di Mumbai. Mobil-mobil Google belum menjelajah jalanan di negara tersebut.
Penolakan terhadap Street View mengemuka setelah adanya serangan teroris di Mumbai dan bandara militer Pathankot, Januari lalu. Penyelidik meyakini para pelaku mempelajari tata letak bandara dari Google Maps.
Belum bisa dipastikan apakah penolakan atas Street View hanya bersifat sementara atau permanen. Google menyatakan belum mendapat informasi resmi mengenai penolakan tersebut dari pemerintah India.
(wbs)