Nelayan Malang dan Sinjai Makin Mudah Cari Tangkapan dengan VMS
A
A
A
Teknologi memudahkan pekerjaan apapun, salah satunya nelayan. Hal inilah yang segera dirasakan oleh nelayan di Malang, Jawa Timur dan Sinjai, Sulawesi Selatan.
Melalui solusi sistem pemantauan kapal perikanan (Vessel Monitoring Solution / VMS), maka ke depan produktivitas penangkapan ikan di Malang dan Sinjai bakal lebih meningkat. VMS sendiri disediakan oleh Telkomsel MyBusiness dan Sisfo Indonesia guna memberikan manfaat teknologi telekomunikasi ke seluruh lapisan masyarakat.
Komitmen layanan solusi sistem pemantauan kapal perikanan tersebut belum lama ini ditandatangani oleh Telkomsel bersama pemerintah daerah serta nelayan di dua wilayah itu. Dengan ditandatanganinya kerja sama tersebut, solusi VMS segera melayani KUD Mina Jaya dan Kelompok Nelayan Rukun Jaya di Sendang Biru, Malang, serta Kelompok Nelayan Aisyah dan Ikrar Jaya Group di Sinjai, Sulawesi Selatan.
“Terima kasih atas kepercayaan pemerintah daerah beserta kelompok nelayan di Sendang Biru dan Sinjai yang telah memilih kami sebagai solusi aktivitas penangkapan ikan bagi para nelayan lokal. Kami harap solusi ini dapat mendukung sinkronisasi kebutuhan nelayan lokal dengan kebijakan pemerintah dalam menjaga sumberdaya kelautan dan perikanan Indonesia,” kata Vice President Corporate Account Management Telkomsel Primadi K Putra di Jakarta, Selasa (28/8/2018).
VMS sendiri merupakan solusi sistem pemantauan ikan dari Sisfo Indonesia dengan teknologi hybrid yang didukung infrastruktur GSM dari Telkomsel myBusiness. Infrastruktur GSM yang digunakan pada VMS tidak hanya akan membantu pemerintah dalam memantau aktivitas penangkapan ikan nelayan, tapi juga akan membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan.
Dengan dukungan infrastruktur jaringan GSM, teknologi hybrid pada VMS akan lebih banyak membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas penangkapan ikan yang lebih baik, serta membantu komunikasi dari kapal. Sedangkan bagi pemerintah, VMS merupakan bagian dari usaha dalam memerangi illegal, unreported dan unregulated fishing.
"Selain itu, VMS juga akan membantu fishing coordinator/pemilik kapal meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan informasi kapal, serta untuk memperkirakan hasil tangkapan ikan," tuturnya.
Selain teknologi konektivitas hybrid, solusi VMS juga memililki banyak fitur. Di antaranya, Tracking untuk memonitor posisi dan pergerakan kapal, Log Book yang memungkinkan nelayan melaporkan posisi penangkapan dan hasil ikan sehingga hasil tangkapan diterima oleh pasar dengan harga yang layak. Lalu Fish Forecast guna membantu nelayan mengidentifikasi keberadaan ikan di laut, Distress Solution/Panic Button yang dapat digunakan nelayan untuk menginformasikan keadaan darurat di kapal untuk mendapatkan bantuan.
Selain itu ada juga fitur Weather Information yang memberikan informasi perkiraan cuaca dari pihak otoritas seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Messaging Service yang merupakan sistem pengiriman pesan untuk memungkinkan nelayan berkomunikasi dengan petugas pelabuhan yang berwenang di darat, serta Geofencing yang memanfaatkan GPS atau radio frequency identification untuk membantu nelayan mendapatkan informasi ketika memasuki daerah terlarang untuk menangkap ikan/marine protection area.
Melalui solusi sistem pemantauan kapal perikanan (Vessel Monitoring Solution / VMS), maka ke depan produktivitas penangkapan ikan di Malang dan Sinjai bakal lebih meningkat. VMS sendiri disediakan oleh Telkomsel MyBusiness dan Sisfo Indonesia guna memberikan manfaat teknologi telekomunikasi ke seluruh lapisan masyarakat.
Komitmen layanan solusi sistem pemantauan kapal perikanan tersebut belum lama ini ditandatangani oleh Telkomsel bersama pemerintah daerah serta nelayan di dua wilayah itu. Dengan ditandatanganinya kerja sama tersebut, solusi VMS segera melayani KUD Mina Jaya dan Kelompok Nelayan Rukun Jaya di Sendang Biru, Malang, serta Kelompok Nelayan Aisyah dan Ikrar Jaya Group di Sinjai, Sulawesi Selatan.
“Terima kasih atas kepercayaan pemerintah daerah beserta kelompok nelayan di Sendang Biru dan Sinjai yang telah memilih kami sebagai solusi aktivitas penangkapan ikan bagi para nelayan lokal. Kami harap solusi ini dapat mendukung sinkronisasi kebutuhan nelayan lokal dengan kebijakan pemerintah dalam menjaga sumberdaya kelautan dan perikanan Indonesia,” kata Vice President Corporate Account Management Telkomsel Primadi K Putra di Jakarta, Selasa (28/8/2018).
VMS sendiri merupakan solusi sistem pemantauan ikan dari Sisfo Indonesia dengan teknologi hybrid yang didukung infrastruktur GSM dari Telkomsel myBusiness. Infrastruktur GSM yang digunakan pada VMS tidak hanya akan membantu pemerintah dalam memantau aktivitas penangkapan ikan nelayan, tapi juga akan membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan.
Dengan dukungan infrastruktur jaringan GSM, teknologi hybrid pada VMS akan lebih banyak membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas penangkapan ikan yang lebih baik, serta membantu komunikasi dari kapal. Sedangkan bagi pemerintah, VMS merupakan bagian dari usaha dalam memerangi illegal, unreported dan unregulated fishing.
"Selain itu, VMS juga akan membantu fishing coordinator/pemilik kapal meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan informasi kapal, serta untuk memperkirakan hasil tangkapan ikan," tuturnya.
Selain teknologi konektivitas hybrid, solusi VMS juga memililki banyak fitur. Di antaranya, Tracking untuk memonitor posisi dan pergerakan kapal, Log Book yang memungkinkan nelayan melaporkan posisi penangkapan dan hasil ikan sehingga hasil tangkapan diterima oleh pasar dengan harga yang layak. Lalu Fish Forecast guna membantu nelayan mengidentifikasi keberadaan ikan di laut, Distress Solution/Panic Button yang dapat digunakan nelayan untuk menginformasikan keadaan darurat di kapal untuk mendapatkan bantuan.
Selain itu ada juga fitur Weather Information yang memberikan informasi perkiraan cuaca dari pihak otoritas seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Messaging Service yang merupakan sistem pengiriman pesan untuk memungkinkan nelayan berkomunikasi dengan petugas pelabuhan yang berwenang di darat, serta Geofencing yang memanfaatkan GPS atau radio frequency identification untuk membantu nelayan mendapatkan informasi ketika memasuki daerah terlarang untuk menangkap ikan/marine protection area.
(mim)